malam yang berkepanjangan
Melantunkan segenap hampa dan kepalsuan itu bukan hal mudah.
Membawa nama dan kesmepatan dalam waktu yang tak tertahankan juga tak pernah
sengaja ku perjelas dalam nada. Andaikan ada sekumpulan melodi jiwa akan ku
pantaskan banyak kata tak ku mengerti yang ku lingkari merah dalam kehidupanku.
Allah lebih tahu. Bagaimana seketika aku hanya terdiam dan
kemudian menitihkan air mata dalam takdirnya yang begitu indah dan mempesona.
Allah yang paling mengerti bagaimana dan kemudian meninggalkan jejak palsu atau
memang ku ukir dalam penantian dan pengharapan yang nyata.
Selebihnya aku hanya manusia biasa. Itu yang ku tekankan,.
Bagaimana aku tetaplah seorang anak dan perempuan. Ya. Itu yang akan selalu ada
dan terdepan di benakku. Namun itu tak akan mengubah papun bukan. Malamku pun
masih terlampau panjang untuk menguatakan hari ini akan berakhir karna aku
patuh pada kehidupan.
Titik dimana kita meredam emosi dan berpikir tentang realita
mengedepankan ku pada keinginan untuk lebih jelas dalam menatap mimpi. Jika
kemarin aku di tuntun oleh seseorang untuk menemukan.dan kemudian dia telah
memilih jalannya dan kemudian aku memilih jalanku sendiri. Inipun bukan karena
siapapun membuatku memilih jalan ini. namuan lebih karena jalan ini yang
membuatku terpesona dan takluk karena satu kata cinta.
Dan malam menjelang. Mengijinkanku untuk sejenak berlutut pada
yang kuasa. Meletakkan segala daya dan upaya hanya padanya. Niat dan kemudian
ku pasrahkan keadaan hanya pada kesatuan mimpi yang kurangkai dalam realita
masif yang konon hanya dapat kuraih dengan kemampuan untuk menjadi pribadi batu
yang lalu lalang dengan tungkai kebenaran yang satu.
Hari masih panjang untuk menangis.
Namun aku memilih untuk
diam.
Walau tak mengerti apa arti teriakan.
(malam yang berkepanjangan)
Comments
Post a Comment