Seruni Part 12
Sekali
lagi ku tatap wajahnya. Namun tak ku temukan ceria seperti biasanya. Kaca mata
yang biasanya di sandarkannya tepat di depan mata pun tiada. Beberapa hari ini
di tergeletak di meja bersama pen yang biasanya menemaninya beraktifitas. Dan
dia? Kini terbaring di tempat tidur dengan berselimut dengan tenangnya.
“abang
tak apa-apa, jangan berlebihan.. Cuma panas biasa.. nanti juga turun sendiri
ketika di bawa beraktifitas” ujarnya sebari tersenyum lalu menyisipkan kecup di
keningku ketika aku mencium tangannya. kemudian dia berlalu, membawa materi
pembelajaran yang di siapkannya semalam suntuk.
Dari
pintu ku lihat punggung itu menjauh. Persis seperti beberapa waktu yang lalu
ketika pertama kali dia kerumah. Di sampingku tercantum doa berselimut
ketulusan agar Allah memberikan kesehatan baginya. Senyuman dan kesabaran yang
tiada batas untuk menghadapi dunia menghadapiku. Hingga akhirnya dia menghilang
di ujung jalan bersama motor kesayangannya sedari kuliah.
Dan itu
adalah kejadian yang terjadi 3 hari yang lalu. Kini orang yang paling membuatku
khawatir setiap waktu itu makin membuatku tak bisa meninggalkannya barang
sekejap saja. Anggapannya sehat terlampau luas melebihi definisi orang biasa.
Dia benar-benar keras kepala L
Comments
Post a Comment