Listening :')
“bila diam itu emas, bicara itu berlian..
Maka berbicara dan diam pada porsi , alasan dan
waktu yang tepat
Adalah permata yang tak ternilai harganya “
Arma setyo nugrahani
Mendengar adalah bagian tak terlupakan dari
kehidupan. Mendengarpun kini menjadi sebuah realita kongkret baik menjadi
pribadi maupun menjadi seorang mahasiswa yang nantinya harus mampu
mengakomodari dirinya menjadi sebuah manfaat bukan hanya untuk dirinya sediri
namun juga untuk lingkungannya.
Kegiatan tersebut
sama pentingnya dengan berbicara. Secara kongkret mungkin kita hanya
berkesimpulan bahwa yang penting adalah berbicara atau berpendapat. Namun coba
di telaah lebih lanjut, kegiatan mendengar menjadi sebuah stok keilmuan yang
nantinya dapat menjadi sebuah kecukupan kajian apabila kita membutuhkan
pengetahuan dalam perbincangan yang akan kita bawakan.
Bahkan begitu pentingnya sebuah arti mendengar
dapat menjadi sebuah jalan kita untuk mampu menganalisis seseorang. Teruntuk saya
pribadi saya memang orang yang cukup suka mendengarkan seseorang. Bukan hanya
sekedar mendengar. Namun melalui nada suara, isi perbincangan hingga bagaimana
pembawaannya ketika di bicarakan di depan audience nya dapat menunjukkan bagaimana
sikap atau apa yang sesungguhnya ada didalam diri seseorang.
Dengan begitu, memungkinkan saya sebagai audience
atau lawan bicaranya mampu menempatkan diri dan lebih banyak untuk mengenal
beliau.
Lebih jauh saya memang tertarik dengan mereka yang
berbicara dengan nada suara yang cenderung lebih datar. Bukan karena sikapnya
yang datar dan tanpa ekspresi namun apa yang ada di dalam maksud perbincangan
itu yang biasanya saya tunggu. Dan orang yang memiliki sikap yang cenderung datar
tersebut biasanya memiiki pengetahuan yang lebih.
Terus terang , saya masih percaya filsafat yang
berbicara bahwa “tong kosong nyaring bunyinya” namun lebih jauh saya lebih
bicara adalah bahkan nyaring itu lebih
baik dari pada mereka yang berisi banyak namun tak bersuara. Alias diam saja
bila anda sudah berisi berarti anda tidak bermanfaat juga tidak baik bukan?
Sehingga baik orang yang pendiam maupun orang yang
pandai mengolah kata sekiranya adalah dua komponen yang berbeda untuk kita
perbandingkan. Sehingga lebih bijak apabila menempatkan mereka memang dengan
posisi yang berbeda. Anda yang suka berbincang maka bermanfaaltlah dengan
perbincangan dan suara anda. Dan biarkan saya dan mereka yang lebih cenderung
suka dengan dunia yang diam untuk bercerita dan bernyanyi dengan tulisan kami.
Kalo seorang arma? Dimana ya saya menempatkan diri?
Menjadi orang yang pendiam dan banyak mendengar?
Atau orang
yang banyak bicara? (arma – unnes)
Comments
Post a Comment