(^_^)
Segala hal yang ada di dirinya adalah
hal yang menarik untuk saya. Setiap kata yang di lontarkannya, gaya bicara,
logat, wajah hingga pemikirannya. Tak ada yang tertinggal untuk saya rekam
lekat dalam ingatan. Sosoknya yang memang sedari dulu saya kagumi, kini
bertambah dan terus bertambah kuat rasa sayang itu. Hal yang sedari dulu tidak
dapat saya lakukan. Hal yang tak pernah saya mimpikan bahkan berpikir saja
rasanya jauh sekali. Tapi itu dulu. Sebelum saya jatuh cinta.
Mungkin ini yang namanya benar-benar
jatuh cinta. Hal yang memang manusiawi di rasakan oleh siapa saja. namun
bukankah ini begitu indah ketika di bingkai dengan pernikahan. Segala hal
menjadi indah. Lebih dari itu, ini bagian dari cinta nan purnama untuk
melengkapi separuh dien-nya. Romantis nggak sih? ^^
Berdua dengannya dan berbincang adalah
waktu yang begitu mengesankan untuk menghabiskan akhir pekan. hal yang
mengesankan untuk melengkapi rutinitas KKN yang bergulir di waktu ini. hal itu
yang membuat kami menghargai waktu ketika bersama. Hingga segala hal yang
terjadi rasanya begitu ingin saya rekam erat dalam ingatan.
Dan ingatan itu yang saya putar kembali
ketika di sini tengah merindunya. Ruang dan waktu yang terpisah. Dalam doa
selepas sholat saya. Mungkin saya tak pernah mengatakannya. Mungkin dia pun tak
pernah bertanya. Walau beberapa kali meminta. Bagaimana dia meminta saya untuk
mendo’akannya?. Tak kan di ketahuinya nama yang saya lantunkan selepas nama
orang tua saya dan orang tuanya itu siapa?
Bagaimana tidak ketika segala hal
mengingatkan padanya. Dia yang menjadi hidup baru saja dan memori akan segala
hal yang selalu saya lampirkan dalam perbincangan dengan kawan se KKN. Hal itu
pula yang menjadikannya begitu populer juga untuk di sebutkan ketika terdapat
perbincangan dengan saya. Tentang dia.
Jeda perjumpaan kami mungkin kali ini
lebih lama. Agenda di tempat KKN mungkin sudah mulai menipis dan berkurang.
Namun agenda dengan warga mungkin tengah mencapai puncaknya. Hal yang tak boleh
dilewatkan juga. bukankah ini menjadi salah satu hal pembelajaran bermasyarakat
juga. dan hal yang sama akan di lakukan pula di kehidupan bermasyarakat.
Dan untuk kesekian kalinya rasanya
ingatan tentangnya kembali muncul. Hal kecil sederhana namun begitu melekat
dalam pikiran saya. Sudut matanya ketika bicara. Sipit mata ketika tengah
tertawa. Gaya bicaranya hingga gerakan tangannya ketika menegaskan sesuatu.
Segala hal tentangnya begitu melekat dalam ingatan. Pelukannya ketika
menenangkan saya. Kecupan di kening selepas seusai sholat. Suara tilawahnya
ketika membacakan ayat cintaNya sebari berada di samping saya. Do’a yang selalu
di lantunkannya.
Namun jika di tanya apakah itu yang
membuat saya jatuh cinta? Apakah itu yang membuat saya memilihnya untuk menjadi
kesayangan saya hingga akhir nanti? Jawabannya. Tidak.
Karena alasan saya adalah.....
Comments
Post a Comment