Saturday, July 19, 2025

Mata Pelajaran Marketing - Fase F - XI BR 3 - Sesuai dengan CP TERBARU 2025

Capaian Pembelajaran

Pada akhir Fase F, murid memiliki kemampuan menganalisis konsep pasar dalam pemasaran (struktur dan bentuk pasar), serta menerapkan studi kelayakan usaha, penyusunan rencana usaha (proposal usaha atau Business Model Canvas), strategi pemasaran (Segmenting, Targeting, Positioning), dan strategi bauran pemasaran (4P atau 7P).

Materi Pembelajaran 

  1. Konsep pasar dalam pemasaran (struktur dan bentuk pasar)
  2. Studi kelayakan usaha (analisis SWOT)
  3. Rencana usaha (proposal usaha atau Business Model Canvas)
  4. Strategi pemasaran (Segmenting, Targeting, Positioning)
  5. Strategi bauran pemasaran (4P: Product, Price, Place, Promotion atau 7P: Product, Price, Place, Promotion, Process, People). 

SESUAI DENGAN 
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR 046/H/KR/2025 TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH


Friday, July 18, 2025

Mata Pelajaran Pilihan Digital Branding Fase F XI BR 2 - Sesuai dengan CP TERBARU 2025




Capaian Pembelajaran

Pada akhir Fase F, murid memiliki kemampuan menganalisis ruang lingkup digital branding, membuat logo secara online, menerapkan produksi konten digital serta manajemen publikasi konten.

Materi Pembelajaran 

  1. Pengantar digital branding
  2. Pembuatan logo secara online
  3. Produksi konten digital
  4. Manajemen publikasi konten. 

Mata Pelajaran Pilihan Bisnis Retail - XI BD - Fase F - Sesuai dengan CP TERBARU 2025

Capaian Pembelajaran 

Pada akhir Fase F, murid memiliki kemampuan menganalisis ruang lingkup bisnis ritel; menerapkan proses bisnis ritel (ordering, receiving, warehousing, displaying, selling), daily activity retail, strategi bauran ritel (Produk, Harga, Promosi, Pelayanan, Fasilitas Fisik), manajemen persediaan barang dagang (pencatatan, perhitungan, dan stock opname); serta menganalisis waralaba. 

Materi Pembelajaran 

  1. Ruang lingkup bisnis ritel
  2. Proses bisnis ritel (ordering, receiving, warehousing, displaying, selling), daily activity retail
  3. Strategi bauran ritel (Produk, Harga, Promosi, Pelayanan, Fasilitas Fisik)
  4. Manajemen persediaan barang dagang (pencatatan, perhitungan, dan stock opname), waralaba
  5. Teknik memperoleh modal usaha.  


Mata Pelajaran Dasar Dasar Pemasaran Fase E X PM 4 - Sesuai dengan CP TERBARU 2025




 Capaian Pembelajaran 

Pada akhir Fase E, murid memiliki kemampuan wawasan dunia kerja bidang pemasaran di berbagai industri Menganalisis proses bisnis dalam bidang pemasaran secara menyeluruh pada berbagai jenis industri dan usaha, perkembangan pemasaran mulai dari konvensional sampai dengan penerapan teknologi modern, industri 4.0, Internet of Things (IoT), teknologi digital dalam pemasaran, isu-isu perkembangan yang muncul dan hilang ke depan terkait dengan dunia pemasaran, seperti digital marketing, e-commerce, marketplace, media sosial, dan sejenisnya, profil pekerjaan/profesi (job profile) dalam bidang pemasaran di masa sekarang dan dimasa mendatang, seperti kasir, pramuniaga, sales executive, merchandiser, digital marketer, public relation, dan sejenisnya, serta peluang usaha di bidang pemasaran, seperti dropshipping, drop servicing, affiliate marketing, marketing agency, content creator, dan sejenisnya, serta mampu menentukan karir di bidang yang sesuai dengan bakat, minat, dan renjana (passion). Kecakapan kerja dasar (basic job skills), K3, dan budaya kerja Menerapkan prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja, penanganan dan antisipasi keadaan darurat, serta mempertahankan standar penampilan pribadi, dan budaya kerja; menganalisis masalah-masalah ekonomi, model ekonomi, pelaku ekonomi, perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi, menerapkan ilmu ekonomi dalam kegiatan usaha, memahami administrasi umum serta fungsi-fungsi manajemen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa, mengidentifikasi sinyal-sinyal calon pelanggan, menentukan bahasa pemasaran yang tepat serta membuat buyer persona, agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan; dan menerapkan pelayanan prima saat melakukan pelayanan penjualan, konsep AIDA, serta mampu untuk bekerja di dalam tim (teamwork). 

