Perbincangan tentang Perempuan :)
Perempuan merupakan
pokok perbincangan yang tak akan ada habisnya. Elegi mengesankan yang
menjadikan sebagaian besar dari kaum kita kini telah berkembang pesat. Baik secara
pemikiran maupun tindak lanjut atas langkah dan pilihan hidupnya. Namun tanpa
meninggalkan status perempuan yang menjadi kewajibannya. Entah sebagai seorang
ana, istri maupun seorang ibu.
Terbiasa dengan status
sebagai seorang perempuan nampaknya banyak diantara kita yang menjadikan diri
seperti apa yang di katakan orang. Namun perbincangan sengan ibu di sela
memasak ataupun membuat ice cream hari hari belakangan merupakan perbincangan
yang cukup mengesankan untuk di ulas lebih jauh. bagaimana beliau merangkai
ceritanya sendiri dengan begitu mengesankan.
Cara dan pola pikir yang
sederhana namun begitu istimewa untuk seorang anak perempuannya yang kini
beranjak dari usia remaja. Bukan lalu saya merasa hari ini saya sudah lebih
dewasa.
Apalah arti kedewasaan bagi seseorang apalagi seorang perempuan. Dewasa
hanya slogan. Yang paling penting adalah bagaimana seseorang belajar untuk
menjadi lebih baik. Setiap saat dalam detik dan waktu yang dimilikinya. Bagaimana
menjadi sosok yang lebih mempu mengeja kejenuhan dengan proporsi yang benar dan
mengalahkan ego dan ambisi menjadi lebih realistis. Dan faktanya beliau dapat
melakukan itu dalam hidup walau dalam makna tersirat dalam setiap ceritanya.
Perempuan tak akan
pernah usai untuk di telusuri. Kepekaan dan cara pikir yang memang lebih
mengedepankan perasaaan. Begitu mengesankan sama dengan mengesankannya pikiran
seorang laki-laki yang cenderung lebih ringkas dan kongkret. Berbeda dengan
laki laki pula yang mengedepankan logika. Namun untuk saya. Tidak semua laki-laki
seperti itu. Karena sayapun pernah mendapati seseorang yang begitu mengesankan
yang mampu berpikir dengan ideal tentang perasaan dan logikanya.
Rasanya aneh menggunakan
perempuan menjadi pokok perbincangan. Namun apa mau di kata. 2 agenda penulisan
yang kemarin saya dan ibu kunjungi tengah bertemakan perempuan. Padahal bulan
april sudah lama berlalu ya. Namun menggemanya tema perempuan belum ada yang
menggantikan. Bahkan seni yang terdapat di sudut yogjakarta kemarin begitu apik
menampikkan perempuan sagai bahan untuk mengaduk aduk penikmat seni dengan
penampilan karya yang mengesankan.
Dan ketika kini kembali
dalam sebuah realita tentang kehidupan dan menjalaninya. Buku yang tengah saya
baca berbicara banyak tentang ideologi yang terbatas bagi seorang perempuan. Novel
apik karya salah seorang teman yang kini jauh di negeri seberang. (semoga Allah
memberikan perlindungan dan barokah padanya) sejauh ini pemikiranya yang dulu di rebut radikal
oleh guru teater kami faktanya malah menjadi sebuah biji dan cikal yang tumbuh
dengan siraman kerohanian yang apik di tempatnya kini. Semoga ada waktu dan
umur kembali mengeja arti kata bersamanya di waktu yang akan datang.
Perempuan sebagai
seorang anak, istri atau ibu. Tetap mengesankan di manapun mereka berada. Hanya
mereka yang beruntung yang mampu mengeja sebuah makna dalam setiap titik
kehidupannya.
Dan hanya mereka yang mampu mempertahannya kesungguhannya yang
mampu melukiskan kesyukuranya saat menjalani kehidupan sebagai seorang
perempuan.
Dan saya berharap saya salah satu diantara mereka. (arma-unnes)
Comments
Post a Comment