Tentang Hujan ~
Ku raih
lagi tetes hujan yang jatuh di tanganku. Ku genggam seakan ingin meyakinkan
diriku sendiri. Dan sekejap kemudian ku buka mata. Hingga ku temukan pandangan
yang sama. Pemandangan belakang rumah dengan pohon mangga di sana. seperti di
mimpi. Selayaknya dalam pintaku. Dan sekejap itu aku terpaku.
Ini
minggu ketiga selepas ikrar itu tertera. Terlantun dalam majelis yang penuh doa
, pengharapan dan pinta. Dia yang berniat menjagaku dari realita dunia dengan
segala kekurangan dan ketangguhannya. Siapa yang menyangka sosoknya yang kini
ku lihat pertama kali ketika aku membuka mata. Bahkan ketika aku terbangun di
tengah malam seperti kebiasaanku sedari dulu.
Nyatanya
hari demi hari berganti. Dan rumah tangga ini di bina dari niatan nan mulai tak
hanya sekedar gurat niat namun juga ikhtiar yang benar dan seutuhnya hanya
bertujuan untukNya. Ketika itu terlantun dalam ikhtiar begitu mengesankan untuk
ku rindukan ketika meninggakannya melaksanakan tugas negara untuk melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata atau KKN.
Bahkan
pelaksanaan penerjuanan KKN saja bertepatan dengan dimulainya hubungan kami
dalam ikatan suci. Hingga setiap rapat evaluasi agenda program KKN rasanya
menjadi sebuah simbolis evaluasi diri dalam diam antara aku , hatiku dan Allah
yang menyapa dalam setiap kerai bisik hati dalam jiwa.
Saat
dimana beberapa orang mulai menjelma dalam keadaan yang sedemikian rupa ku
inginkan. Senyuman mereka bagai sebuah peneguh keputusan untuk menaklukan
keraguan. Doa mereka bagai menumbangkan bingkai kegelisahan. Hingga pelukan
keluarga yang membuatku kian tangguh untuk melanjutkan segala hal yang telah
kami jalani bersama dan enggan berbalik lagi.
Begitulah
kami mengeja kehidupan kini dan nanti. Rintik hujan di antara semai senyuman
dan canda kami bagai merekam segala hal. hujan membingkainya dalam intrumen
kehidupan yang kian lengkap dengan syukur dan kesabaran. Hujan membuat kami
sadar bahwa hadir nya di antara kami membawa keceriaan dalam setiap rintiknya.
Ku
tatap lagi langit kelabu yang berarak di kejauhan. Bukan hanya sekedar simbol
mendung akan hujan yang baru datang. Namun mengisyratkan banyak hal. kami
membina sebuah hubungan bukan hanya pada antar manusia namun juga dengan takdir
dan keputusan langit. Yang sudah tertera bahkan sebelum di lahirkan.
Dan aku
begitu menyukai hujan. Semua yang menyayangiku tahu itu. Siluet kesan yang
membuat banyak orang merasa terganggu dengan rintiknya,. Namun untukku, hujan
seperti teman yang selalu tiba pada saatnya. Lebih dari sekedar membaca hati.
Memahami realita. Dan langit merekamnya dalam cuaca. Hingga mendung dan hujan tiba.
Comments
Post a Comment