Elemen dan deskripsi elemen mata pelajaran Dasar Dasar Pemasaran adalah sebagai berikut. 

Elemen Wawasan Dunia Kerja Bidang Pemasaran

Meliputi permasalahan aktivitas  Di Berbagai Industri pekerjaan pada bidang pemasaran secara menyeluruh pada berbagai jenis industri dan usaha, integrasi teknologi digital dalam praktik pemasaran dengan mempertimbangkan nilai etika dan tanggung jawab sosial terkait dengan dunia pemasaran, seperti digital marketing, e-commerce, marketplace, dan media sosial, profil pekerjaan/profesi (job-profile) dalam bidang pemasaran di masa sekarang dan di masa mendatang seperti kasir, pramuniaga, sales executive, merchandiser, digital marketer, dan public relation, serta peluang usaha di bidang pemasaran, seperti dropshipping, drop servicing, affiliate marketing, marketing agency, dan content creator murid juga mampu menentukan karir di bidang yang sesuai dengan bakat, minat, dan renjana (passion), prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja, menangani keadaan darurat dan mengantisipasi, mempertahankan standar penampilan pribadi, serta memberikan umpan balik mengenai kesehatan, keselamatan, dan keamanan. 

Elemen Kecakapan Kerja Dasar (Basic Job Skills), K3, dan Budaya Kerja 

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa, mengidentifikasi sinyal-sinyal calon pelanggan, menentukan bahasa pemasaran yang tepat, serta membuat buyer persona untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, pelayanan prima saat melakukan pelayanan penjualan, menerapkan konsep attention, interest desire, action (AIDA), serta mampu untuk bekerja di dalam tim (teamwork), masalah-masalah ekonomi, memahami model ekonomi, pelaku ekonomi, perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi, menerapkan ilmu ekonomi dalam kegiatan usaha, dan administrasi umum, serta fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi pemasaran

Materi Pembelajaran  

Elemen Wawasan Dunia Kerja Bidang Pemasaran


Elemen Kecakapan Kerja Dasar (Basic Job Skills), K3, dan Budaya Kerja 

Fighting Pembelajaran Tahun Ajaran 2025-2026

Dasar Dasar Pemasaran - X PM 4 - Fase E

^_^

Mata Pelajaran Pilihan Bisnis Retail - XI BD - Fase F

^_^

Mata Pelajaran Pilihan Digital Branding - XI BR 2 - Fase F

^_^

Mata Pelajaran Marketing - XI BR 3 - Fase F

^_^



Friday, July 11, 2025

5 hal yang perlu disiapkan guru sebelum memulai pembelajaran baru



5 hal yang perlu disiapkan guru sebelum memulai pembelajaran baru:
Perencanaan Pembelajaran (RPP atau Modul Ajar
Guru perlu menyiapkan perangkat ajar yang mencakup tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, strategi yang digunakan, serta asesmen atau evaluasi. Dalam Kurikulum Merdeka, ini bisa berupa modul ajar


Pemahaman terhadap Materi Ajar
Guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, termasuk konsep dasar, contoh-contoh penerapannya, dan relevansi materi dengan kehidupan nyata atau dunia kerja (terutama di SMK).


  1. Strategi dan Metode Pembelajaran
    Menentukan metode yang akan digunakan, seperti diskusi, praktik langsung, Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), atau demonstrasi, sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran



Media dan Sumber Belajar
Guru menyiapkan media pembelajaran seperti video, gambar, alat praktik, presentasi, atau bahan cetak. Sumber belajar bisa berupa buku teks, internet, modul, atau narasumber ahli


Penyesuaian dengan Karakteristik Peserta Didik
Guru perlu memahami kondisi siswa, seperti gaya belajar, latar belakang, kebutuhan khusus (jika ada), dan tingkat pemahaman sebelumnya, agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan inklusif.


Wednesday, July 9, 2025

"Ketika Ombak Menulis Sejarah: Rahasia Terukir di Tiap Lekuk Batu Pantai Bali yang Mengubah Perspektif Hidupmu!"


