Saturday, November 30, 2024

happyyyyyyyyyyyyy everydayyy ~


1.
Setiap hari di tempat kerja selalu ada cerita yang tak terduga, dari percakapan ringan di ruang istirahat hingga momen-momen kecil yang mengubah suasana hati. Terkadang, yang kita butuhkan hanya seseorang yang bisa membawa senyum dan keceriaan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Jika kita merasa sulit menemui orang yang menyenangkan, suka menolong, atau selalu tersenyum, mengapa tidak kita yang memulai? Menjadi orang yang membawa keceriaan di sekitar kita adalah langkah pertama untuk menciptakan lingkungan yang positif. Dan siapa tahu, senyum kita bisa jadi penyemangat bagi mereka yang membutuhkan.

2.
Di balik rutinitas kerja yang padat, ada banyak cerita yang tercipta tanpa kita sadari. Seringkali, kita merasa lelah dan tertekan dengan pekerjaan, namun ada hal sederhana yang bisa mengubah semuanya: senyuman. Ketika kita memutuskan untuk menjadi pribadi yang lebih positif, tidak hanya kita yang merasakan dampaknya, tetapi juga orang-orang di sekitar kita. Jika kita ingin bekerja dalam suasana yang penuh keceriaan, mengapa tidak memulai dengan diri kita sendiri? Senyum yang tulus, sikap yang membantu, dan semangat positif akan menarik hal-hal baik datang ke hidup kita. Yuk, mulai hari ini!

3.
Tempat kerja bukan hanya sekadar ruang untuk bekerja, tetapi juga tempat di mana banyak cerita terbentuk. Terkadang, yang kita butuhkan bukan hanya kemampuan atau keterampilan, tetapi juga energi positif yang bisa menyebar kepada semua orang di sekitar kita. Jika kita merasa sulit menemui orang yang selalu bisa membuat hari-hari lebih ceria, kenapa tidak menjadi orang itu sendiri? Menghadirkan senyum dan keceriaan bisa jadi langkah pertama untuk membuat tempat kerja menjadi lebih menyenangkan. Jangan ragu untuk membawa energi positif, karena hal-hal baik akan datang kepada siapa saja yang menebar kebaikan dan kebahagiaan. Yakin deh, dunia akan menjadi lebih baik.


 

yok bisa yok.. ^_^



Alhamdulillah, aku merasa sangat bersyukur karena sekarang bisa lebih rutin mengonsumsi buah, sesuatu yang dulu tak terlalu aku perhatikan. Ada banyak perubahan dalam hidupku yang mengingatkan betapa pentingnya menjaga tubuh. Sakit datang dan pergi, menjadi pengingat bahwa tubuh ini bukanlah sesuatu yang bisa terus dipaksa tanpa konsekuensi. Dulu, aku bisa begadang semalaman, lembur mengerjakan proposal, hingga tak mampu menutup mata. Namun, waktu dan pengalaman mengajarkan bahwa tubuh juga butuh perawatan yang lebih baik. Kini, buah yang segar dan bergizi menjadi bagian dari rutinitas harian, sebagai bentuk perhatian lebih terhadap kesehatan yang semakin penting seiring bertambahnya usia.

Masa-masa itu, saat aku masih bisa melangkah tanpa rasa khawatir tentang kesehatan, terasa begitu jauh. Tubuh yang dulu kuat dan bisa menahan segala tekanan kini mulai berbicara lebih keras. Aku tak lagi bisa begadang tanpa dampak yang terasa. Begitu banyak hal yang berubah, dan aku mulai menyadari bahwa hidup ini tak bisa dijalani dengan terburu-buru. Seiring berjalannya waktu, aku belajar untuk lebih menghargai tubuh ini. Sebagai seorang ibu, kini aku tahu bahwa menjaga kesehatan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, terutama untuk dua putri cantik yang selalu menggemaskan.

Keberadaan mereka dalam hidupku adalah anugerah yang tak ternilai. Mereka adalah sumber kebahagiaan dan energi yang selalu memotivasi aku untuk menjaga diri. Setiap tawa dan senyum mereka adalah penyemangat dalam perjalanan hidup ini. Kini, dengan dua putri yang lucu dan penuh keceriaan, aku merasa lebih bertanggung jawab untuk menjaga tubuh dan kesehatan agar bisa terus menemani mereka tumbuh dan berkembang. Mereka adalah alasan terbesar aku untuk lebih memperhatikan diri, karena aku ingin menjadi ibu yang sehat dan kuat untuk mereka.

Syukur yang aku rasakan adalah pengingat bahwa segala sesuatu di hidup ini berjalan dengan prosesnya sendiri. Mungkin ada masa-masa sulit, namun setiap perjalanan itu mengajarkan aku banyak hal. Kini, meskipun tubuh tak sama seperti dulu, aku tetap bisa berdiri tegak dan terus berjuang. Banyak mimpi yang masih harus aku perjuangkan. Tujuan dan impian itu masih ada di depan, dan aku tahu, untuk mencapainya, aku harus menjaga diri dengan baik. Kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak boleh diabaikan.

