Wednesday, July 25, 2012

dan jika hari ini yang terakhir..

dia hadir..
indah sekali..
sesekali menyelimuti lantunan doa
sesekali mengubah dunia dengan warna.
atau sesekali mengajakku bercanda dengan harap..

waktu tak cukup untuk mengenalnya..
aku yang lebih memilih diam..
aku yang kehilangan pandangan
aku yang tak bisa berbicara apapun

ketika dia ada..
ketika dia bicara..
seakan duniaku lumpuh dan tak bergeming
seakan hidupku jadi putih..

namun...
itu hanya sesaat..
aku tetap diam..
dan berharap dapat berbincang dalam kesunyian..
dalam tundukan.
tak ada yang pasti..

hingga kali ini aku yang tak punya nyali.
jika..
hari ini yang terakhir..
aku tetep tak ingin dia tau..
apapun itu yang ada di diriku..

apapun itu yang membuatku berharap dia.
cepat pergi..
namun kemudian..
menyesali ketika di tinggali...

aku yang tak pandai bicara..
berharap punya kata tanpa suara..
punya melodi tanpa nada..
punya hidup tanpa usia..

namun..
tiba tiba..
semua gelap..
dan petang membahana..

semarang, 16 juli 2012
sepotong senyuman.. :)

Aku dan merah muda


Warna adalah bagian hidup yang tak bisa kita lepaskan begitu saja. warna adalah sudut mata yang dapat membuat kita berbinar maupun merengut karena tak sepaham. Warna adalah melodi pencitraan yang dapat memberikan keindahan dan pengertian berbeda di setiap yang berbeda. Dengan itu warna menjadi simbol penuh arti bahkan ketika kita membutuhkan kata yang tak bisa di ucapkan.
Begitulah sedemikian rupa aku menguraikan makna warna. Mengagumi dan cukup menikmati dunia dengan indahnya warna warni yang melantunkan simfoni keagungan yang kuasa atas karya ciptaNya yang luar biasa. Dan kini kembali membuatku tersenyum dan tersenyum.
Lalu mengapa merah muda?
Merah muda memiliki banyak arti mungkin baik manja atau menggemaskan . namun untukku merah muda memiliki sudut tersendiri yang bisa membuatmu bergumam dan berpikir tentang sesuatu.
Berbeda dengan merah yang tegar dengan kokoh dan tak tergantikan.
Berbeda dengan biru yang lembut dan mengayomi.
Berbeda dengan hitam yang lebih baik kepastian.
Berbeda dengan ungu yang memiliki banyak nyawa untuk baik. Berbeda dengan hijau yang menenangkan.

Merah muda atau pink berbeda. Ia memberikan kita ruang untuk kembali berpikir. Menebak namun tak dapat memastikan. Dan kemudian kita semua masih berada pada tempatnya. Dan kemudian menjelma pada ketetapan rasa.

Rasa? Hal yang romantis bukan? Hmm.. hanya bercanda.


Merah muda itu membuat kita tak dapat memastikannya. Bukan berati orang itu tak pasti, namun warna itu dapat membuat kita sedikit harus mendekat untuk tau dan menilai lebih dalam. Warna ceria yang akan membuat lebih banyak senyuman dan mengapresiasi hari.
Merah muda telah hadir lama di hidupku. Apalagi hidup seorang perempuan yang tak lepas dari warna ini. namun untukku. Warna ini tetap mempesona dan penuh pengertian. Menjelma pada pengertian seorang tentang jiwa dan kebebasannya menjadi orang yang di inginkannya.
Hingga saat ini aku masih mengerti..
Bahwa..
Merah muda.. masih mempesona ~
(arma-unnes)

