Hujan kali ini memang kurasa agak berbeda.
Setelah beberapa pekan aku berkecimpung dengan dunia penulisan karena di kejar
agenda dan segala macam tugas yang tak ada hentinya. Berharap untuk mampu
menengok mempiku dan hatiku yang tetap ku jaga adalah pilihan paling sempurna
walau begitu sulit untuk melakukannya.
Apa kabar sobat kecilku,
Menyapa bayangan seseorang di balik cermin
ketika aku berkaca adalah memorial waktu yang begitu mengagumkan. Ingin rasanya
memeluk bayangan itu dan berkata pilihanmu tepat sobat. Apapun yang terjadi
adalah sebuah langkah menuju sebuah jalan dan kesempatan yang baru.
Percayalah tak akan ada yang akan
menghakimimu walaupun dalam mimpi..
sobat..
Mata dan komentar itu tak sebanding dengan
apa yang akan kau pilih kelak. Apa jadinya mereka yang hanya mengangapmu kawan
karena simbol persamaan.
Apa jadinya mereka yang mengangapmu baik hanya karena
kepalsuan. Apa jadinya mereka yang mengagapmu sempurna hanya karena anggukan.
Sebenarnya apa yang mereka benarkan jika hanya di perbenarkan karena
persekutuan
Bahkan kau akan tersenyum walau hanya dengan
memandangku dalam diam anpa kata di sana , sobat.
Berterima kasihlah padaku karena tetep kuat.
Berjanjilah tak akan melangkah menjauh meski
kita tak sama..
Berjanjilah untuk tatap menatapku seperti itu
walaupun aku kian mengubah apa yang sudah ku taklukan.
Karena sesungguhnya aku hanya inginkan
kebahagiaan yang tak mempu aku berikan pada mereka yang selama ini aku
bahagiakan dengan anggukan.
Sahabatku ,
Percayakan hari ini dan seterusnya padaku..
Hingga suatu saatnya nanti akan ku pastikan
Ku balikkan apa yang mereka nggap salah dan
berbeda itu..
Menjadi sebuah simbol tak bermakna dari
sekedar..
Ilustrasi kemunafikan karena ketakutan untuk
kesepian..
Kesepian dalam pilihan..
Comments
Post a Comment