Kedepan, ada banyak hal menarik yang menanti. Aku tahu bahwa perjalanan hidup ini belum selesai, dan masih banyak yang harus aku pelajari. Namun, aku juga sadar bahwa untuk melanjutkan langkah ke depan, kesehatan harus selalu menjadi prioritas. Sebab, tanpa kesehatan yang baik, segala mimpi dan perjuangan itu akan terasa jauh lebih sulit. Dengan tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat, aku yakin bisa melalui apa pun yang akan datang, dengan semangat yang tak pernah padam.


"Jejak Masa Kecil: Cinta, Kedisiplinan, dan Kekuatan yang Tak Pernah Padam"


Melihat foto masa kecilku, aku seperti terlempar ke masa lalu yang penuh kenangan manis. Wajah kecil itu, dengan senyum yang polos, mengingatkanku pada masa-masa di mana dunia begitu sederhana. Sebagai anak pertama sekaligus cucu pertama, aku menerima cinta yang melimpah dari keluarga. Aku diistimewakan, disayang, dan dirangkul dengan penuh kasih. Namun, di balik semua kehangatan itu, ada nilai-nilai yang ditanamkan dengan tegas oleh Bapak dan Ibu. Mereka mengajarkan kedisiplinan, kerja keras, dan sikap pantang menyerah—pelajaran hidup yang membuat masa kecilku bukan hanya menyenangkan, tetapi juga bermakna.

Kini, foto itu adalah pengingat akan akar yang kuat dalam diriku. Aku teringat bagaimana setiap pelukan hangat dan nasihat tegas dari Bapak dan Ibu menjadi bekalku untuk menghadapi dunia. Mereka tak membiarkanku terlena dalam kenyamanan, tetapi mempersiapkanku untuk menjadi tangguh. Hidup ini, seperti yang mereka katakan, tidak selalu adil, tetapi itu bukan alasan untuk menyerah. Nilai-nilai itu yang membuatku mampu bertahan, bahkan ketika aku sendirian di kota orang, jauh dari pelukan mereka. Dalam kesendirian itu, aku menemukan kekuatan untuk berdiri di atas kakiku sendiri.

Foto itu, lebih dari sekadar gambar, adalah cermin perjalanan. Aku mungkin tidak lagi menjadi anak kecil yang dipeluk dan dimanja, tetapi aku membawa cinta itu dalam setiap langkahku. Walaupun hidup sering kali menantang, aku selalu ingat bahwa aku memiliki fondasi yang kokoh. Masa kecilku bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Dan saat aku melihat ke belakang, aku tahu, segala hal yang mereka ajarkan telah membuatku menjadi seseorang yang mampu bertahan menghadapi apa pun.

Di kota ini, di tengah hiruk-pikuk yang tak pernah berhenti, aku menggandalkan diriku sendiri. Namun, aku tidak merasa sepenuhnya sendiri. Aku membawa doa-doa mereka, nilai-nilai mereka, dan cinta yang tidak pernah padam meski jarak memisahkan. Foto masa kecil itu adalah pengingat bahwa aku tidak berjalan tanpa bekal. Aku berjalan dengan keyakinan bahwa segala hal yang mereka ajarkan akan selalu menjadi pelita dalam gelap dan kekuatan saat aku merasa lemah.

Mungkin dunia ini tidak selalu ramah, tetapi aku tahu, aku telah dipersiapkan untuk menghadapinya. Aku adalah bagian dari cerita yang dimulai oleh cinta Bapak dan Ibu, yang dibangun dengan kedisiplinan dan kasih sayang. Dan kini, saat aku melihat foto itu, aku tidak hanya melihat masa kecilku. Aku melihat harapan, kekuatan, dan keyakinan bahwa apa pun yang terjadi, aku akan selalu mampu melangkah ke depan.


 

"Jumat Religi: Menemukan Kedamaian dalam Ketaatan dan Keikhlasan"


Pagi itu, Jumat yang berbeda menyapa dengan nuansa yang tidak biasa. Langit tampak temaram, memberikan kesan tenang seolah alam ikut mendukung kegiatan Jumat Religi yang akan dilaksanakan. Udara pagi begitu sejuk, membelai lembut wajah setiap orang yang hadir, menciptakan suasana khidmat bahkan sebelum acara dimulai. Di tengah keheningan itu, para siswa dan bapak ibu guru berkumpul dengan semangat, menanti momen yang tidak hanya mengisi waktu, tetapi juga memperkaya hati dan jiwa.

Saat pembicara mulai menyampaikan materi, suasana semakin syahdu. Kata-katanya begitu mendalam, berbicara tentang ketaatan, keikhlasan, dan ketakwaan—nilai-nilai yang kadang terlewat dalam rutinitas kehidupan. Beliau mengingatkan, di balik setiap kebahagiaan yang kita rasakan, ada Sang Pemilik Bahagia yang memberikannya. Namun, sering kali kita terlupa untuk bersyukur dan bersandar sepenuhnya pada-Nya. Kata-kata itu merasuk ke dalam hati, menggugah kesadaran bahwa hidup bukan hanya tentang apa yang kita peroleh, tetapi juga tentang bagaimana kita menghargai dan mengingat Sang Pemberi.

