Tak ada kata beruntung bagi mereka yang mati muda !!
Mati
muda bukan pilihan kawan. Itu pembodohan peradaban untuk kalian yang lahir di
era abad 21.
Mengenal
soe hok gie dan chairil anwa adalah metode penelitian yang berbeda untukku.
Mengenali mereka kewat kata yang terucap. Kesendirian yang terbenam. Dan sejuta
kehampaan yang menikam kesendirian memberikan warna lain dalam berkehidupan,
yang itu pula membuatku menyukai kesendirian akhir akhir ini.
Ada
yang menghentikan langkahku kemarin sore ketika celetukan salah seorang senior
tentang sosok gie dengan ke-atheis-san nya. Apa yang merupakan buah dari sebuah
peradaban yang saat itu di laluinya. Hanya tersenyum. kenapa harus berbebat
soal dia yang telah pergi dan hanya meninggalkan kita kata dan serpihan rasa
lewat tulisannya yang kadang lebih mirip tumpukan kata dari pada narasi.
Mencoba
kembali menapaki sajak sajak apa yang membuatnya nampak angkuh disaat itu.
Mencoba mengerti setiap kata yang menikamnya dalam ketikan di sudut ruangan dan
menikam hatinya yang hanya di peluk kegelisahan akan tahta manusia.
Tak
ada yang benar-benar abadi. Mungkin itu yang nampak di mata mereka. Raga kan
lumpuh dan luruh oleh waktu dan seiring waktu membusuk dalam tanah. Yang tak
mereka tahu adalah jiwa jiwa mereka yang tetap kekal dan kelak mempertanggung
jawabkan apa yang mereka lakukan.
Apa
mereka salah ketika itu bila berpikir mati muda adalah solusi? Bagiku tidak..
karena itulah proses mereka mengeja kehidupan . bagaimana kita yang melintasi
jaman yang sudah serba nyaman dan bergelimang kebahagiaan dan kemudahan hidup.
Malah kian terjebak pada pemborosan ragawi yang sia-sia.
Namun
apa mau dikata. Ini bukan soal mau atau tidak mau. Kadang tren jadi lebih mirip
tuhan dari pada keimanan yang ada dalam diri. Luas apa yang di pikirkan pun
hanya tertulis 140 karakter dalam jejaring sosial. Lelucon apa lagi itu.
Ketika
mereka menganggap dunia mereka hanya sebatas mati muda. Maka jika saat ini kita
juga berpikir seperti itu. Itu adalah sebuah pembodohan tahap lanjut yang siap
menelan hidup hidup seluruh pikiran bermanfaat dan menjadi manusia berguna.
Hanya saja mengerti dan mau menerima pengertian itu atau tidak.
Mati
muda itu bukan pilihan kawan itu pembodohan. Karena kalian adlah generasi
tingkat abad ke 21 yang siap dan lawang berkontribusi selagi kalian tahu.
Lakukan perbaikan selama kalian mampu. Gunakan pengetahuna kalian. Cari bahan
apa yang membuat kalian nampak begitu mempesona untuk menjadi luar biasa. Atau
cari kehidupan yang lebih baik dan lebih mengerti tentang kehidupan yang kita
punya. Atau lebih indah dan lebih mengesankan untuk di bagikan kepada kehidupan.
Comments
Post a Comment