Saturday, April 14, 2012

Perempuan dan bulan April

QS. an-Nahl [16]:97, yang artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan“. Tema perempuan masih menjadi topik hangat apalagi ketika kita mrnginjak bulan April. Perempuan sebagai lambang dari peradaban masih memiliki lebih banyak kesempatan untuk saat ini. Faktanya jumlah perempuan yang ada saat ini memiliki kompetensi untuk berkontribusi di berbagai bidang termasuk pada dakwah. Dengan keinginan untuk selalu menimba ilmu dan pengetahuan yang kini dapat diakses melalui mana saja perempuan siap berkompetisi dalam kebaikan tanpa peninggalkan hakekat dan kewajibannya sebagai seorang perempuan. Islam tidak membedakan antara pria dan wanita dalam kewajiban mencari ilmu dan melakukan pendalaman serta pengembangan ilmu pengetahuan; karena kewajiban menuntut ilmu dalam Islam berlaku untuk semua, sebagaimana sabda Nabi saw: "طلب العلم فريضة على كل مسلم" “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim” setiap muslim dalam hadits ini mencakup wanita dan pria’’ Dengan demikian perempuan memiliki hak yang sama dalam hal mencari ilmu. Ilmu yang ada kini bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan namun juga ilmu yang ada di kehidupan yang penting untuk peran perempuan dalam kenegaraan khususnya adalah politik. Peran perempuan memiliki hak dan tempat untuk mencurahkan pemikirannya serta ide ide kritis yang nantinya dapat memperbaiki keadaan negara. Eforia kesetaraan gender masih memiliki gaungnya hingga sampai saat ini. perempuan memanggap kesetaraan gender sebagai bidikan langkah yang pada faktanya masih di perjuangkan. Sehingga kesempatan untuk berkontribusi baik sebagai individu maupun dalam peran kebangsaannya perempuan kini mampu lebih jeli mengambil posisi. Hak kursi di DPR maupun 30% partai politik merupakan contoh sebuah penghargaan. Kini suara perempuan memiliki porsi untuk terwakilkan di tempat yang seharusnya. Sehingga perempuan dapat berpartisipasi dalam pembangunan negara. Pembangunan secara langsung maupun mendidik putra dan putrinya menjadi sosok tangguh yang siap mengeliminasi keburukan di negara dan siaga untuk barisan perbaikan untuk negara dan bangsa ini. Pada jaman Nabi Muhammad saw terdapat peran tangguh perempuan yang begitu membumi. Baik di dalam sebuah roda perpolitikan maupun di luar itu perempuan memiliki andil besar dalam dakwah. Ummu Salamah ra,Istri Nabi saw adalah perempuan yang ikut serta dengan Rosulullah dalam peristiwa Perjanjian Hudaibiyah. Demikian luar biasa beliau memberikan ide dan solusi kongkret diantara para pejuang yang tak kenal lelah berada di jalanNya. Dan salah seorang yang begitu menginspirasi dalam kehidupan saya yang lain adalah Ummu Hani binti Abi Thalib yang berperan pada jaman itu. Peran yang di milikinya adalah dengan membangun rumah sakit. Dengan demikian Islam pun memiliki ruang dimana perempuan memiliki banyaknya celah untuk berkontribusi lebih untuk negara dalam jalan politik. Peran tersebut harus disertai dengan niat yang benar bahwa perempuan tidak akan meninggalkan peran perempuannya yang sesungguhnya baik secara individu maupun keluarga. Langkah tersebut di perbolehkan selama ada kemaslahatan yang akan terjadi. Namun ada hal yang tidak di perbolehkan yaitu kepala negara. Hal tersebut memiliki alasan bahwa perempuan tidak memiliki kapassitas yang memnadai untuk menjalani beban amanah untuk menjadi pemimpin di suatu negara. Walaupun terdapat salah satu pemimpin perempuan yaitu Ratu Bilqis. Hal itu jarang terjadi sehingga penetapan hukum dalam Islam berlandaskan pada sesuatu yang lebih global dan keumuman bukan sesuatu yang jarang, bahkan ulama Islam mengatakan: ”an-Nadir laa Hukma Lahu” sesuatu yang jarang tidak memiliki hukum (tidak menjadi dasar hukum)”[28] . Perempuan yang memilih langkahnya dalam dunia politik pun memiliki etika yang harus di patuhi tentunya. Bukan hanya dalam segi langkah maupun pergerakan namun juga sebuah opini yang di timbukannya dengan keputusannya itu. Ada banyak penilaian yang akan hadir baik itu karena dirinya maupun keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu menjaga diri dari segala penilaian orang yang walau bagaimanapun akan mempengaruhi hidup kita seharusnya dapat menjaga hal yang tidak seharusnya. Terdapat etika yang selama ini harusnya di jaga yaitu beberapa hal diantaranya adalah menjaga kehormatan dirinya. Sebagaimana menjaga kehidupan diri maupun keluarganya dalam langkah politikpun perempuan harus dapat menempatkan diri di jalan yang tepat. Yang kedua adalah tidak melakukan Tabarruj atau berbolek berlebihan yang mengundang fitnah. Yang ketiga adalah menghindari ikhtilath apalagi khalwat yang memiliki peluang untuk terjadi. Yang ke empat adalah melakukan komunikasi yang sesuai keperluan pada batasan yang sewajarnya dan logis. Perempuan yang dalam ini dapat mengambil posisi sesuuai dengan porsinya memiliki banyak hal yang menjadikannya kelebihan. Dimanapun posisi yang di pilihnya perempuan memiliki hal yang mengesankan untuk dijadikan tauladan. Baik itu di bangku perpolitikan maupun dirumah dan menjadi pengurus rumah tangga. Perempuan merupakan agen penting dalam pelaksanaan negara untuk saat ini. karena tidak ada pemuda pemuda tangguh yang lahir dari perempuan atau ibu yang luar biasa pula. Sehingga pilihan untuk tempat di rumah sebagai posisi yang mendukung dari belakangpun perempuan selalu memiliki porsi yang mengesankan untuk di berikan penghargaan yang tinggi. Dengan demikian kian tegas bahwa perempuan yang memiliki kesadaran dan kepekaan sosial yang bertempat pada langkahnya berjuang di jalanNya memiliki hak untuk ikut memperjuangkan kebaikan untuk negaranya. Begitu pula pula dengan perempuan yang memilih untuk berada di luar jalur perpolitikan bagaimanapu mereka merupakan aset tangguh yang akan mengasah dan mengajari anak anak mereka untuk menjadi pejuang tak tak kalah penting untuk perbaikan negeri. Melihat posisi wanita dalam Islam karena kemuliaan dan penghargaan dirinya yang diberikan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an dan juga oleh Nabi Muhammad saw Rasul Penutup dan Penyempurna, maka sangat benar perkataan seorang penyair Islam: الأم مدرسة إذا أعددتها أعددت شعبا طيب الأعراق Ibu (wanita) ibarat madrasah (lembaga belajar dan mendidik), jika kamu mempersiapkannya (dengan baik) berarti kamu telah dan sedang mempersiapkan bangsa yang baik budayanya.
Perempuan memiliki pilihan yang mereka perjuangkan. Dan sudah seharusnya jika pilihan mereka adalah bergerak untuk melakukan dakwah khususnya dalam politik maupun pergerakan itupun harus di hargai. Dengan catatan bahwa dirinya dapat menjaga kehormatannya dan tetap melakukan kewajibannya sesuai dengan apa yang seharusnya. (arma – unnes)

No comments:

Post a Comment