Para siswa mendengarkan dengan penuh perhatian, sebagian bahkan menundukkan kepala, merenungkan setiap kalimat yang terucap. Guru-guru yang hadir pun terdiam, seolah menemukan cermin dalam kata-kata tersebut. Suasana yang sejuk dan temaram seakan menjadi pengingat bahwa hidup ini fana, sementara kebahagiaan sejati hanya bisa diraih ketika kita dekat dengan-Nya. Jumat pagi itu menjadi momen refleksi, mengingatkan semua yang hadir bahwa waktu terus berjalan, dan setiap detiknya adalah kesempatan untuk memperbaiki diri.

Saat acara mendekati akhir, doa bersama dipanjatkan, mengalir dari hati yang telah tersentuh oleh pesan-pesan kebaikan. Semua mengamini, dengan harapan agar kelak menjadi pribadi yang lebih baik, lebih taat, dan lebih ikhlas dalam menjalani kehidupan. Ada rasa hangat yang meresap, menggantikan dinginnya udara pagi. Jumat itu bukan hanya sebuah kegiatan rutin, tetapi menjadi titik balik bagi banyak hati untuk lebih dekat dengan Sang Pemilik Waktu.

Ketika acara usai, suasana tetap terasa penuh makna. Semua yang hadir melangkah pergi dengan jiwa yang lebih tenang, seolah membawa pesan kebaikan itu dalam hati mereka. Jumat Religi kali ini mengajarkan bahwa hidup ini bukan tentang berapa banyak kebahagiaan yang kita miliki, tetapi tentang bagaimana kita menghargai kebahagiaan itu dan selalu mengingat kepada siapa kita harus bersandar. Hingga suatu saat nanti, saat kita kembali kepada-Nya, kita akan membawa hati yang telah terisi dengan cinta dan ketaatan kepada-Nya.


 

tentang Komunitas Belajar Smart Kobe SMK Negeri 1 Slawi






Alhamdulillah..
Kegiatan Komunitas Belajar Smart Kobe SMK Negeri 1 Slawi..
Telah terlaksana di Bulan September, Oktober, November 2024..
Terima kasih untuk bapak dan ibu yang telah berkenan terlibat, berkontribusi dan saling berperan pada kegiatan ini..
Semoga kegiatan kolaborasi, diskusi dan berkumpul seperti ini dapat membudaya di waktu yang akan datang..
Sampai Jumpa pada Kegiatan Komunitas Belajar di tahun depan 🥰
Tetap semangat, Jaga Kesehatan..
Belajar Bersama Bu Arma

🥰


 

Monday, November 11, 2024

Tak akan kembali


Tidak Ada Momen yang Sama Dua Kali
Hidup adalah perjalanan waktu yang terus melaju, tanpa pernah menoleh ke belakang. Setiap momen yang kita jalani adalah unik, sebuah campuran dari situasi, emosi, dan kehadiran orang-orang di sekeliling kita. Bahkan jika suatu kesempatan datang lagi, ia tidak akan pernah menjadi sepersis seperti sebelumnya. Waktu, suasana hati, dan kondisi yang ada saat itu telah berlalu, menjadikannya mustahil untuk menciptakan ulang perasaan dan pengalaman yang sama. Inilah keajaiban dan tantangan hidup—momen yang berlalu akan menjadi kenangan, dan kita hanya bisa melanjutkan langkah ke depan.



Waktu Tidak Pernah Mengulang Dirinya
Seperti air sungai yang mengalir, waktu tidak pernah mengulang dirinya sendiri. Kita mungkin bisa berdiri di tempat yang sama, di waktu yang hampir sama, dengan orang yang sama, tetapi percakapan dan ceritanya tak akan pernah sepenuhnya serupa. Perubahan kecil yang terjadi di sekitar kita—pikiran yang berkembang, emosi yang berubah, atau bahkan cuaca—akan memengaruhi bagaimana kita merasakan dan memahami momen itu. Karena itu, setiap kesempatan yang hadir adalah hadiah yang tak ternilai, yang harus dihargai sebelum ia berlalu.

Pilihan yang Kita Ambil Membentuk Hidup Kita
Ketika momen datang, kita dihadapkan pada keputusan untuk bertindak atau membiarkannya berlalu. Pilihan-pilihan inilah yang membentuk alur cerita hidup kita. Mengambil kesempatan dengan sepenuh hati berarti memahami bahwa setiap momen adalah batu pijakan menuju masa depan. Namun, jika kita ragu-ragu atau menunda keputusan, momen itu akan hilang, meninggalkan penyesalan karena apa yang bisa terjadi mungkin tidak akan pernah terulang. Inilah sebabnya mengapa mengambil keputusan dengan bijak menjadi hal yang sangat penting.


Kenangan yang Tak Terulang
Momen yang kita lewatkan tak hanya kehilangan keberadaannya, tetapi juga keindahan cerita yang menyertainya. Bahkan jika kita mencoba untuk menciptakan kembali peristiwa yang sama, kenangan itu tidak akan pernah terasa utuh. Misalnya, reuni bersama teman lama mungkin membawa kembali kehangatan, tetapi percakapan atau tawa yang sama seperti dulu tidak akan pernah terjadi lagi. Kenangan adalah cerminan dari momen-momen yang tidak dapat dipertahankan, dan justru karena itu, mereka menjadi begitu berharga.