Monday, July 16, 2012

Mengabdi tanpa Henti


Badan Ekseskutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UNNES telah resmi menyelenggarakan  Desa Binaan BEMKM 2012.
Minggu pagi,di Kelurahan sidorejo , Tinjomoyo , Gunungpati , Tanggal 8 Juli 2012 ada yang berbeda.nampak para mahasiswa berjas kuning siap menyambut PR 3 , tamu undangan dan warga sekitar untuk melaksanakan prosesi peresmian Desa Binaan BEMKM UNNES 2012.
Program kerja Kementrian Pengapdian Masyarakat ini adalah salah satu agenda yang di selenggarakan BEMKM UNNES yang berkaitan dengan kepedulian dan kepekaan pada masyarakat. “ini adalah salah satu aplikasi tri darma perguruan tinggi yang kami laksanakan lewat kerjasama BEMKM bersama warga yang akan berlangsung secara berkelanjutan” ungkap Ifa , Koordinator Desa Binaan BEMKM UNNES 2012.
Dengan mengusung tema dan sebuah doa bersama yaitu untuk mewujudkan “ Desa SUTERA ( Sehat, Unggul.dan Sejahtera)” , Pembantu Bidang Kemahasiswaan mewakili pihak birokrasi mengharapkan adanya sebuah kebermanfaatan atas adanya program kerja BEMKM UNNES. Beliau menyebutkan bahwa akan banyak hal yang dapat di pelajari baik untuk aplikasi dari pelajaran yang di dapat di perguruan tinggi. Dan kemudian dapat menjadi jembatan apabila terdapat anak maupun remaja yang yang ingin melanjutkan pendidikannya di UNNES namun tidak mampu secara finansial namun cerdas dapat mengikuti program beasiswa Bidik Misi.
Lebih jauh BEM KM mengusung Desa Binaan ini dengan tema SUTERA yaitu dengan 3 Devisi yaitu Devisi Sehat, Devisi Unggul dan Devisi Sejah tera. Setiap devisi nantinya akan membuat program kerja yang bersifat mewujudkan sebuah optimalisasi sumberdaya yang ada di Desa Binaan tersebut.
Devisi Sehat akan mengadakan kerja bakti dan tata kelola kebersihan yang ada di Desa Binaan tersebut. Devisi ini sudah melaksanakan program pertamanya pada hari pembukaan D esa Binaan dengan membantu warga untuk memperbaiki jembatan yang menghubungkan kelurahan tersebut dengan jalan raya. Devisi Unggul anantinya memiliki program untuk pada anak dan remaja Desa tersebut dengan menyelenggarakan taman baja dan pelatihan. Devisi Sejahtera akan membangun sebuah program yang akan meningkatkan sumber daya yang ada di desa tersebut dengan mengadakan pelatihan yang akan di adakan oleh mahasiswa untuk ibu ibu di sekitar dengan merajut dan menyulam manik manik untuk meningkatkan nilai jual baju maupun kerudung.
Desa Binaan BEMKM UNNES diharapkan bukan hanya sekedar program kerja yang di laksanakan setiap tahun saja. namun juga mengusung tema besar adanya manfaat baik untuk mahasiswa maupun warga. Karena sesungguhnya mahasiswa bukanlah menara gading yang tinggi menjulang dan berada jauh di atas langit. Namun mahasiswa adalah kaum terpelajar yang belajar setinggi tingginya untuk kehidupan dan untuk memperbaiki masyarakat dengan hal hal yang kecil namu bermanfaat dan berdampak besar dalam perbaikan masyarakat ( Arma – Staff  Kementrian Luar Negeri BEMKM UNNES )

inspiring UP


ketika ada hal yang menggelikan terjadi..
pertemuann menjadi jalan dimana masa menjadikannya
sebuah kepastian dalam ikhtar..
dan..
pertemuan denganmu.

adalah..

kebetulan yang istimewa :)


Monday, July 9, 2012

Realita


Pagi ini saya enggan beranjak dari pemikiran saya. Ada banyak hal yang berkecamuk namun tak mampu saya ungkapkan lewat kata. Dan akhirnya. Hampir seharian di kamar kos adalah salah satu tantangan seseorang seperti saya menikmati  riuh redam kamar dengan lagu sheila on  7 dan letto. Tak lupa dengan perbincangan khas yang saya lakukan dengan buku-buku yang ada di atas meja serta teh hangat yang menemani saya dengan setia.