 

Bebatuan di pantai Bali bukanlah sekadar bongkahan anorganik; mereka adalah narator bisu dari kisah-kisah abadi. Setiap lekukan, setiap guratan, adalah babak yang terukir oleh waktu dan elemen. Mereka terhampar dari ujung barat hingga timur pulau dewata, mulai dari tebing-tebing kokoh di Uluwatu yang menjulang angkuh menantang samudra, hingga serakan kerikil dan batu vulkanik hitam di pesisir utara dan timur yang menyerap panas mentari. Keberadaan mereka menjadi penanda geografis, sekaligus pengingat konstan akan kekuatan alam yang tak terbayangkan. Mereka ada di sana jauh sebelum manusia menjejakkan kaki, menyaksikan peradaban tumbuh dan surut, seolah-olah menyimpan memori purba yang tak terucap.

Ribuan tahun lamanya, bebatuan ini menjadi saksi bisu perjalanan hidup. Mereka melihat ombak menggerus dengan kekuatan tak henti, mengubah bentuk dan tekstur sedikit demi sedikit, hari demi hari. Badai datang dan pergi, membawa serpihan karang dan cangkang laut yang kemudian menyatu dalam formasi mereka. Mereka menyaksikan matahari terbit yang memulas langit dengan warna keemasan, dan senja yang merona, melukis siluet di cakrawala. Tak hanya itu, bebatuan ini juga menjadi pijakan bagi para nelayan yang berlayar mencari nafkah, tempat bermain anak-anak yang tertawa riang, hingga saksi bisu bisikan cinta dan janji setia di bawah rembulan. Setiap interaksi, sekecil apa pun, meninggalkan jejak energi yang meresap ke dalam pori-pori mereka, menjadikan mereka lebih dari sekadar batu, melainkan entitas yang bernyawa dalam diam.

Pasang dan surut takdir senantiasa menempanya, serupa dengan kehidupan manusia. Saat air laut pasang, mereka terendam, tak terlihat, seolah menghilang dalam dekapan samudra luas. Namun, ketika surut tiba, mereka kembali menampakkan diri, menunjukkan identitas dan kekuatannya yang sejati. Fase pasang mengajarkan mereka tentang adaptasi, fleksibilitas, dan kesabaran untuk menunggu waktu yang tepat. Sementara fase surut adalah manifestasi dari ketahanan, keberanian untuk menampakkan diri seutuhnya, meski dengan segala ketidaksempurnaan dan bekas luka yang ada. Proses ini membentuk mereka menjadi tirai daratan yang tak rata, berbukit dan berlubang, namun justru di situlah letak keindahan dan karakter unik mereka. Setiap tonjolan dan cekungan adalah catatan perjuangan, bukti dari setiap hantaman dan pelukan ombak yang tak pernah lelah.

Dari keragaman bentuk dan teksturnya, bebatuan pantai Bali menyiratkan makna yang mendalam. Batu-batu karang yang tajam mengingatkan kita akan batasan dan pertahanan diri, sementara batu-batu yang membulat dan halus oleh gerusan air mengajarkan tentang penerimaan dan kemampuan untuk melunak. Mereka tidak pernah menolak sentuhan ombak, tidak pernah melawan takdir air yang datang dan pergi. Sebaliknya, mereka beradaptasi, berinteraksi, dan bahkan memanfaatkan kekuatan ombak untuk membentuk diri mereka menjadi lebih kuat dan berkarakter. Ini adalah pelajaran tentang resiliensi, tentang bagaimana menghadapi tantangan hidup bukan dengan perlawanan keras, melainkan dengan adaptasi cerdas yang pada akhirnya akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih utuh dan bijaksana.

Maka, tataplah bebatuan itu, wahai jiwa yang berkelana. Biarkan bisikan samudra dan sentuhan angin membawa dirimu pada pencerahan. Seperti bebatuan yang terus ditempa, biarkanlah setiap badai dan ketidakpastian dalam hidupmu menjadi pahat yang mengukir jiwamu menjadi semakin tangguh dan indah. Terima setiap pasang sebagai kesempatan untuk merenung dalam keheningan, dan setiap surut sebagai momentum untuk menampakkan kekuatan sejatimu. Karena pada akhirnya, sama seperti tirai daratan yang tak rata namun penuh makna, diri kita pun adalah mahakarya dari goresan takdir dan kekuatan adaptasi, yang membentuk jejak abadi di pantai kehidupan.