Pentingnya Hidup di Saat Ini
Kesadaran bahwa momen tidak dapat diulang mengajarkan kita untuk hidup sepenuhnya di saat ini. Terkadang, kita terlalu sibuk memikirkan masa lalu yang telah berlalu atau masa depan yang belum tiba, sehingga lupa untuk benar-benar menikmati apa yang ada di depan mata. Kehadiran penuh dalam momen saat ini adalah cara terbaik untuk menghormati waktu yang kita miliki. Dengan begitu, kita tidak hanya memanfaatkan kesempatan yang ada, tetapi juga menciptakan kenangan yang berharga untuk dikenang di masa depan.


Merangkul Ketidakpastian dengan Bijak
Pada akhirnya, hidup adalah rangkaian momen yang penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya atau apakah kesempatan yang sama akan kembali. Namun, inilah yang membuat hidup begitu menarik dan menantang. Merangkul ketidakpastian ini dengan keberanian dan bijaksana adalah cara kita menghormati perjalanan hidup. Dengan memahami bahwa tidak ada momen yang bisa diulang, kita dapat mengambil keputusan dengan lebih baik dan menghargai setiap momen yang hadir dalam hidup kita.

Sendu dan Rindu


 1. Taman yang Kini Hanya Ada di Ingatan
Dulu, di tengah hiruk-pikuk kota, ada taman kecil yang seperti oase di padang pasir. Penuh bunga warna-warni yang merekah di setiap musim, dan angin sejuk yang membawa harum tanah basah usai hujan. Di sudutnya, ada bangku kayu yang menjadi saksi perbincangan ringan dan tawa yang tak dibuat-buat. Kini, taman itu telah berubah menjadi gedung beton yang menjulang dingin, tanpa jejak kehidupan yang pernah dihidupkan di sana. Setiap kali melewati tempat itu, kenangan terasa begitu dekat, tetapi sekaligus jauh—seperti memegang bayangan yang tak pernah bisa digenggam.


2. Taman Tempat Hati Pernah Bersandar
Ada masa ketika taman itu adalah tempat kita berbagi rahasia, duduk di bawah pohon besar yang menaungi kita dari terik matahari. Kita berbicara tentang mimpi, tentang langit biru yang tampak lebih cerah dari biasanya. Kini, semuanya telah berubah. Pohon besar itu telah tumbang, dan rerumputan hijau yang dulu lembut di bawah kaki kita telah digantikan oleh aspal kasar. Namun, yang paling menyakitkan adalah kehilangan suasana, kehilangan rasa damai yang pernah menyelimuti hati kita. Taman itu, tempat hati pernah bersandar, kini hanya tinggal bayangan dalam memori.


3. Sepi di Tempat yang Berubah Wajah
Langit masih sama, tetapi pemandangan di bawahnya telah berubah. Taman kecil yang dulu dipenuhi suara burung dan tawa anak-anak kini menjadi tempat parkir yang sunyi. Seolah tempat itu telah kehilangan jiwanya, seperti kita yang kehilangan rumah kedua. Aku berjalan di sana, mencoba menghidupkan kembali kenangan dalam pikiranku—mencium harum bunga yang tak lagi ada, mendengar gemericik air dari kolam kecil yang kini telah mengering. Tapi semua itu hanya terjadi dalam hati, karena kenyataan telah merenggut keindahan itu selamanya.

4. Rindu yang Tak Tersampaikan
Setiap sudut taman itu dulu menyimpan cerita kita—dari pertama kali bertemu hingga saat-saat kita saling berjanji untuk selalu kembali ke tempat itu. Tapi kini, janji itu terasa hampa, karena taman itu telah menjadi sesuatu yang lain, sesuatu yang asing. Rindu yang muncul setiap kali melewati tempat itu tak pernah tersampaikan, hanya mengendap di hati. Terkadang, aku menutup mata dan mencoba membayangkan kita di sana lagi, tapi suara mesin-mesin dan debu kota memaksa realitas kembali hadir. Tempat itu telah pergi, bersama dengan sebagian kecil dari kita.


5. Kenangan yang Tak Akan Tergantikan
Taman itu bukan sekadar tempat; ia adalah bagian dari perjalanan hidup. Setiap bunga yang mekar, setiap jejak kaki di tanah basah, semuanya adalah bagian dari cerita yang tak lagi bisa dilanjutkan. Kini, di atasnya berdiri gedung-gedung yang tinggi dan dingin, seolah ingin menghapus semua jejak masa lalu. Tapi ada sesuatu yang tak bisa mereka ambil—kenangan. Meski taman itu telah hilang, aku akan terus menyimpannya dalam hatiku. Bagiku, ia adalah tempat yang tak akan pernah tergantikan, karena ia adalah bukti bahwa keindahan sejati tak pernah sepenuhnya hilang, meski hanya tinggal dalam ingatan.