Sedang mencoba mengelak dengan pikiran saya sendiri. Saat sebagian orang bertingkah aneh akhir akhir ini. dengan pikiran dan prasangaka mereka. Jujur memang baik bahkan tindakan mulia. Namun untuk saya diam  adalah sebuah pilihan yang saya pilih untuk tidak menyakiti siapapun termasuk diri saya sendiri.

Berbicara dengan beberapa orang juga membuat saya kagum. Beberapa sosok yang cukup berperan aktif maupun pasif dalam hidup saya. Beberapa senior yang mengajak canda yang justru membuat simbol hidup bernama senyum itu kian ringkas mengenali kejadian demi kejadian.

Lantunan nada lagu bersahaja mengalun dari bibir itu. Senyumnya mengembang seraya beberapa sapa dari teman teman. Seakan ingin mengabaikan masalahnya sendiri dan berkata bahwa hidup ini baik baik saja.

Dan mengenal dan menatap anugrah terindah Allah
dalam bingkisan seseorang itupun kian membuat keadaan ini semakin baik saja. Melihatnya adalah sebuah anugrah tersendiri. Senyum tersembunyi di balik wajah  itu sebuah kesempurnaan pribadi yang berbeda dengan dia yang dulu lu temui sekitar 2 tahun yang lalu.

“kalo nanti sudah mengerti, dek arma juga tau.. kalo hidup ini begitu menyenangkan untuk di syukuri setiap detiknya” gumamnya ketika aku bertanya alasannya begitu bergembira hari ini.

Mengijinkan seseorang masuk dalam kehidupan saya bukan hal yang mudah. Menuai banyak kata iya untuk mereka yang keluar dan masuk dalam kehidupan kita punya rasa tersendiri. Dan saat ini, saya sendiri tengah enggan untuk berpikir tentang ego. Itu salah memang, namun mencoba untuk menikmati kehidupan ini barang sebentar membuat saya sendiri terlupa dengan beberapa teman pagi dan siang berwarna merah jambu dan hijau berbentuk pil itu.

Mereka bilang tersenyum adalah cara paling indah untuk beribadah. Namun untuk saya, ingin rasanya menempatkan segalanya sebagai ibadah. Langkah dengan niat yang benar. Mengubah persepsi yang benar. Menghindari perbincangan dan pertengkaran tak berguna. Membuat ibu berbahagia dengan kehadiran saya. Dan membiarkan beliau bercerita apapun yang beliau alami ketika saya tidak ada dirumah. Itu begitu mengesankan untuk di tinggalkan.

Dan ketika mereka bertanya kenapa saya tidak berkata ‘iya’ untuk sesuatu yang mereka pinta. Jangan tanyakan itu saat ini. ada jauh lebih banyak cinta yang ibu ingin berikan. Ada jauh lebih banyak waktu yang tersita bukan hanya milik saya. Atau jika waktu kelak bukan legi milik saya. Harapan saya Cuma satu. Dikenang sebagai anak, kakak, teman dan sahabat yang mengesankan.

Senja menyibari sore dengan indahnya. Nampaknya setiap perbincangan selalu berakhir manis. Namun rangkaian kata yang di tulis dari pagi hingga sore ini berhenti dengan ucapan.

Terima kasih untuk segalanya..
Dan kata yang terindah untuk hari ini adalah..
Alhamdulillah J

3 juli 2012
‘kamar putih’ ~

Wednesday, July 4, 2012

L.O.V.E


L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very-very extraordinary, and
E is even more than anyone that you’re adore
Love is all that I can give to you
Love is more than just a game for do
Do in love can make it
Take my heart but please don’t break it
Love was made for me and you
L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very-very extraordinary, and
E is even more than anyone that you’re adore
Love is all that I can give to you
Love is more than just a game for do
Doin’ love can make it
Take my heart don’t break it
Love was made for me and you
Love was made for me and you
Love was made (Uhuh! Come on yeah everybody)
Love, love, love, love
Love, love, love, love
Love, love, love, love
Love, love, love
Love, love, love
Love, love, love (one more time)
Love!