Tuesday, July 8, 2025

Kopi Kali Ini


 

segelas kopi

puluhan menyesap

ratusan kata

ribuan realita ~

Refleksi Praktik Pemasaran: Mengubah Pengalaman Lapangan Menjadi Pembelajaran Bermakna

 

Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) merupakan pilar utama sistem pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk semua jurusan, kesempatan belajar langsung di dunia kerja lagsung ini akan menghadirkan momen yang tak ternilai. Bagi jurusan pemasaran, praktik bekerja langsung di dunia industri baik itu bisnis ritel maupun digital memberikan pengalaman kerja langsung yang akan mengasah dan melengkapi pembelajaran yang selama ini di laksanan di sekolah. Peserta didik merasakan secara langsung degup jantung bertemu pelanggan, menata produk di rak-rak toko hingga menjalankan promosi secara langsung maupun digital. Kegiatan yang berlangsung 3 bulan hingga 6 bulan di era kurikulum Merdeka itu bukan hanya berhenti ketika PKL berlangsung namun kegiatan berikutnyalah yang membuat kegiatan tersebut lebih bermakna. Sering kali kita menganggap momen hanya berlangsung ketika kegiatan itu berlangsung namun faktanya, kegiatan berhenti, merenung dan menganalisa pengalaman yang telah terjadi adalah hal yang tidak kalah penting sehingga kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dunia kerja dapat di pahami dan dimaknai secara mendalam.

Peran refleksi menjadi penting sehingga terdapat jembatan antara pengalaman mentah di lapangan menjadi pemahaman yang terstruktur dan bermakna. Salah satu metode refleksi paling efektif yang telah di laksanakan di SMK Negeri 1 Slawi adalah dengan melaksanakan presentasi Pasca-PKL, dimana peserta didik tidak hanya melaporkan kegiatan PKL dalam bentuk tulisan dalam laporan namun juga mempertanggung jawabkan pengalamannya di hadapan guru dan rekan belajar yang lain. Lebih dari sekedar menyampaikan kegiatan apa saja yang dilaksanakan di tempat PKL, namun siswa juga menyampaikan refleksi yaitu mengapa kegiatan itu dilakukan? Apa tantagan yang di hadapi? Apakah hal tersebut pernah di pelajari di sekolah? bagaimana mengatasi tantangan tersebut dan tindakan mencegahannya ?

Presentasi Pasca PKL bukan hanya sekedar formalitas untuk mendapat nilai. Kegiatan tersebut merupakan panggung pembelajaran aktif sehingga siswa dapat menyampaikan hasil refleksinya yang dialami sehingga walaupun terdapat beberapa orang di tempat dunia industri bisa jadi yang di sampaikan berbeda karena berdasarkan pengalaman pribadi peserta didik. Hal tersebut mengasah daya analisis siswa sehingga siswa lebih kritis dalam menyaring pengalaman, mampu mengaitkan pembelajaran di sekolah dengan praktik yang dilaksankaan di dunia industri serta membangun kepercayaan diri dan keterampilan komunikasi.

Pada akhirnya, pengalaman yang beragam dan di sampaikan dalam forum presentasi Pasca PKL ini dapat menjadi wawasan yang lebih luas baik untuk siswa maupun untuk guru. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik ketika menyampaikan pengalamannya serta menjadi bahan refleksi apakah kegiatan pembelajaran di sekolah sudah sesuai dengan kebutuhan dunia industri atau perlu di sempurnakan. Leih jauh menanamkan pola pikir pembelajar seumur hidup (lifelong learner) juga tidak kalah penting. Baik itu di sunia pemasaran yang terus berubah, sehingga kemampuan belajar dari pengalaman adalah asset yang berharga untuk menempa tenaga pemasaran yang tanggung baik bisnis retail maupun digital.

Dengan membiasakan siswa untuk merefleksikan apa yang mereka kerjakan, kita tidak hanya membekali mereka dengan kompetensi teknis untuk hari ini, namun juga kemampuan beradaptasi, berinovasi dan terus belajar untuk karier mereka di masa depan. Jadi Presentasi Pasca PKL, bukan akhur sebuah tugas, namun momen dimana pengalaman di bah menjadi pembelajaran dan peserta didik mampu memahami pembelajaran yang mendalam serta bermakna.