Yang Tertera di Logika


 Di bawah rindangnya pohon di taman sore itu, dua sahabat duduk di sampingnya, menatap wajahnya yang dipenuhi kebimbangan. Udara terasa hangat, tetapi ada dingin yang terselip di antara kata-kata yang belum terucap. “Kita tidak tahu seberapa panjang waktu yang kita miliki,” ujar salah satu sahabatnya dengan suara lembut, “tetapi satu hal yang pasti, waktu terus berjalan, tak pernah menunggu. Mungkin kesempatan ini adalah yang terakhir untukmu menemukan kebahagiaan. Jika kamu terus menunda, kamu hanya akan menemukan penyesalan di ujung jalan.” Sahabat yang lain menimpali, “Tidak ada yang menjamin bahwa kesempatan kedua akan datang. Bahkan jika datang, suasananya akan berbeda, ceritanya tak akan sama. Jadi, mengapa tidak mencoba sekarang? Ambil langkah itu, kejar apa yang kamu inginkan, dan berhenti bertanya-tanya apa yang akan terjadi nanti.” Kata-kata mereka terasa seperti cermin, memantulkan kegelisahan yang selama ini ia pendam. Ia menundukkan kepala, merenungi makna di balik nasihat itu. Benar, ia tahu waktu terus berlalu, tak peduli apakah ia bergerak atau diam. Di sana, di bawah senja yang mulai meredup, ia menyadari bahwa kebahagiaan tidak akan datang mengetuk pintu. Ia harus bangkit, meraih kesempatan itu, sebelum waktu benar-benar pergi tanpa memberikan ruang untuk kembali.

Diantara Sejuta


 Ada momen dalam hidup ketika kita tak sengaja menemukan sesuatu yang tak tergantikan, sesuatu yang terasa begitu istimewa hingga sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Itu bukan sesuatu yang direncanakan atau dicari dengan sengaja, tetapi hadir seperti angin lembut yang tiba-tiba menyentuh kulit, memberi rasa nyaman yang tak pernah kita duga. Ketika itu terjadi, kita seperti diajak oleh semesta untuk berhenti sejenak dan merasakan keajaiban yang ada di depan mata. Segalanya terasa selaras, setiap langkah, setiap senyum, setiap tatapan mata seperti dirancang oleh takdir untuk menciptakan cerita yang indah. Keadaan yang awalnya tampak biasa berubah menjadi luar biasa, penuh makna yang mendalam. Rasanya seperti semesta memberikan restunya, mengatur setiap detail kecil hingga semuanya menjadi sempurna dalam ketidaksempurnaannya. Kita menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang langka, sesuatu yang tak akan pernah tergantikan oleh apapun. Momen itu, hubungan itu, atau perasaan itu menjadi bagian dari jiwa kita, seperti benang halus yang menyulam kebahagiaan ke dalam hidup. Dan di sanalah, di tengah semua ketidakpastian dunia, kita menemukan sesuatu yang begitu indah, begitu berharga, hingga rasanya seperti semesta tersenyum bersama kita.

Eskrim Coklat dan Dua Sendok Merah


 Di atas meja kayu kecil di bawah langit senja, ada segelas es krim coklat yang lembut, mengundang dengan kilaunya yang meleleh pelan di pinggir gelas kaca transparan. Di dalamnya, lapisan coklat gelap berbaur dengan remahan kacang dan sirup coklat kental yang melingkar sempurna, seperti lukisan manis yang dibuat dengan cinta. Dua sendok merah kecil tergeletak di sampingnya, polos namun penuh makna. Mereka bukan sekadar alat, tetapi simbol kehadiran dua hati yang saling berbagi, merasakan manisnya coklat yang meleleh di lidah dan berbagi tawa yang sederhana tapi tak tergantikan.


Ketika satu sendok diangkat, perlahan mengambil segumpal es krim yang mulai mencair, sendok lainnya tetap diam di sana, seperti menunggu giliran, menunggu seseorang yang akan mengambilnya. Sentuhan dingin es krim pertama terasa seperti kejutan kecil yang manis, membawa kenangan masa lalu—mungkin tentang masa kanak-kanak, atau tentang momen pertama kali berbagi sesuatu dengan seseorang yang istimewa. Sementara itu, sendok kedua akhirnya menyusul, mengambil bagian dengan cara yang sama, menciptakan ritme yang seolah-olah saling melengkapi, satu demi satu.


Setiap gigitan es krim coklat adalah kelezatan yang sederhana namun mendalam, seperti kebahagiaan yang tak perlu alasan besar untuk dirayakan. Dua sendok merah itu, kecil dan tampak biasa, justru menjadi saksi diam dari kebersamaan yang tak terucap, dari percakapan ringan yang dipenuhi tawa atau bahkan keheningan yang nyaman. Gelas es krim mungkin akan kosong pada akhirnya, tetapi rasa manisnya akan tetap tinggal, menyelinap di hati bersama ingatan tentang dua sendok merah yang pernah membagi manisnya hari. Sore itu, segelas es krim coklat dan dua sendok kecil mengajarkan bahwa kebahagiaan sering kali ada dalam hal-hal sederhana—dan bahwa berbagi, meski hanya sesuatu yang kecil, membuat segalanya menjadi lebih istimewa.