Tuesday, July 3, 2012

More Than Word ~

Saying I love you Is not the words I want to hear from you It's not that I want you Not to say, but if you only knew 

How easy it would be to show me how you feel More than words is all you have to do to make it real Then you wouldn't have to say that you love me Cos I'd already know 

What would you do if my heart was torn in two More than words to show you feel That your love for me is real 

What would you say if I took those words away Then you couldn't make things new Just by saying I love you 

Is more than words
Is more than what you sayIs thing you do (oh yeah)Is more than wordsIs more than what you sayIs thing you do (oh yeah)

Now I've tried to talk to you and make you understand All you have to do is close your eyes And just reach out your hands and touch me Hold me close don't ever let me go 

More than words is all I ever needed you to show 
Then you wouldn't have to say that you love me Cos I'd already know What would you do if my heart was torn in two More than words to show you feel 

That your love for me is real What would you say if I took those words away Then you couldn't make things new Just by saying I love you 

Extream ~ More Than Word... :)

Perbincangan tentang Perempuan :)


Perempuan merupakan pokok perbincangan yang tak akan ada habisnya. Elegi mengesankan yang menjadikan sebagaian besar dari kaum kita kini telah berkembang pesat. Baik secara pemikiran maupun tindak lanjut atas langkah dan pilihan hidupnya. Namun tanpa meninggalkan status perempuan yang menjadi kewajibannya. Entah sebagai seorang ana, istri maupun seorang ibu.

Terbiasa dengan status sebagai seorang perempuan nampaknya banyak diantara kita yang menjadikan diri seperti apa yang di katakan orang. Namun perbincangan sengan ibu di sela memasak ataupun membuat ice cream hari hari belakangan merupakan perbincangan yang cukup mengesankan untuk di ulas lebih jauh. bagaimana beliau merangkai ceritanya sendiri dengan begitu mengesankan.

Cara dan pola pikir yang sederhana namun begitu istimewa untuk seorang anak perempuannya yang kini beranjak dari usia remaja. Bukan lalu saya merasa hari ini saya sudah lebih dewasa. 

Apalah arti kedewasaan bagi seseorang apalagi seorang perempuan. Dewasa hanya slogan. Yang paling penting adalah bagaimana seseorang belajar untuk menjadi lebih baik. Setiap saat dalam detik dan waktu yang dimilikinya. Bagaimana menjadi sosok yang lebih mempu mengeja kejenuhan dengan proporsi yang benar dan mengalahkan ego dan ambisi menjadi lebih realistis. Dan faktanya beliau dapat melakukan itu dalam hidup walau dalam makna tersirat dalam setiap ceritanya.


Perempuan tak akan pernah usai untuk di telusuri. Kepekaan dan cara pikir yang memang lebih mengedepankan perasaaan. Begitu mengesankan sama dengan mengesankannya pikiran seorang laki-laki yang cenderung lebih ringkas dan kongkret. Berbeda dengan laki laki pula yang mengedepankan logika.  Namun untuk saya. Tidak semua laki-laki seperti itu. Karena sayapun pernah mendapati seseorang yang begitu mengesankan yang mampu berpikir dengan ideal tentang perasaan dan logikanya.


Rasanya aneh menggunakan perempuan menjadi pokok perbincangan. Namun apa mau di kata. 2 agenda penulisan yang kemarin saya dan ibu kunjungi tengah bertemakan perempuan. Padahal bulan april sudah lama berlalu ya. Namun menggemanya tema perempuan belum ada yang menggantikan. Bahkan seni yang terdapat di sudut yogjakarta kemarin begitu apik menampikkan perempuan sagai bahan untuk mengaduk aduk penikmat seni dengan penampilan karya yang mengesankan.