Pembelajaran Berbasis Pengalaman Mendalam: Merancang Customer Journey Map untuk Pelayanan Pelanggan Optimal Pada Siswa SMK Jurusan Pemasaran

 


Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) memegang peranan penting dalam mempersiapkan siswa SMK Jurusan Pemasaran agar mampu bersaing di dunia industri yang kian kompleks. Metode ini tidak hanya belajar pada teori semata, melainkan mendorong siswa untuk secara aktif mengaplikasikan konsep-konsep pemasaran dalam praktek secara langsung. Melalui PBL, siswa diajak untuk memecahkan masalah, menciptakan solusi, atau mengembangkan produk, yang secara langsung dalam mengembangkan skill dan kebutuhan di dunia kerja. Pendekatan ini secara signifikan meningkatkan kesesuaian pembelajaran, memastikan bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga praktis dan dapat langsung diterapkan setelah kelulusan.

Lebih jauh lagi, PBL berperan vital dalam mengasah keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan oleh dunia kerja. Di dalamnya, siswa ditantang untuk berpikir kritis dalam menganalisis situasi, berkolaborasi secara efektif dalam tim, mengkomunikasikan ide-ide dengan jelas, serta mengembangkan kreativitas dalam mencari solusi inovatif. Keterampilan  ini, yang seringkali tidak di dapati secara utuh pada metode pembelajaran konvensional. Selain itu, proyek-proyek nyata yang dihasilkan dalam PBL dapat menjadi portofolio berharga bagi siswa, menunjukkan kemampuan dan pengalaman praktis mereka kepada dunia industri atau bahkan sebagai modal awal untuk memulai usaha sendiri, menjadikan mereka lulusan yang lebih siap dan kompetitif.

Salah satu penerapan PBL yang sangat relevan dan mendalam bagi siswa pemasaran adalah melalui pembuatan Customer Journey Map. Alat visual ini memungkinkan siswa untuk menelusuri dan memahami seluruh perjalanan yang dilalui pelanggan saat berinteraksi dengan sebuah produk, layanan, atau brand, mulai dari tahapan paling awal seperti kesadaran hingga menjadi pelayanan selepas transaksi. Dengan memetakan setiap langkah, siswa dapat mengidentifikasi berbagai titik sentuh (touch points)—baik online seperti media sosial dan website, maupun offline seperti toko fisik dan customer service. Pemahaman ini penting untuk mengetahui di mana dan bagaimana pelanggan berinteraksi dengan produk maupun usaha.

Proses pembuatan Customer Journey Map ini lebih dari sekadar identifikasi titik sentuh. Siswa juga diajak untuk menganalisis perasaan, pemikiran, dan kebutuhan pelanggan di setiap touch point. Mereka dapat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang mungkin tidak disampaikan secara verbal, serta momen-momen kebahagiaan atau kepuasan pelanggan dalam pelayanan yang di dapatkan. Dengan pemahaman empati ini, siswa kemudian dapat menyusun strategi pelayanan pelanggan yang tidak hanya reaktif tetapi juga proaktif. Mereka belajar bagaimana merancang pengalaman yang mulus, mengatasi kendala, dan memberikan solusi yang relevan di setiap tahap interaksi pelanggan, sehingga mampu menciptakan kesan positif yang mendalam dan berkelanjutan.

Manfaat dari penguasaan Customer Journey Map ini sangatlah signifikan bagi siswa SMK Pemasaran. Mereka akan mampu mengenali target pasar secara jauh lebih presisi, tidak hanya siapa mereka, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi dan membuat keputusan pembelian. Kemampuan untuk mengidentifikasi titik sentuh kritis dalam proses pengambilan keputusan pelanggan memungkinkan siswa untuk mengarahkan upaya pemasaran dan pelayanan secara menyeluruh. Pada akhirnya, pemahaman tentang perjalanan pelanggan membekali mereka untuk memberikan pelayanan pelanggan yang unggul, membangun loyalitas, dan menciptakan nilai jangka panjang bagi bisnis. Ini adalah bekal esensial yang akan menempatkan mereka di garis depan industri pemasaran yang dinamis dan berorientasi pada pelanggan.

bispar ^_^

ini awal..  dan ada kabar baik lagi di waktu yang akan datang pasti balik kesini lagi..  dengan cerita yang lebih menarik..  ^_^   yeayyy ~