Semua Masalah Waktu


 Semua di dunia ini hanyalah masalah waktu. Waktu yang mempertemukan, waktu yang memisahkan, dan waktu yang menyembuhkan. Datang dan pergi adalah bagian dari siklus yang tak pernah bisa kita hentikan, seperti ombak yang terus menghempas pantai. Ketika seseorang hadir dalam hidup kita, mereka membawa kebahagiaan, cerita, dan warna baru yang melukis hati kita. Namun, ketika saatnya tiba untuk pergi, waktu juga yang perlahan-lahan menghapus jejak langkah mereka dari jalan yang pernah kita tempuh bersama. Pada awalnya, kehilangan itu terasa seperti luka yang begitu dalam, seperti duri yang tertanam di hati, menyakitkan setiap kali diingat. Tetapi waktu, meski tak selalu terlihat bekerja, memiliki caranya sendiri untuk menyembuhkan.

Arma Setyo Nugrahani - Pemasaran - Kurikulum Baru - Kurikulum Deep Learning

Hari demi hari berlalu, dan perlahan rasa sakit itu mulai mereda. Pada suatu pagi, kita bangun dan menyadari bahwa rasa pedih yang dulu begitu tajam kini hanya terasa seperti bisikan halus di sudut hati. Waktu mengajarkan kita untuk menerima, untuk memaafkan, baik diri sendiri maupun mereka yang telah pergi. Luka yang dulu merah dan berdenyut kini berubah menjadi bekas yang lembut, mengingatkan bahwa kita pernah merasa, pernah terluka, dan pernah bertahan. Luka itu tidak hilang sepenuhnya, tetapi ia menjadi bagian dari kita, bagian yang membuat kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mampu mencintai lagi.


Segala hal di dunia ini, baik kebahagiaan maupun kesedihan, adalah titipan sementara. Seperti matahari yang terbit dan tenggelam, setiap emosi memiliki masanya sendiri. Ketika kita sedang berada dalam kegelapan, rasanya seperti tak ada ujung, tetapi waktu selalu membawa pagi yang baru. Pun cinta yang hilang atau harapan yang runtuh, semuanya hanyalah soal waktu. Seiring berjalannya hari, bulan, dan tahun, kita akan menemukan bahwa luka yang pernah terasa tak tertahankan telah menjadi bagian dari cerita hidup kita, sebuah babak yang memberi warna dan makna. Dan di saat itulah kita menyadari, bahwa segalanya, datang dan pergi, adalah anugerah dari waktu—mengajarkan kita untuk melepaskan, mencintai, dan bertumbuh.

Merah Muda ^_^


 Di sudut kantin sekolah yang mulai lengang, segelas es Pop Ice strawberry diletakkan di atas meja plastik yang masih terasa dingin dari sisa embun pagi. Warna merah muda lembut dari es itu tampak menggoda, mengingatkan pada manisnya harapan dan impian yang sempat memenuhi hati sebelum tes ujian dimulai. Di sebelahnya, ada dua permen Milkita yang kecil, sederhana, tetapi tampak seperti hadiah kecil dari diri sendiri untuk meredakan degup jantung yang belum juga tenang. Momen ini adalah jeda, sebuah waktu untuk meresapi apa yang baru saja berlalu—ujian yang menuntut segalanya, dari usaha hingga keberanian untuk menghadapi kenyataan yang kini telah selesai.

Ketika sedotan perlahan menyentuh bibir, rasa manis Pop Ice strawberry langsung meresap, dinginnya seperti menyusup hingga ke hati, menenangkan kerisauan yang tadi memenuhi dada. Setiap seruputnya seolah membisikkan pesan bahwa tidak apa-apa untuk merasa lelah, tidak apa-apa untuk merasa ragu, karena semua telah dilewati, baik atau buruk, dan itulah yang terpenting. Permen Milkita yang menyusul kemudian, dengan rasa susu yang lembut, melengkapi perjalanan kecil ini—mengingatkan bahwa dalam hidup, kadang manis dan pahit datang bergantian, tetapi keduanya tetap harus diterima dengan hati yang lapang.

Di luar, langit mulai berubah warna, seolah semesta pun mengerti bahwa hari ini adalah akhir dari satu babak dan awal dari yang lain. Segelas Pop Ice strawberry dan dua permen Milkita menjadi teman kecil yang menyertai langkah menuju realita. Bukan hanya tentang meredakan degup jantung yang gelisah, tetapi juga tentang mengingatkan diri sendiri bahwa setiap akhir, betapapun menegangkan, adalah bagian dari perjalanan. Dan seperti rasa manis yang tersisa di lidah setelah es dan permen habis, harapan pun perlahan-lahan muncul, menguatkan hati untuk melangkah lebih jauh lagi.

Malam Temaram


Malam datang lagi, menyelimuti dunia dengan kegelapan yang tenang. Di bawah langit berbintang, aku duduk sendiri, menelisik rasa yang bersemayam di dalam hati. Kenangan-kenangan yang pernah melukai berkelebat seperti bayangan, mencoba mengusik keheningan ini. Namun, kali ini, aku memilih untuk tidak melawan. Aku biarkan setiap luka berbicara, mengisahkan mengapa mereka ada, dan perlahan, aku mulai mengerti bahwa semua itu adalah bagian dari perjalanan menuju diriku yang sekarang.