Dan ketika kini kembali dalam sebuah realita tentang kehidupan dan menjalaninya. Buku yang tengah saya baca berbicara banyak tentang ideologi yang terbatas bagi seorang perempuan. Novel apik karya salah seorang teman yang kini jauh di negeri seberang. (semoga Allah memberikan perlindungan dan barokah padanya) sejauh  ini pemikiranya yang dulu di rebut radikal oleh guru teater kami faktanya malah menjadi sebuah biji dan cikal yang tumbuh dengan siraman kerohanian yang apik di tempatnya kini. Semoga ada waktu dan umur kembali mengeja arti kata bersamanya di waktu yang akan datang.


Perempuan sebagai seorang anak, istri atau ibu. Tetap mengesankan di manapun mereka berada. Hanya mereka yang beruntung yang mampu mengeja sebuah makna dalam setiap titik kehidupannya. 
Dan hanya mereka yang mampu mempertahannya kesungguhannya yang mampu melukiskan kesyukuranya saat menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan. 
Dan saya berharap saya salah satu diantara mereka.  (arma-unnes)

Monday, July 2, 2012

Listening :')


“bila diam itu emas, bicara itu berlian..
Maka berbicara dan diam pada porsi , alasan dan waktu yang tepat
Adalah permata yang tak ternilai harganya “
Arma setyo nugrahani

Mendengar adalah bagian tak terlupakan dari kehidupan. Mendengarpun kini menjadi sebuah realita kongkret baik menjadi pribadi maupun menjadi seorang mahasiswa yang nantinya harus mampu mengakomodari dirinya menjadi sebuah manfaat bukan hanya untuk dirinya sediri namun juga untuk lingkungannya.
              
 Kegiatan tersebut sama pentingnya dengan berbicara. Secara kongkret mungkin kita hanya berkesimpulan bahwa yang penting adalah berbicara atau berpendapat. Namun coba di telaah lebih lanjut, kegiatan mendengar menjadi sebuah stok keilmuan yang nantinya dapat menjadi sebuah kecukupan kajian apabila kita membutuhkan pengetahuan dalam perbincangan yang akan kita bawakan.

Bahkan begitu pentingnya sebuah arti mendengar dapat menjadi sebuah jalan kita untuk mampu menganalisis seseorang. Teruntuk saya pribadi saya memang orang yang cukup suka mendengarkan seseorang. Bukan hanya sekedar mendengar. Namun melalui nada suara, isi perbincangan hingga bagaimana pembawaannya ketika di bicarakan di depan audience nya dapat menunjukkan bagaimana sikap atau apa yang sesungguhnya ada didalam diri seseorang.

Dengan begitu, memungkinkan saya sebagai audience atau lawan bicaranya mampu menempatkan diri dan lebih banyak untuk mengenal beliau.

Lebih jauh saya memang tertarik dengan mereka yang berbicara dengan nada suara yang cenderung lebih datar. Bukan karena sikapnya yang datar dan tanpa ekspresi namun apa yang ada di dalam maksud perbincangan itu yang biasanya saya tunggu. Dan orang yang memiliki sikap yang cenderung datar tersebut biasanya memiiki pengetahuan yang lebih.
Terus terang , saya masih percaya filsafat yang berbicara bahwa “tong kosong nyaring bunyinya” namun lebih jauh saya lebih bicara adalah  bahkan nyaring itu lebih baik dari pada mereka yang berisi banyak namun tak bersuara. Alias diam saja bila anda sudah berisi berarti anda tidak bermanfaat juga tidak baik bukan?

Sehingga baik orang yang pendiam maupun orang yang pandai mengolah kata sekiranya adalah dua komponen yang berbeda untuk kita perbandingkan. Sehingga lebih bijak apabila menempatkan mereka memang dengan posisi yang berbeda. Anda yang suka berbincang maka bermanfaaltlah dengan perbincangan dan suara anda. Dan biarkan saya dan mereka yang lebih cenderung suka dengan dunia yang diam untuk bercerita dan bernyanyi dengan tulisan kami.

