Thursday, March 28, 2013

simpatisan BUTA??

Entah kenapa beberapa akhir ini nampak begitu jelas terlihat dari kejauhan. Mengapa dari kejauhan? Karena aku tak berada dalam lingkaran yang sama?

Tidak juga.

dari dahulu aku tak pernah di lingkaran itu. Aku hanya seutas anggek yang mencoba mencari arti diri dari setiap penilaian yang ku miliki sendiri. Simpatisan ini yang biasanya ku ajak bicara dan akhirnya menyalahkan diriku yang sok tahu. Apa mau dikata? Aku hanya mencoba mengeja sebatas kepedulian mereka dengan dunia nyata.

Bukan hanya sekedar mimpi mereka yang tinggi dan luar biasa. Kini ketika sebagian dari diriku melihat nyata dengan tanganku sendiri dan meraba putih dan hitam dengan kejujuran. Nampaknya aku masih di anggap anak kecil yang sok tahu, ketika saat ini kau yang membaca tulisan ini dengan tersenyum. jangankan tersenyum, apa kau mulai menyengitkan dahi dan mulai tak mengenali siapa penulis ini.

 Bukankah sedari awal sudah ku jelaskan. Bahwa jangan mencoba menebah apalagi meringkas siapa sebenarnya penulis ini. penulis adalah orang aneh ini memiliki banyak keinginan dan rupa yang siap membuatmu salah terka. Kini, apa masih berniat bagaimana jalan pikiranku.

 Kembali ke simpatisan buta.

Mereka adalah PERUSAK. Mereka yang nampak tak berbahaya ini lah yang nantinya berubah menjadi perusak yang siap menebang halang rintang untuk memuluskan jalannya menuju apa yang di dukungnya. Dan hal itu bisa jadi benar benar bencana sesungguhnya.

Sama halnya dengannya adalah komentator buta yang siap menikam tanpa tau arah dan tujuan. hingga komentator menjadi unsur penting dalam diri seseorang yang belum luat secara mental. itu membuat perubahan banyak hal.

Namun menutut saya lebih berbahaya dengan simapatisan buta. Mereka patut di berantas. Mereka yang mendukung para perusak.

Dan sepatutnya mereka disadarkan dengan segera.

 Siapa simpatisan buta itu? Anda?

Saya?

:)

Thursday, March 14, 2013

kita yang BERBEDA :D

Selamat menempuh hidup yang mengesankan berikutnya. :)

Begitulah pesan yang tak sampai untuk ku kirimkan. Yang hingga kini masih tersimpan dan belum sampai untuk ku uraikan dalam tombol sent di telepon genggam yang ku punya di tangan.

 Bisa jadi aku hanya salah seorang yang cukup lama mengenalnya hingga sampai tahu ketika 6 minggu lebih 3 hari yang lalu masih ku melihatnya dari kejauhan dan mencoba lagi untuk menguraikan sapa lewat senyuman itu cukup menenangkan.

 Bukan aku yang tak mampu untuk berkata satupun perkataan yang cukup indah dan berharga untuk di uraikan. Bahkan seuntai pesan balasan untuk pesannya dapat ku baca lebih dari 7 kali hingga akhirnya di ganti dengan jawaban yang biasa saja. siapa yang berani untuk mendahului apa yang belum di kehendaki olehnya.

 Oleh karena itu satu hal yang cukup tak meyakinkan untukku adalah menawar diriku sendiri. Yaitu kadang merasa yang tak seharusnya hingga berkali harus merunduk dan terpejam lama. Bukan bukan aku. Hatiku ya Allah.

Cukup lama hingga aku siap dan kemudian kembali memandangnya walau belum genap hatiku dengan degup jantung tak beraturan. Tak ada yang tahu selain pulpen yang ku dengar hanya terkikik kecil ketika menyadari tanganku yang menggoreskan namanya untuk kesekian kali. Dan kemudian merobeknya sebelum di ketahui orang lain.

 Dan seketika itu pipiku menghangat. Adanya aku malu, padahal tak ada yang menanyakannya. Dan ketika 6 minggu lebih 3 hari ini belum melihatnya kembali itu cukup lama untuk tak memikirkannya seharunya.

 Seperti ketika menghapus file tentangnya setahun yang lalu. Ketika banyak hal tentangnya tercantum dengan indah bersama melodi kenangan kami tentang pertemuan hingga banyak keindahan.

