Sendu dan Rindu


 1. Taman yang Kini Hanya Ada di Ingatan
Dulu, di tengah hiruk-pikuk kota, ada taman kecil yang seperti oase di padang pasir. Penuh bunga warna-warni yang merekah di setiap musim, dan angin sejuk yang membawa harum tanah basah usai hujan. Di sudutnya, ada bangku kayu yang menjadi saksi perbincangan ringan dan tawa yang tak dibuat-buat. Kini, taman itu telah berubah menjadi gedung beton yang menjulang dingin, tanpa jejak kehidupan yang pernah dihidupkan di sana. Setiap kali melewati tempat itu, kenangan terasa begitu dekat, tetapi sekaligus jauh—seperti memegang bayangan yang tak pernah bisa digenggam.


2. Taman Tempat Hati Pernah Bersandar
Ada masa ketika taman itu adalah tempat kita berbagi rahasia, duduk di bawah pohon besar yang menaungi kita dari terik matahari. Kita berbicara tentang mimpi, tentang langit biru yang tampak lebih cerah dari biasanya. Kini, semuanya telah berubah. Pohon besar itu telah tumbang, dan rerumputan hijau yang dulu lembut di bawah kaki kita telah digantikan oleh aspal kasar. Namun, yang paling menyakitkan adalah kehilangan suasana, kehilangan rasa damai yang pernah menyelimuti hati kita. Taman itu, tempat hati pernah bersandar, kini hanya tinggal bayangan dalam memori.


3. Sepi di Tempat yang Berubah Wajah
Langit masih sama, tetapi pemandangan di bawahnya telah berubah. Taman kecil yang dulu dipenuhi suara burung dan tawa anak-anak kini menjadi tempat parkir yang sunyi. Seolah tempat itu telah kehilangan jiwanya, seperti kita yang kehilangan rumah kedua. Aku berjalan di sana, mencoba menghidupkan kembali kenangan dalam pikiranku—mencium harum bunga yang tak lagi ada, mendengar gemericik air dari kolam kecil yang kini telah mengering. Tapi semua itu hanya terjadi dalam hati, karena kenyataan telah merenggut keindahan itu selamanya.

4. Rindu yang Tak Tersampaikan
Setiap sudut taman itu dulu menyimpan cerita kita—dari pertama kali bertemu hingga saat-saat kita saling berjanji untuk selalu kembali ke tempat itu. Tapi kini, janji itu terasa hampa, karena taman itu telah menjadi sesuatu yang lain, sesuatu yang asing. Rindu yang muncul setiap kali melewati tempat itu tak pernah tersampaikan, hanya mengendap di hati. Terkadang, aku menutup mata dan mencoba membayangkan kita di sana lagi, tapi suara mesin-mesin dan debu kota memaksa realitas kembali hadir. Tempat itu telah pergi, bersama dengan sebagian kecil dari kita.


5. Kenangan yang Tak Akan Tergantikan
Taman itu bukan sekadar tempat; ia adalah bagian dari perjalanan hidup. Setiap bunga yang mekar, setiap jejak kaki di tanah basah, semuanya adalah bagian dari cerita yang tak lagi bisa dilanjutkan. Kini, di atasnya berdiri gedung-gedung yang tinggi dan dingin, seolah ingin menghapus semua jejak masa lalu. Tapi ada sesuatu yang tak bisa mereka ambil—kenangan. Meski taman itu telah hilang, aku akan terus menyimpannya dalam hatiku. Bagiku, ia adalah tempat yang tak akan pernah tergantikan, karena ia adalah bukti bahwa keindahan sejati tak pernah sepenuhnya hilang, meski hanya tinggal dalam ingatan.


Comments

Popular posts from this blog

LATIHAN SOAL UJIAN PART 1

Makalah Demokrasi di Indonesia