Kalo seorang arma? Dimana ya saya menempatkan diri?
Menjadi orang yang pendiam dan banyak mendengar?
Atau orang yang banyak bicara? (arma – unnes)

Inspiring Senja



Sebuah senja dapat berarti banyak bagi seseorang. Termasuk saya sepertinya. Seperti biasa ketika menemukan senja luang yang ada di jadwal maka itulah saatnya saya ingin berbagi cinta dengan mereka yang ada jauh dari kehidupan keseharian saya. Hingga akhirnya bertemu dengan salah seorang senior yang sempat berkenalan dengan suatu agenda membuat saya cukup tertarik tentang bagaimana beliau menimba keilmuan yang mendalam khususnya tentang keilmuan beliau tentang ‘Menganalisis Isu’.

Berbincang dengan seseorang yang cukup berpengalaman membuat saya agak canggung untuk secepatnya meneguk ilmu yang sebanyak banyaknya. Namun penampilan kalemnya membuat siapapun mungkin akan berpikir dua kali untuk bersegera beranjak dari sisinya. Apalagi saya.

Jilbab biru muda itu nampak cantik di paras ayunya. Hingga obrolan tentang sebuah pergerakan mulanya membuat saya agak tertarik dengan kiprah beliau yang belum lama ini tulisannya di terbitkan di media massa terkemuka. Bagaimana beliau menemukan sebuah pemahaman yang faktanya tak pernah jauh dari kegagalan dan rintangan namun menyerah adalah kata yang  dikenalnya namun enggan di jabarkan dalam kehidupan.

Hingga beliau berbincang tentang kemampuan kader yang berkembang dlam perjalanan dakwah yang semakin lama semakin bergidik untuk di lewati. Bagaimana beliau menjajakan sebuah pemahaman tentang relvansi yang ada di dlaam internal maupun Eksternal dakwah yang ada di lingkungan saat ini.

Lebih jauh beliau menjelaskan bahwa aktivitas dakwah saat ini sudah seharusnya ada sebuah analisis tentang bagaiman kita dapat melihat, menyelidiki dan kemudian menyimpukan bukan hanya sekedar untuk berwacana saja namun untuk mengadakan sebuah langkah kongkret untuk melakukan agenda besar kedepan untuk perbaikan.

Sehingga beliau mengutip bahwa makna isu selalu harus mampu di bedakan keberadaannya adalah masalah yang di bawa dan dari mana berita atau asal muasal berita tersebut di hembuskan. Karena melihat berbagai arah ada tendensi yang ada di lingkungan saat ini banyak adanya tendensi dan adanya sebuah sikap yang cenderung memiliki banyak potensi adanya pemanfaatan isu untuk kepentingan yang berbeda-beda.

Bagaimana seseorang yang piawai untuk mengolah isu tentu harus paham dalam hal isi atau materi isu dan bagaimana menempatkan pemahamanya. Faktor kecerdasan dan kedewasaan di bawa secara benar sehingga mampu mengolah informasi dengan benar dan tidak dengan emosi semata.

Sehingga beliau melibatkan diri untuk menanganalisis isu dengan lebih dewasa dengan cara beliau. Sikap dan sebuah presepsi yang benar harus di tenamkan bahwa beliau ataupun nanti siapapun yang menganalisis isu harus mampu berdikap obyektif dan tanpa tendensi pribadi maupun golongan.

Sore menjelang senja mengakhiri perbincangan kami yang gurih untuk di nikmati lebih lama namun kemudian kami tahu. Waktu mengijinkan kami untuk memilih lebih luas untuk memiliki masa untuk hidup kami teruntuk penghambaan yang sesungguhnya kepadaNya.

Senja menyuguhkan sebuah kenangan manis sebelum beliau dan saya kembali merantau di tengah gempita ideologi. Entah dimana kami kelak menempatkan diri. Sesungguhnya bukan kami yang akan saling kehilangan ,namun bagaimana sebagai pribadi yang masih cinta dengan jalanNya kami saling tahu. Hanya hati yang tertaut pada Sang Pencipta yang akan mempertemukan kemenangan hakiki pada kemulyaan menjamah Din-Nya yang hakiki di dunia maupun di akhirat kelak. (arma – unnes)