Seruni ~
Gerimis nampak melantunkan banyak cerita. Senyum
Seruni tak henti menghiasi paras ayunya. Tak terhenti saat ada tangan menarik
lengannya sebari melihatnya penuh rasa aneh.
“kenapa?” tanya Seruni dengan senyuman
khasnya pada sahabatnya.
“Uni... lihat deh gerimis, mo ujan..” Ucap
Retno sebari menunjuk langit.
“iya cantik yah, liat deh..” ucap seruni
sebari kembali mendekat ke tetesen hujan.
“heh...” kata Retno sambil kembali menarik
Seruni.
“iya bagus, tapi liat tuh, baju lo yang
panjang itu basah dan liat tuh jilbab” ucap Retno sebari menunjuk jilbab seruni
yang memang basah oleh percikan air hujan.
“ iya deh iya..yuh makan mie ayam yuk” ajak
seruni sambil menggandeng Retno menuju ke kantin.
Seruni melangkah. Meninggalkan apa yang di
pikirkannya sejenak. Bahkan langit mampu menghadirkan hujan untuk menghiburnya.
Di sertai oleh sahabat dan berjuta senyuman dari kawan dan keluarganya. Dia butuh
apa lagi selain itu.
Jikalau alam memilihnya untuk jadi antagonis
saat ini sengar berbagai cara dia lakukan. Semoga realita mengajarinya sesuatu.
Terlihat benar mana yang benar memilihnya sebagai kawan karena pribadinya dan
apa yang dimikilinya. Atau mereka menilai dari penampakan dan apa yang di
tuturkannya.
Dan di biarkannya alam menyeleksi orang –orang
tulus yang ada di sampingnya. Dan menghadirkan mereka yang menerimanya
sebagaimana dia ingin dan di terima apa adanya bukan hanya karena penilaian orang
lain.
Comments
Post a Comment