Dalam malam yang sunyi, aku menemukan bahwa waktu adalah penyembuh yang lembut namun pasti. Luka yang dulu terasa tajam kini mulai memudar, digantikan oleh kelegaan yang datang dari keikhlasan. Tidak ada lagi ruang untuk kecewa, karena aku telah melepaskan apa yang tidak dapat kupertahankan. Rasanya seperti menyerahkan seluruh beban kepada malam, membiarkan gelap menghapusnya perlahan. Aku tahu, memaafkan bukan berarti melupakan, tetapi menerima bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari hidup yang harus dijalani.

Dan kini, dengan hati yang lebih ringan, aku menatap ke depan, berharap pada pagi yang akan segera datang. Pagi yang membawa kesejukan baru, seperti embun yang menyejukkan dedaunan setelah malam yang panjang. Aku percaya, setelah semua luka dan kekecewaan, akan ada cahaya yang menuntunku untuk melangkah lebih jauh. Setiap hari adalah kesempatan baru, setiap pagi adalah awal yang segar. Aku memilih untuk percaya pada keajaiban yang dibawa oleh waktu, pada janji kehidupan yang selalu memberikan harapan.

Malam ini, aku berjanji pada diriku sendiri untuk terus melangkah, tak lagi terikat oleh bayangan masa lalu. Segalanya telah kuikhlaskan, seperti bunga yang gugur untuk memberi ruang bagi tunas baru. Aku tahu, meski malam penuh dengan kenangan dan rasa yang tak terlukiskan, pagi akan selalu datang. Dan ketika ia tiba, aku akan menyambutnya dengan hati yang siap, penuh harapan untuk menjalani hari yang lebih indah.



 

Kejutan atau Resiko, Tergantung Kamu !


 

Tidak Semua Masalah Harus Selesai , dengan Segera !


 Tidak setiap masalah yang datang dalam hidup kita harus segera selesai, seperti tidak setiap hujan harus diusir oleh mentari dengan cepat. Ada masalah yang hadir bukan untuk diselesaikan, melainkan untuk dijalani, dirasakan, dan dipelajari maknanya. Masalah-masalah itu seperti warna dalam lukisan kehidupan, memberikan gradasi dan dimensi yang membuat hidup kita lebih bermakna. Jika hidup hanya dipenuhi oleh kebahagiaan tanpa adanya tantangan, seperti lagu tanpa melodi, ia akan terasa datar dan kosong. Kita lupa bahwa sering kali di balik masalah, ada pembelajaran yang perlahan membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih sabar, dan lebih bijaksana.

Masalah adalah cara kehidupan mengajari kita untuk melihat keindahan di balik kekurangan, menghargai waktu, dan menyadari bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan. Ada saatnya kita hanya perlu menghela napas panjang, menerima keberadaan masalah itu, dan berjalan bersamanya dengan kepala tegak, seperti seseorang yang menyusuri hujan tanpa tergesa mencari tempat berteduh, tetapi justru menikmati tiap tetes air yang membasahi kulitnya. Dalam setiap luka yang ditinggalkan oleh masalah, ada ruang untuk kebijaksanaan tumbuh; dalam setiap air mata, ada kebahagiaan yang perlahan menunggu di ujung perjalanan.

Masalah bukanlah musuh yang harus dilawan, tetapi teman perjalanan yang sering kali membawa pesan tersembunyi dari kehidupan. Dengan bersyukur atas keberadaannya, kita mulai memahami bahwa hidup tidak hanya tentang menyelesaikan, tetapi juga tentang merasakan, menghargai, dan menerima. Ada kebahagiaan yang hanya bisa kita temukan setelah melewati badai, dan ada kedamaian yang hanya bisa hadir setelah kita belajar menerima ketidaksempurnaan. Masalah adalah warna gelap yang membuat warna terang di hidup kita semakin bersinar, memberi kedalaman pada cerita hidup yang kita jalani. Ketika kita melihat masalah sebagai bagian dari kehidupan yang seharusnya, kita mulai menyadari bahwa, di balik setiap tantangan, ada harmoni yang indah—seolah-olah semesta merancangnya untuk melengkapi hidup kita.

Selepas Hujan Reda


 Sekolah di sore hari setelah hujan reda selalu menyimpan keindahan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Langit yang tadinya suram kini mulai berpendar jingga, meninggalkan jejak pelangi samar di ufuk barat. Aroma tanah basah menguar lembut, bercampur dengan dingin sisa hujan yang masih menggantung di udara. Lantai lapangan sekolah yang sebelumnya ramai dipijak kini memantulkan kilauan air yang tertinggal, seperti cermin besar yang menampilkan bayangan langit. Pohon-pohon di halaman tampak segar, daunnya berkilauan karena tetesan air hujan yang perlahan jatuh satu per satu, menambah harmoni pada suasana yang tenang.

Keheningan sore itu begitu kontras dengan keriuhan pagi yang penuh dengan langkah terburu-buru, suara tawa, dan panggilan guru yang saling bersahutan. Kini, hanya suara angin yang berdesir lembut di antara jendela-jendela kelas yang setengah terbuka. Di sudut-sudut koridor, genangan kecil air memantulkan warna oranye matahari sore, menciptakan pemandangan yang romantis dan damai. Bangku-bangku kayu di taman tampak kosong, tetapi seolah menyimpan cerita bisu dari mereka yang pernah duduk di sana—tawa pelajar, percakapan rahasia, hingga keheningan canggung dua hati yang saling terpaut.

