Diantara banyak 3 pilihan waktu untuk di abadikan
pagi yang penuh kesejukan,
atau siang dengan gempita peradaban
hingga senja dengan rona jingga penuh keiklasan
nampaknya kita memiliki jawaban yang beragam.
Namun senja hari itu, kami em.... beberapa orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Kemelut di kepala yang beragam serta degup jantung yang tak seirama memutuskan untuk kesedar menyatukan langkah di surut Kota Semarang. Dan aku, aku? yang tanpa berpikir dua kali mengiyakan ajakan salah seorang dari mereka dengan anggapan. Terakhir-an.
Ingat aku, sendalku yang tertinggal di rumah karena keributan kecil dengan Zahra di malam harinya. keributan kepemilikan sandal pink dengan gambar boneka. padahal doi sudah kubelikan sandal yang lain tapi tetap tak rela sandal itu ku miliki, kupikir sudah masuk koper ternyata tidak. Akhirnya sepanjang di Semarang aku hanya menggunakan sepatu dan sandal hotel.
Itulah cerita kenapa sore itu aku akhirnya pakai sandal hotel ... apasih aku.. di otakku kayaknya orang yang bertemu denganku nggak akan liat pakek sandal apa deh.. orangnya akan tetap melihat wajah dan mataku dan tak akan berpaling. halah.
Dan jalan lah kami. Benar-benar jalan jalan, foto-foto dan celetukan khas orang-orang banyak pikiran yang mencoba menghibur diri sendiri. Karna kami tahu, selepas ini.. mungkin esok hari, semua tak akan sama lagi.
Faktanya aku suka lampu kota sore itu.. Mungkin akan lebih nampak menarik jika aku bisa merekamnya dan menampilkannya disini. Memori hari itu. tapi jikapun itu tak bisa, memori itu biar ada di benar kami semua yang ada disana. Memori yang akan di gantikan dengan kenangan lain yang mungkin lebih penting. Namun entah kapan nanti, ketika ingat lewat jalan ini, ketika menjelang senja, ketika ingat Semarang. Semoga ingat sore ini.
Cahaya lampu itu nampak suram,
Mungkin membaca hati yang temaram
Dan sore itu kemudian beranjak, menjadi petang.. Kami kembali ke Hotel dengan bersiap menerima realita. Realita jika malam ini adalah malam terakhir, Realita bahwa malam ini adalah penutupan kegiatan luring serta magang di Semarang. Realita bahwa 12 hari yang kemarin nampak akan sangat panjang, faktanya telah berakhir. Realita bahwa kembali pulang adalah syukur tak terhingga, kembali berkumpul dengan keluarga.
No comments:
Post a Comment