Seruni part 10
Siang itu tak seperti biasanya. Badanku tak enak ,wajahku memburam dari pagi. Hingga akhirnya siang ini aku terduduk di teras rumah dengan segala pemikiran dan kecemasan yang ku bawa beberapa hari ini. kepala sekolah mengijinkanku pulang lebih awal dari biasanya karena melihat muka temaramku. Angin kali ini menyambutku dengan bersahabat. Pelan menghadirkan kesejukan diantara semilirnya bersama bau hujan yang sedari kecil ku suka. Tak lama kemudian gerimis mulai membasahi kebun kecil yang belum lama jadiku buat dengan suamiku. Sepi dan sendiri membuat bayanganku untuk kesekilan kalinya terlintas bayangan surat bersampul biru muda itu. “Rasti Awalia” Ketika itu hatiku kembali perih walaupun tak teriris. ‘Seseorang .. yang pernah menaruh hati kepadamu” Dan dalam sekejap lukaku semakin tak menentu. Ada tepukan lemput di pundakku. Dan kudapati senyuman itu. Senyum yang telah memilikiku sejak awal perjumpaan kami . senyum yang menmenjarakanku pada petang dan ...