Catatan 2 : Nuansa Tanpa Kata
Syair itu
membentuk untaian kalimat indah yang menjelma dalam sebuah keiklasan yang tak
terbentuk oleh nada. Satu tersatu angan menjelma dalam angin dan kesejukan.
Namun sejenak kemudian aku tau. Seutuhnya ada nada yang ku temui dari langit.
Aku merindukan
seseorang yang namanya terbingkai dalam nada. Aku merindukan seseorang yang
hatinya terkait dengan sunyi. Aku merindukan seseorang yang matanya tertunduk
menatap buku. Aku merindukan seseorang yang rimbun rindang matanya menjadikanku
teduh dalam pandang. Aku merindukan seseorang yang tak tergantikan itu
mendekatiku dan mengajakku bicara. Aku merindukan seseorang yang walau dalam
tundukan mengijinkanku untuk mengertinya. Aku merindukan seseorang yang tak ku
ketahui hatinya namun menyampaikannya walau tanpa kata. Aku merindukan
seseorang namun tak tau siapa dirinya.
Tanpa
memandangku. Tanpa isyarat. Tanpa kata. Hanya sebuah hampa yang terdiri dari
kita. Tak ada yang ku mau. Bahkan untuk saat ini. diam begini begitu ku
nikmati. Diam ini begitu indah rasanya.keheningan ini anugrah terindah. Dan ku
rasa tak ada yang lain. Selagi ini. hanya kau cukup disana dan aku disini. Aku
sudah bahagia.
Comments
Post a Comment