Tuesday, January 21, 2014

Meja bundar FE

Hujan nampaknya menggenapkan senyuman yang tertarmbat. Ada banyak hal yang tertera dalam rintiknya. Bahkan selagi aku tak menatapnya dengan segera. Yah. Ada banyak hal tersimpan dalam hujan. Menghujam hati dalam setiap rintiknya. Siapapun ia yang menyayangiku tahu. Aku begitu menyukai hujan.

Terlampir sudah hidupku di sini. Dalam sela mimpi yang membenamkan ku pada jurang syukur terdalam. Hingga nampaknya tak perlu aku list nya satu per satu. Karena tak akan sanggup aku mengabulkannya. Allah menempatkanku pada tempat yang begitu elok untuk di lukiskan.

Hingga beberapa waktu aku kembali tertambat. Duduk di meja bundar FE ini lagi. Iya, paling ujung, paling dekat dengan jalan menuju mushola. Sebari melihat dedaunan yang terjatuh di sela angin yang membawa aroma hujan.

Sungguh menawan rasanya disini. Rasanya segala hal terulang. Di sini banyak berawal banyak hal. Banyak tercipta ratusan kisah. Malampirkan ribuan kesyukuran hingga aku tak mampu menghadapinya satu per satu. Aku terlampau kecil untuk mengesatui segalanya. Oleh karenanya aku diberikanNYA satu cinta yang tiada batas hanya padaNYA. Hanya DIA. ALLAH semata.

Kerinduan ini membuncah untuk sekejap mata. Mereka yang sempat singgah dalam hidupku. Menguraikan nada yang berbeda dalam alunan cerita yang ku miliki. Mereka yang sempat meletakkan tangannya utntuk berikar tak akan tergantikan oleh masa. Nyatanya mulai singgah di peraduan masing-masing. Membawa jutaan kenangan kami. Dan kemudian berdiri dengan tagguh dengan takdir masing-masing.

Sepantasnya aku tahu, diantara mereka itu ada yang selalu melihat satu sama lain. Walau dalam jarak yang berjeda. Namun tetap terpatri dalam sekat yang sama. Do’a yang sama. Untuk persaudaraan yang tak akan lekang bahkan lebih lekat dari hubungan darah.

Semoga Allah menjaga kalian dimanapun dan apapun amanah kalian sekarang.

(mejabundar fe)
(sebari menunggu hujan tiba)

No comments:

Post a Comment