Waktu
Aku
pernah berbincang dengan waktu. Mungkin bukan pernah lagi. Waktu telah menjadi
kawan dekatku ketika aku membutuhkan jiwa akan sebuah kelonggaran agenda maupun
musuh yang siap menikam ketika aku berada pada saat terjepit akan segala macam
alasan.
Saat
ini aku tengah bersanding pada waktu. Melalui segala macam kehidupan yang siap
atau tidak siap berada pada hari yang kumiliki dengan kehadirannya. Waktu
tengah mengijinkanku berada di sampingnya dan memperbolehkanku mengeja arti
sebuah awal dan akhir. Awal yang mengesankan yang tak selalu berakhir dengan
gelimang bahagia maupun tetes air mata.
Aku
tak akan pernah berada di sisi ini jika aku berada di posisi kemarin dan
menyerah. Mengenal waktu lebih dalam adalah bagaimana memanajemannya sebaik
mungkin , walau itu tak akan pernah jadi yang terbaik.
Sadar
atau tidak waktu mengubahku menjadi orang yang berbeda akhir akhir ini. menjadi
sosok yang siap menerkam mereka yang mencoba mengusikku dengan agenda dadakan
yang serba tak tentu karena tanpa koordinasi atau malah melegalkan sebuah
pertemuan rutin untuk sebuah alasan yang tak penting yang sedemikian aku
lepaskan.
Waktu
.. waktu .. waktu..
Jika
dapat aku menjeratmu dengan tali sepatu .. maka akan ku jerat itu pada saat aku
bersama kedua orang tuaku dan adik kecilku. Membiarkan kami berempat pada satu
waktu di tepi pantai dan bercengkrama tentang banyak hal. mengeja masa depan
bukan hanya dengan mimpi namun juga dengan kesyukuran.
Jangan
jadikan aku pengecut yang mengalahkan mu dengan tipu daya waktu.. aku ingin
sadar untuk mengalahkanmu hingga nanti ketika aku dapat menyadari bahwa hari ini telah terlewati bukan hanya terlewati.namun
dapat ku banggakan di akhir waktuku.
Comments
Post a Comment