Saturday, August 4, 2012

malam yang berkepanjangan


Melantunkan segenap hampa dan kepalsuan itu bukan hal mudah. Membawa nama dan kesmepatan dalam waktu yang tak tertahankan juga tak pernah sengaja ku perjelas dalam nada. Andaikan ada sekumpulan melodi jiwa akan ku pantaskan banyak kata tak ku mengerti yang ku lingkari merah dalam kehidupanku.

Allah lebih tahu. Bagaimana seketika aku hanya terdiam dan kemudian menitihkan air mata dalam takdirnya yang begitu indah dan mempesona. Allah yang paling mengerti bagaimana dan kemudian meninggalkan jejak palsu atau memang ku ukir dalam penantian dan pengharapan yang nyata.

Selebihnya aku hanya manusia biasa. Itu yang ku tekankan,. Bagaimana aku tetaplah seorang anak dan perempuan. Ya. Itu yang akan selalu ada dan terdepan di benakku. Namun itu tak akan mengubah papun bukan. Malamku pun masih terlampau panjang untuk menguatakan hari ini akan berakhir karna aku patuh pada kehidupan.

Titik dimana kita meredam emosi dan berpikir tentang realita mengedepankan ku pada keinginan untuk lebih jelas dalam menatap mimpi. Jika kemarin aku di tuntun oleh seseorang untuk menemukan.dan kemudian dia telah memilih jalannya dan kemudian aku memilih jalanku sendiri. Inipun bukan karena siapapun membuatku memilih jalan ini. namuan lebih karena jalan ini yang membuatku terpesona dan takluk karena satu kata cinta.

Dan malam menjelang. Mengijinkanku untuk sejenak berlutut pada yang kuasa. Meletakkan segala daya dan upaya hanya padanya. Niat dan kemudian ku pasrahkan keadaan hanya pada kesatuan mimpi yang kurangkai dalam realita masif yang konon hanya dapat kuraih dengan kemampuan untuk menjadi pribadi batu yang lalu lalang dengan tungkai kebenaran yang satu.

Hari masih panjang untuk menangis. 
Namun aku memilih untuk diam. 
Walau tak mengerti apa arti teriakan.
(malam yang berkepanjangan)

No comments:

Post a Comment