 Kini pun sama aku melantunkan satu kalimat yang cukup menangkanku ketika aku memejamkan mata dan menata hatiku kembali.

 Ku biarkan apapun yang ada menjadi rasa tanpa bentuk dan nama. Dan akhirnya tetap indah dan kenanngan yang bermakna.

 “dia bahagia, Allah akan menjaganya. Jika ini takdir yang indah, maka biarlah Allah yang menjadikannya indah.

Aamin"

L.A.N.G.I.T

Ketika aku bicara pada langit hari ini. satu persatu tanya nampak begitu jelas tertera disana. nampak beberapa burung hadir dan ikut serta dalam canda kami. Mengiringi angin yang semilir bagai mengadu sendu yang nampak ikut mewarnai cerita ini. sesekali ada suara gemericik air hadir pula. Nampak tengah berberita tentang alirnya yang membuat kita terukir syukur dengan keadaan ini. Hari ini dimana banyak hal patut untuk di syukuri. Sejenak diam dan meraba banyak hal yang telah terjadi. Segala keputusan yang telah di tuai dengan pertanggung jawabannya. Seandainya kita tahu kapan ini akan berakhir dengan indah. Maka hadirnya keindahan itu akan jadi penantian yang menyenangkan bukan. Seperti itu pula hidup berlangsung. Bukan jadi soal untukmu kian tersungkur karena kegagalan. Atau tergelak bahagia karena bahagia. Namun bagaimana menulai makna dari semua itu dan menjadikannya berkesan dalam hidup. Begitulah adanya sebuah hari. Dan seperti hari ini aku berhenti sejenak untuk melabuhkan harap pada doa dan keinginan pada ikhtiar. Hanya mencoba untuk membaca apa yang akan terjadi kelak bukan berarti kita harus ketakutan mulai dari sekarang bukan. Melangkah saja, pinta akan terlaksana jika itu sesuai dengan ikhtiar kita. Kalaupun tidak, maka akan ada kejadian mengesankan berikutnya yang akan memberimu arti untuk hidup lebih baik dan berbahagia.

hAti ?

Selayaknya hal yang begitu indah untuk dilukiskan. Setiap menusia menerka hidupnya adalah sebuah keindahan. Yang akan selalu nampak menawan. Bahagia dan begitu indah untuk di rangkai denganlantunan kesyukuran. Selayaknya pagi yang membawa harap.mungkin bisa jadi sang malam juga menginginkan hal yang sama. Yang mempersembahkan kemerlip bintang dan kesepian untuk mengembalikan sunyi. Menambah waktu untuk ta mendua dariNya. Dan membawakan rasa tenang untuk sang kemelut dan kegelisahan sehingga yang ada hanya keutuhan bersama Sang Tuhan. Selayaknya kehidupan yang kita miliki adalah rangkaian pelangi. Yang mempersembahan apa yang dilimikinya untuk di laguni. Keindahan perbedaan. Dan menjadikan perbedaan adalah harmoni yang membuat sebuah keberuntungan. Selayaknya keheningan yang mengijinkan kita sendirian dan melengkapi tepian hati dengan sejenak meredup. Tak pernah ada yang tau apa yang di katakan orang atau apapun yang enggan di ucapkannya semuanya hanya sebuah skenario yang membuat kita menangis dan tertawa jadi jalani saja. Selayaknya senja yang mengiklaskan cahaya yang tenggelam bersama sang waktu yang menghadirkan gelap bersanding sang bintang. Atau Selayaknya malam yang berbingkai ketenangan yang tak akan pernah jadi jauh dari anggapan bahwa setiap dari kita terdiri dari banyak kebiasaan dan pengalaman yang mengajari kita membaca kehidupan. Selayaknya hidup kita bukan hanya untuk hidup. Namun lebih dari itu. Yaitu lebih untuk menjadi yang lebih baik dan menjadi hal yang membuat kita merasa. Tak ada yang lebih indah selalu memperindah hidup yang kita miliki. Namun ketika kini harus berusaha lagi mengeja keiklasan begitu lengkap arti hati yang menempatkan segalanya di atas segalanya. Apalah arti umur tanpa manfaat. Apalah arti hidup tanpa ibadah. Yang tahu hanya hati. Maka tanyakan padanya apakah masih hidup hingga saat ini?