Saturday, May 3, 2025

Selaras Rasa


Di antara keramaian yang riuh 
dan langkah-langkah yang saling bersisihan, 
pertemuan itu hadir seperti bisik angin di sela gemuruh—
tak disangka, namun terasa. 
Pandang mata bertaut tanpa aba-aba, 
seolah semesta berhenti sejenak memberi ruang 
bagi dua jiwa yang tak saling mencari, 
tapi diam-diam saling menanti. 
Kata-kata tak perlu sempurna, 
cukup getar di dada yang berbicara. 
Lalu hari-hari berjalan, menyulam cerita 
demi cerita, entah bahagia, 
entah luka, 
tapi selalu tentang mereka berdua. 
Dan meski waktu tak selalu ramah, 
rasa itu tinggal, menetap tanpa izin, 
menjadi sunyi yang tak pernah sepi. 
Tiada logika yang mampu menjabarkan 
bagaimana segalanya bermula, 
atau mengapa tak juga usai—
karena bukankah rasa memang tak selaras 
dengan logika? 
Kelak, segalanya akan berlalu seadanya. 
Hidup akan terus berjalan. 
Tapi akan ada kenangan baru yang turut terukir, 
meski tak pernah bisa menghapus rasa 
yang tak berkesudahan.

No comments:

Post a Comment

bispar ^_^

ini awal..  dan ada kabar baik lagi di waktu yang akan datang pasti balik kesini lagi..  dengan cerita yang lebih menarik..  ^_^   yeayyy ~