Elegi Akhir Ramadhan..
Sekali
lagi ada yang menggenang di sudut mata.
Tepat di mata yang selama ini nampak
berbinar dan bercahaya. Namun kali ini padam. Tumpah ruah berurai sendu. Yang
nampaknya tak akan kunjung padam dalam sebentar. Karena ini tentang rasa.
Rasa
sedih di tinggal bulan ini.
Mungkin
terasa berbeda. Sangat malah. Tepat di bulan ini ku mulai dan ku akhiri dengan
perbedaan besar dengan tahun-tahun yang lalu.
Berbagai
cerita tertuang dalam sudutnya. Tak terpikir bahkan terbias seperti biasa.
Namun fakta berkata lain, bingkai cerita berkisah lain.
Tahun
ini adalah tahun pertamaku menjadi seorang istri. Ramadhan pertama ketika
mempersiapkan diri kehadiran si kecil. Entah bidadari atau pangeran yang kelak
mendampingku di kala menuju usia senja. Namun itu tak jadi soal, aku telah
jatuh cinta padanya bahkan sebelum ia dilahirkan.
Tahun
yang serba- pertama untukku ini
bagaikan lembaran demi lembaran ilmu yang tak
mampu ku uraikan sesaat. Pasti berpuluh paragraph dan beribu kosa kata bahkan
berjuta makna yang akan ku sampaikan. Namun ku pastikan tak akan seluas samudra
syukur yang ku haturkan pada Allah atas karuniaNYA yang tiada henti untuk kami.
Hamba yang ingin kian mendekat walau senantiasa khilaf dan lupa.
Di
akhir ramadhan ini, aku menangis lagi. Bukan oleh apa dan mengapa. Bukan karena
siapa dan dimana, bukan karena alasan atau praduga.
Namun…
Karena..
Comments
Post a Comment