UNCONDITIONAL LOVE
Sosok
yang menemuiku di ujung senja itu begitu mengispirasiku. Bukan karena tingginya
jabatannya. Bukan karena harta yang di banggakannya . bukan karena kepintaran
otak yang di punyainya dapat menaklukan dunia. Namun karena kesederhanaannya
yang membuat siapapun akan mengangguk dan berterima kasih atas semua
wejangannya.
“haduh
seorang arma bisa menangis, karena hal seperti ini” begitulah saat pertama kali
menemuinya kemarin. Ada rasa yang berbeda yang memberikan setiap sendi dalam
tubuhku bertambah lumpuh dan semakin deras air mata mengalir di pipi.
Dan
rasanya ada yang berbeda ketika di peluknya. Rasanya jilbab coklat muda
itu basah di pundak. Ada yang tak bisa
ku ungkapkan dengan kata. Walau tanpa cerita, nampaknya kabar itu sudah sampai
di dirinya. Hingga di biarkannya kau tenggelam dalam rasaku sendiri lagi.
“ini
rasanya terlalu berharap ya mbak, saat semua yang ku lakukan rasanya sudah
begitu total, kenapa seperti ini?” ucapku lirih dalam pelukannya sebari tak
melepaskan pikiran yang tak hentik bertanya tentang alasan dan alasan.
“jadi
ndak iklas ya selama ini? mengharapkan apa,adikku sayang?” ucapnya sambil
memandang wajahku yang entah sudah bagaimana saat itu.
Ku
tarik ujung jilbabku dan membenamkan wajahku di sana. ada yang tak ingin ku
dengar sat ini. perempuan yang begitu dekat denganku itupun tau. Aku sedang tak
ingin mendengar dan mengerti apapun. Biarkan saat ini aku tenggelam dalam rasaku
sendiri. Dan menyediakan wakjtu untuk melengkapi setiap kesadaranku dengan apa
yang ku pahami dengan waktuku sendiri. Namun saat itu. Aku hanya ingin di
temani. Dan di dengarkan. Cuma itu.
Kelabu
rabu ...
Break
Ashar ~
MUA
~ 16 mei 2012
Comments
Post a Comment