cinta dan benci
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
"Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai."[6]
Demikianlah sikap yang pertengahan ini bertambah nyata, meliputi seluruh tampilan Islam hingga dalam hal perasaan, simpati dan kasih sayang.
Oleh karena itu Umar bin al-Khaththab radialllahu 'anhu berkata: "Hai Aslam, jangan jadikan cintamu sebagai beban dan jangan sampai bencimu membuat binasa."
Aku bertanya: "Bagaimana hal itu bisa terjadi?"
Beliau mengatakan: "Jika engkau mencintai, janganlah berlebihan seperti seorang anak kecil mencintai sesuatu. Dan, jika engkau membenci, janganlah berlebihan hingga engkau suka mencelakai sahabatmu dan membinasakannya."[7]
Hadbah bin Kasyram berkata:
jika engkau membenci, bencilah dengan kebencian
sewajarnya
karena sesungguhnya engkau tidak tahu,
suatu ketika engkau akan kembali
jadilah engkau barang tambang bagi kebaikan dan
berilah maaf atas kesalahan
karena sesungguhnya engkau melihat dan
mendengar apa yang engkau lakukan
jika engkau mencintai, cintailah dengan cinta
sewajarnya
sebab engkau tidak tahu, suatu ketika engkau
memutus cinta itu
An-Namar bin Taulab berkata:
cintailah kekasihmu dengan cinta sewajarnya
niscaya tidak akan membebanimi
bila kamu memutus cinta itu
dan bencilah musuhmu dengan benci sewajarnya
karena bila engkau berusaha untuk mencintainya
maka engkau akan bersikap bijak padanya
Comments
Post a Comment