DIA tak pernah salah :)
Ada banyak hal yang membuat saya
pulang kerumah dengan membawa banyak pemikiran. Karena disinilah tempat dimana
saya bisa menjadi arma. Tanpa tensdensi dan tanpa keinginan untuk menjadi orang
lain. Karena mereka yang ada disini menerima dan menemani saya karena diri saya
sendiri.
Termasuk ibu malam ini, berdua di
teras rumah dengan sejuta hal yang ada di pikiran saya sendiri. Yang kemudian
tumpah dalam cerita. Senyuman dan anggukan terkadang menyelingi aktifitasnya
membuat pola manik manik di baju.
“pemenang yang bijak itu
bagaimana sih?” tanya beliau sambil meletakkan baju itu. Namun aku menggeleng
dan menunduk
“pemenang yang mampu menempatkan
kemenangannya di tempat yang tepat. Pemenang yang membuat orang yang kalah
tidak menjadi lemah , namun menjadi kuat karena belajar dari kekalahannya,
pemenang sejati adalah pemimpin yang amanah, ketua yang baik dan berkompeten dan guru yang dapat menjadi
sumber tauladan untuk yang berada di sekitarnya” jawab ibu dengan sendirinya sebari mengelus
kepalaku.
Ada yang tertahan di hati ini.
tak tahu apa. Ada yang sakit namun tak terucapkan. Hanya air mata yang mungkin
bisa jadi melambangkan semuanya.
Ibu mengambil tanganku dan ..
“bagaimana bisa jadi pemenang
yang bijak , kalo belum lulus menjadi seseorang yang kalah dan gagal yang iklas
“
Dan apa lagi kata yang bisa di
ucapkan. Namun apa yang terlalu di pikirkan. Aku hanya gagal bukan kalah.
Karena itu kehidupan ini hmm.. maaf.. kompetisi itu bukan kehidupan .. itu
hanya sedikit simbol saja bukan? (arma – unnes)
Pemenang
yang sebenarnya akan di letakkan kehidupan.
Yang
dinilai bukan karena dia tidak pernah gagal,
namun
bagaimana dia bangkit dari kegagalan
dan
menjadi
lebih baik selepasnya.
(arma – unnes)
Comments
Post a Comment