DOSA Emansipasi
Citra perempuan menjadi sebuah dilema.
Sebagian menganggap perempuan baik adalah yang penurut, pendiam dan menerima. Namun yang saat ini tercitra adalah perempuan yang gesit, lincah dan mandiri. Demikian terjadi berbagai pandangan tentang perempuan. Hal itu pula dengan definisi yang berbeda di tiap daerah sesuai dengan adar dan budaya setempat.
Sebagian menganggap perempuan baik adalah yang penurut, pendiam dan menerima. Namun yang saat ini tercitra adalah perempuan yang gesit, lincah dan mandiri. Demikian terjadi berbagai pandangan tentang perempuan. Hal itu pula dengan definisi yang berbeda di tiap daerah sesuai dengan adar dan budaya setempat.
Namun gaung emansipasi telah membawa perbedaan itu
menjadi sebuah kesatuan. Bahwa perempuan berhak memilih apa yang dia inginkan.
Menjadi siapapun yang dia dambakan. Dan menjadi bagaimanapun yang dia
tauladani.
Hal itu tak menjadi masalah apabila hal tersebut di
imbangi dengan pengetahuan dasar dan pengertian serta rute yang tepat pada apa
yang seharusnya dilakukan.namun hal itu kini semakin jauh dengan realita.
Gaung emansipasi membuat perempuan berada pada posisi
yang ‘waw’ . Perempuan berada pada titik yang membuat segalanya menjadi serba
bebas. Apapun yang mereka kehendaki terlaksana. Seakan emansipasi menjadi
sebuah sertifikat untuk menghalalkan segala keputusan.
Dapat disadari yang terjadi saat ini. kebudayaan yang
dari dulu di pegang erat mulai luntur atas nama emansipasi. Menjadi sebuah
tanda bahwa emansipasi telah bergulis tidak sesuai dengan rutenya. Bagaimana
perempuan mulai menempatkan emansipasi di atas segala nya sehingga menjadi
pembenaran atas yang di inginkannya.
Rok pendek yang di anggap sebagai luapan kreatifitas.
Perhiasan yang bersimbah dianggap sebagai sebuah hak. Mengumbar segala
kebiasaan yang tak sepantasnya menjadi sebuah kehidupan yang sah atas nama
emansipasi.
Dan apakah itu menjadi kesalahan Kartini. Dosakah beliau
membawa emansipasi di Indonesia? Salahkah beliau menjadikan segala hal yang
nampak begitu nyata sebagai sebuah kerahasiaan da kehormatan seorang wanita.
Namun kini menjadi ‘santapan’ khalayak umum?
Atau ini memang sebuah proses yang akan berujung? Namun
dimana ujungnya? Kehancurankah?
Atau seperti Zin dan Zang, emansipasi memiliki 2 sisi
yang berbeda.
Kebaikan dan keburukan yang selalu mengiringinya. Termasuk pahala untuk Kartini yang membawa perempuan menjadi sosok ibu yang sempurna dengan pengetahuan dan pendidikan yang baik untuk menjadi madrasah pertama untuk anaknya kelak.
Kebaikan dan keburukan yang selalu mengiringinya. Termasuk pahala untuk Kartini yang membawa perempuan menjadi sosok ibu yang sempurna dengan pengetahuan dan pendidikan yang baik untuk menjadi madrasah pertama untuk anaknya kelak.
Namun..
Kenyataan yang terjadi saat ini.
Apakah menjadi dosa Emansipasi?
Comments
Post a Comment