DULU !!!!
Dulu aku juga tak mengenalmu. Sama seperti
biasanya aku memandang kaum lelaki. Dulu aku juga tak merasakan apapun saat menatap
foto itu. Sama seperti biasanya aku mengubah pandangan mata ke sudut lain.
Dulu. Dulu sekali. Ketika aku tak mengenal apapun yang ku sebut kini setiap
waktu.
Dulu aku juga tak mengerti mengapa aku
memikirkanmu. Terucap namamu dalam doaku. Selayaknya apa yang ku adukan pada
Tuhanku. Mengiba dan meminta apa yang tak ku pikirkan sebelumnya. Walau belum
sampai aku berujar seperti ini aku mengatakan setiap kesempatan.
Dulu aku juga tak mengerti debar ini. seperti aku
tak mampu melengkapi apa yang seharusnya ada. Yang tak sepentasnya aku terka.
Maupun aku bayangkan hingga ke ujung relung dada. Aku yang tak mengerti arti
siluet kini mencoba merabanya lewat rangkaian harap. Aku juga tak mengerti ,
namun mengapa aku mencoba untuk melaksanakan pengertian itu lebih dini.
Aku juga tak seperti ini dulu. Aku tak meneteskan
air mata untukmu. Aku tak berujar aku ingin sesuatu darimu. Tak inginkan apa yang
tak seharusnya aku pinta walaupun dalam dada. Salahkah ketika aku mengiba
pertemuan yang ingin sekali ku laksanakan. Bahkan sebelum aku di lahirkan.
Aku juga dulu tak seperti ini yang memendam apa
yang tak ku ungkapkan pada ibu. Terisak sendiri. Memeluk ujung selimut yang
menemaniku menguras air mata kerinduan. Apa yang seharusnya tak ku lakukan
ketika beban harap dari ayah dan ibuku terpanggul kuat di bahuku. Tempatku
dimana seharusnya adalah tempat yang membuat mereka HARUS BAHAGIA.
Ini juga salahku mungkin. Seharusnya aku tak
begini. Seharusnya aku tak begitu. Hatiku begitu sempit untuk menerima hal yang
tak semestinya ku rasa namun sudah terlanjut hinggap dan enggan terbang
kembali.
Dan kini aku kesakitan sendiri. Menatap langit
malam dan mencoba memeluknya walaupun dari kejauhan pun semut semut itu
menertawakanku. Seakan aku adalah ketidak beradaan yang merindukan kepastian.
Aku pun merindumu setiap saat. Merindu menghempas
lumpuhku akan cinta yang seakan mengikatku dalam. Aku juga tak ingin rasanya
melaksanakan egoku untuk apapun itu. Yang ku tahu. Kau adalah yang tak teraba
namun ku miliki dalam dada.
Namun aku masih kesakitan. Harapan tanpa kepastian
itu menikamku. Kerinduan ini mengikatku. Hingga berdarah hati ini tanpa darah.
Aku masih merindumu. Masih mendamba setiap apa yang terucap dan terangkai dalam
hidupku.
Tapi aku masih saja kesakitan. Tak mampukah kau
saja yang jadi obat untukku. Melepaskanku dan berkata semua akan baik baik
saja.
Sepenting apakah aku di hidupmu hingga bisa kau
abaikan hingga kini.
Aku masih kesakitan
Jika kata ini tak terucap itu bukan karena aku
menyerah untuk semua itu. Aku tak akan menyerah. Hatiku mungkin bisa sempit.
Tapi tekadku kuat. Aku akan menguatkannya. Keteguhanku akan menguatkannya.
Dan ..
Walaupun aku kesakitan. Aku masih disini. Dan aku
bertahan. Tak ada satupun hak yang mampu mengalahkan tekad-ku dan mau-ku akan
disini. Dan melaksanakan kewajibanku. Aku akan disini dan berada di sampingmu.
Seakan kau ada di sampingmu. Seakan kau
memandangku dengan berjuta sayang yang selalu kau ungkapkan setiap waktu.
Seakan tanganmu tak lelah menghapus air mata ini. seakan pelukmu tak henti tabahkanku dalam guncangan cobaan kehidupan.
karena dalam inginku kau akan disini. Dan tak
henti berkata semua akan baik baik saja. seakan kau disini seperti dulu,saat
kau berkata aku lah satu yang membuatmu berdebar setiap saat. Hanya aku yang
mampu meredakan rindumu.
Hanya aku yang kau tunggu.
Hey menyebalkan.. jika kelak kau membaca tulisan
ini.. ku harap kau sedang ada disampingku.
Dan merangkulku. Sebari berkata tak akan
melepaskanku sampai kapanpun itu. Dan berkata hanya dirimu satu yang menghiasi
hidup dengan sejuta lampu dan melodi warnaku.
Dan ku harap hanya kau yang kau yang ada di
sampingku..
Yang memegang tanganku.
Sebari menatap mataku dengan halal.
Magelang, awal juni 2013
Comments
Post a Comment