‘ITU ?’
Tak pernah terpikir untuk berbincang ini
untuk beberapa periode ini. karena memang belum terlampir untuk terlalu
memikirkannya.
Masih sangat muda. Namun entah mengapa, rasanya tak lama lagi.
Aneh yang begitu meraja ketika ada
seseorang yang baru masuk di kehidupanku begitu lugas untuk berbincang dengan
ini. bukan tidak boleh, hanya saja mungkin sudah terbiasa untuknya melewati
berbagai hal dalam kehidupan yang tak pernah ku temukan sehingga berbincang
tentang ‘itu’ pun begitu renyah untuk di buatnya bercanda dan kemudian tawa
melepas lelah hari.
Namun aku tak pernah berkata bahwa ‘itu’
begitu nampak sebagai canda akhir pekan ketika aku memandang kedepan dan
melihat bahwasannya aku bukan anak kemarin sore yang kemana-mana masih bersama
ibu dan masih di antar bapak untuk sekedar meminta ijin observasi. Namun lebih
jauh bukankah ‘itu’ adalah hal yang cukup penting untuk di bicarakan secara
matang dan terencana.
Hanya satu inginku dari dulu, bahwa ketika
menemukan seseorang untuk pertama dan terakhir itu bukan hanya tentang sekedar
berjalan saja. hingga jika kelak menenukan rasa itu hadir dan menghias itu
hanya ku anggap sebagai selingan yang nampak menawan untuk di lihat namun belum terlalu halal untuk di
nikmati secara seksama.
Hingga aku tak terbiasa untuk berbicara
tentang mimpiku pada orang lain. Mungkin sama halnya dengan mereka yang
terlebih dahulu untuk menjalani proses ini, hanya saja kini aku tengah
melaluinya.
Satu hal yang begitu mengesankanuntukku.
Bukan untuk apa dan mengapa. Hanya saja ada yang kupinta untuk menerima dan
meiklaskan apapun itu. Setidaknya untuk saat ini agar tak terlampau dekat.
Karena kelak aku dan dia tahu. Kami punya
seumur hidup untuk mulai menerima, memahami dan meiklaskan seumur hidup kita..
kelak..
Karena tak setiap dari kita tahu apa yang terjadi nanti maka mari berkisah
tentang ‘itu’ yang biasa ku sebutkan untuk menghindari kata nikah.
Comments
Post a Comment