genangan air hujan
Sebenarnya,
ingin sejenak menyapamu kawan. Setidaknya ada kabar dariku kan?
Tak
seutuhnya aku meninggalkanmu.
Memang
kini dunia nyata begitu ramai. Bukan yang dulu tak ramai.
Namun
kini demikian lebih ku perhatikan dari biasanya. Setidaknya itu yang ingin ku
tuliskan.
Biarkan
aku menyapamu untuk kali ini.
Bagaimana
kabarmu? Sudah berbaikankah dengan keadaan?
Belum?
Ah.. jangan terlampau di pikirkan apa yang dulu ku biacarakan.
Cukup
kita saja yang mengerti arti sebuah senyuman.
Hehe..
aku bercanda.
Sudah
makan? Alhamdulillah ..kalo sedang berpuasa.
Kini
begitu rajin dirimu sejak ku tinggalkan ya?
Hehehe…
Eh..
dari suaramu terdengar tak baik.
Sudah
ku katakana, jangan paksakan diri untuk hujan-hujanan.
Biar
aku saja yang hujan-hujanan. Tak usahlah kau ikut-ikutan.
Baik.
Langsung ke topik utama ya. Aku hanya ingin berkata satu hal dari jutaan yang
ingin ku sampaikan.
Jangan
tersenyum dulu.
Belum
aku bicara. Memang aku tak bicara, karna di depanmu aku tak bisa bicar seperti
ini.
Haduhh..
Kau
mulai lagi. Lihat bajumu. Sudah ku katakana untuk tak memakai baju itu lagi
bukan?
Baju
setipis itu kau pakai hingga 2 hari ini.
Ku
tebak, itu pasti juga kena gerimis kemarin sore.
Tak
habis pikir aku padamu.
Sekarang
dengarkan..
Maksudku,
baca baik-baik..
Aku
hanya ingin katakan..
Aku….
(genangan
air hujan)
Comments
Post a Comment