Di lapangan, jejak kaki yang tertinggal di tanah basah bercerita tentang langkah-langkah yang telah berlalu, sementara langit sore membisikkan bahwa waktu tak akan pernah berhenti. Sore di sekolah setelah hujan seperti detik-detik di mana dunia melambat, memberi ruang untuk merenung, mengingat, dan merasa. Ia seperti kenangan yang menyapa, lembut namun begitu dalam. Di saat itu, keheningan menjadi teman, dan sekolah yang biasanya ramai kini berubah menjadi tempat yang penuh keajaiban, menyimpan romantisme yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang cukup peka untuk menikmatinya.

Sunday, November 10, 2024

Kelabu #tulisanarma #yuknulislagi Arma Setyo Nugrahani




Langit kelabu menggantung berat di atas kepala, membawa rasa sepi dan ketidakpastian yang perlahan meresap ke dalam jiwa. Awan mendung menutupi matahari, memancarkan nuansa suram yang membuat segalanya tampak lebih tenang, namun penuh dengan kesedihan yang tak terlihat. Di bawah langit yang kelabu itu, perasaan campur aduk datang tanpa bisa dihindari—antara harapan yang ingin tetap tinggal dan menanti hujan, dan rasa takut akan badai yang mungkin datang. Seperti langit yang penuh dengan rahasia, kita sering kali merasa bahwa hidup ini penuh dengan teka-teki yang sulit untuk dipahami. Namun, dalam keheningan itu, ada keinginan untuk tetap bertahan, menunggu hujan yang mungkin datang membawa perubahan.

Arma Setyo Nugrahani - Pemasaran - Kurikulum Baru - Kurikulum Deep Learning

Namun, saat melihat sekeliling, ada sebuah ketenangan yang lebih menggoda—sebuah tempat berteduh yang nampak jauh lebih menawan. Tempat itu memberikan perlindungan dari hujan yang tak tahu kapan akan turun, dan memberi rasa aman dari ketidakpastian yang ada di luar. Meski niat awalnya adalah untuk tetap di luar, menunggu hujan, tapi kenyataan bahwa tempat berteduh menawarkan kenyamanan yang lebih membuatnya berpikir dua kali. Terkadang, kita merasa ingin terus menunggu sesuatu yang tidak pasti, berharap bahwa hujan akan datang untuk memberikan kedamaian, namun kenyamanan yang lebih nyata sering kali datang dengan bersembunyi dari apa yang kita takuti.

Arma Setyo Nugrahani

Di balik godaan untuk berteduh, ada perasaan bahwa kita sedang melarikan diri dari sesuatu yang harus dihadapi. Memandang langit yang kelabu seakan mengingatkan kita tentang perjalanan yang belum selesai, tentang harapan yang tak kunjung datang, dan tentang ketidakpastian yang terus menggantung. Namun, berteduh memberikan kenyamanan sesaat yang sering kali sulit untuk ditinggalkan. Keputusan untuk tetap tinggal menanti hujan atau memilih untuk berlindung di bawah atap yang aman adalah gambaran dari dilema dalam hidup kita—antara berani menghadapi risiko atau memilih jalan yang lebih mudah dan aman.

Arma Setyo Nugrahani - Pemasaran - Kurikulum Baru - Kurikulum Deep Learning

Namun, pada akhirnya, keputusan untuk tetap menunggu hujan atau berteduh di tempat yang lebih menawan bukanlah keputusan yang mudah. Kadang-kadang, kita harus belajar untuk berdamai dengan ketidakpastian, untuk menerima bahwa hujan tak selalu datang seperti yang kita harapkan. Ada kalanya, kita harus berhenti menunggu dan mulai bergerak, meskipun langit masih kelabu dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Hujan memang memberikan kehidupan, namun berteduh juga bisa menjadi tempat untuk menenangkan diri dan menyusun kembali langkah kita.

Arma Setyo Nugrahani - Pemasaran - Kurikulum Baru - Kurikulum Deep Learning

Dengan segala keraguan dan pilihan yang ada, kita tetap harus melangkah maju, tidak terjebak dalam menunggu yang tak pasti. Hujan mungkin akan datang, atau mungkin tidak, namun hidup tetap berjalan. Langit kelabu dan tempat berteduh hanyalah bagian dari perjalanan yang lebih besar, mengajarkan kita bahwa kadang-kadang kita harus memilih untuk tetap menunggu, namun di waktu lain, kita harus memilih untuk berteduh sementara, merencanakan langkah-langkah berikutnya. Hujan atau berteduh, keduanya menawarkan sesuatu yang berharga—keputusan kita adalah yang akan menentukan seberapa besar kita belajar dari setiap momen yang datang.

Arma Setyo Nugrahani - Pemasaran - Kurikulum Baru - Kurikulum Deep Learning




 

bispar ^_^

ini awal..  dan ada kabar baik lagi di waktu yang akan datang pasti balik kesini lagi..  dengan cerita yang lebih menarik..  ^_^   yeayyy ~