Catatan 3 : Mereka yang BERCAHAYA ...
Tak ada yang
tahu kenapa aku tersenyum. mereka bukan hanya tak mengerti. Tapi juga tak tahu
menahu akan apa yang ada di pikirku. Aku tengah terdiam dan mencoba menyimpan
segalanya di dalam memoriku.
Dalam hariku
aku melintasi masa. Terus bertahan berjelaga dengan waktu. Seakan mengijinkan
apa yang ku lakukan adalah apa yang ku impikan. Atau mengiklaskan pinta yang
menjadi doa dan ku serahkan segalanya padanya. Ini bukan karena aku tak
mengakui atas usaha yang ku lakukan hanya saja aku menganggap semua ini
karenaNya, usaha ini sebentuk cinta.
Ditengah
tengah kalian aku terdiam. Kadang diam ini yang membuatku tak bisa mengucapkan
kata. Kadang senyum ini isyarat bahagia. Kadang diamku jadi saksi aku
kehilangan kata dan lantunan nada. Hanya ada sebuah senyuman yang ku inginkan
hadir. Entah kalian mengerti atau tidak.
Bersama
kalian. Aku tak sendiri. Rimbunan pohon dan dedaunan itu jadi saksi. Kalian
masih di sini dan mengijinkanku hadir. Mengisi sebuah ruang di antara kalian
yang membuatku menjadi sosok yang berbeda.
Yang diamku
jadi perempuan yang 3 tahun lebih tua. Namun apakah itu salah. Ketika dengan
itu aku berbincang tentang kehidupan dan kematangan jiwa. Ini aku dan aku
mengiklaskan diri untuk berpikir tentang semua itu.
Sajak itu
mengalir begitu saja. inginku dan ingin kalian sama. Merengkuh ridhoNya. Melaksanakan
perintahnya dengan cinta dan harap yang purnama.Tak perlu ada keduaanya jika
kau mau. Tak perlu satu yang terdiri dari banyak mimpi jika kau berkenan.
Karena cukup Allah yang menjadi sepotong doa dan janjinya akan kebahagiaan
kita.
Keluarga kecil
yang mencintaiku tanpa syarat. Adik yang enggan kulepaskan pelukannya. Saudara
seiman yang mengijinkanku mengisi gundah dan gulanya keajaiban senyuman. Tegar
yang terlantun dalam setiap kesempatan. Tabah yang melengkapi setiap keiklasan.
Dan kalian tetap yang terbaik. Semoga kelak kita di kumpulkan dengan kumpulan
mereka yang bercahaya.
Comments
Post a Comment