Wednesday, September 28, 2011

terlintas...

kakak ku.. sabar dan iklas itu harus berjalan beriringan..
jika kira sabar namun tidak iklas, akan memendam hal yang tidak kita sukai itu..
namun bila iklas itu tidak di iringi dengan sabar, maka akan pecahlah suatu hubungan..
jadi..
walau tidak sempurna.. menyelaraskan keduanya adalah pilihan yang bijak..

*miss you.. :')

my wall.. :
http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=285049701507046&id=100000060563722&ref=notif¬if_t=feed_comment

Tiga lampu..

Tiga..
Mereka..
Bersinar..

Tiga..
Kuning
Biru
Dan merah jambu,..

Tiga
Berbeda

Tiga..
Benderang..

Tiga
Satu air mata..
Namun beda cerita..

Tiga..
Bersama
Ceria

Tiga..
Simbol
Tiga dunia

Tiga.

Tiga

Tiga..

Merah muda..
Padam
Segera..

‘kos putih, lantai tiga dan mukena..’

Sekali diantara sekian hari kembali terbangun di tengah tidur adalah sebuah ilustrasi panjang yang menjajakan kebenaran kebenaran pengharapan yang ku letakkan saat selepas isya selesai telah telelap sebari memakai mukena di diri.

Bukan mengabaikan apapun. Aku memang tengah mencari keping-keping cinta di satu amanah ini. Keping cinta yang dulu membuatku berbinar saat harus melangkah ke PKM. Keping cinta yang membuatku tersenyum setiap mendapat undangan rapat. Keping cinta yang membuatku berbinar setiap mereka bertanya tentang organisasi itu.

Keping cinta itu hilang. Mungkin tidak sepenuhnya memang , hanya memudar. Banyak diantara sekian agenda yang membuatku terlibat langsung telah di candel gara-gara resufle. Bukan menghindari amanah. Hanya saja belajar kembali di saat genting dan ketika aku tiba pada posisi aksi itu begitu mengusik nampakknya. Dan disitulah arah bagaimana aku kehilangan keping keping itu.

Kembali terduduk di kamar ini dan mencoba menggali kisah demi kisah yang terlantun antara aku dan organisasi ini serta mimpiku membuatku bicara tentang memilih. Sudahkah aku siap untuk meninggalkan semua dan memilih. Catatan agenda yang banyak ku coret sebelum terlaksana. Hanya satu yang masih terbingkai dengan manis.

Satu diantaranya tetap ada dan tengah ku perjuangkan walau dengan puluh dan kesibukan serta geriliya yang tersembunyi.

Membingkai cinta dan menjaganya tetap utuh memang sulit. Untuk organisasi dan amanah ini. Bukan.. bukan begitu.. tugas kita hanya memulai. Kebaikan dari niat kita akan mencari jalannya.

Namun sekarang..
Apa ini jalanku..??
Coba nanti ku cari dalam lail-Nya..

Semarang,26 sebtember 2011
‘kos putih, lantai tiga dan mukena..’

senyum ..





Monday, September 26, 2011

Arma In Action ..





tentang SKB





‘Buku yang Mengesankan’

Kalo boleh sedikit meminjam sepetik kata dari akh.Dony yang selalu di ungkapkannya setiap meng-update status. Walau pernyataan itu bukan hanya sekedar ikut-ikutan belaka. Namun lebih jauh kata itu tentang bagaimana seorang Arma Setyo Nugrahani mengapresiasi sebuah buku berjudul ‘Mengapa Aku Mencintai KAMMI’.

Buku yang sampai dengan selamat di tangan saya beberapa waktu yang lalu. Terima kasih sekali lagi pada Akh. Lukmanul Hakim, atas inspirasinya atas buku dan atas kehadirannya yang luar biasa dalam segala tempat dan memberikan pencerahan bagi saya dan teman-teman yang mengundang beliau di segala acara .

Dan terima kasih pada akh. Muhammad Nur Kholis atas tagihan demi tagihan tulisannya. Membuat saya tak henti berpikir, tak henti mengurai inspirasi inspirasi yang berada di sekitar dan melukiskannya di untaian kata demi kata dalam setiap lcelotehan saya.

Mengapa rasanya saya jadi berasa memenangkan music award ya??? Terima kasih mulu.. oke kembali fokus.. luruskan niat.. heheh

Banyak diantara kita memang kurang atau bahkan tidak mengetahui apa itu kammi. Atau mungkin saya pun begitu. Makanya cinta ini pun kadang tenggela, dan muncul lagi. Itu karena saya belum mengenal kammi lebih dekat dan mengertinya. Bagaimana mengerti dan paham jika kenal saja tidak? Iya bukan?

Mungkin itu maksud mengapa buku itu sampai ketangan saya (atau mungkin memang dapet jatahnya yang itu? Hehe.. just kidding) menyelesaikannya butuh waktu. Itu yang pertama saya inginkan. Karena saya bukan hanya ingin membaca namun ingin mengerti detailnya. Hingga saat ini pun belum terselesaikan. (serusly, bukan ngeles) hal itu karena saya lebih suka membacanya di bis atau saat di perjalanan atau saat di kampus ketika sendirian.

Suasana dan penangkapan yang berbeda. Itu yang ingin saya letakkan ketika menangkan derai demi derai cita dan cinta yang terurai dari buku itu. Karena itu mereka mencintai KAMMI. Dari mulai pahit hingga manis. Seperti itu juga saya mengerti dan memahami bu inggit (istri pertama bung karno) yang kemudian melepaskan bapak negara itu di pintu gerbang kemerdekaan. Ketika terlanjut sudah hati sang proklamator itu terbagi. Disana dia memilih untuk pergi dari pada meniti pahit di duakan (brrr.. bahasanya)

Dan mereka yang ada dan berkobar diri di jalan dakwah ini punya cita dan cinta yang mulia lebih dari sekedar tentang ‘aku’ atau ‘saya’. Karena mereka menggadaikan dunia untuk akhirat. Hingga mereka terjerembab. Ya begitulah. Akhirnya mereka terjerembab di jalan yang benar dan berbangga atas apa yang ada.

Dan di saat ini, ketika belum sampai diri untuk mengerti dan benar-benar yakin. Sebagai manusia yang hanya berhak berharap dan merencanakan tanpa tahu akan apa yang terjadi di depan. Seorang ini hanya sanggup berkeyakinan bahwa Allah memilihkan jalan terbaik bagi siapapun nanti. Kita hanya berkah untuk berusaha,berdoa dan berikhtiar. Allah yang menentukan.

Dan jika berbicara komitmen..
Itu pun..
Masalah..

....

Semarang,25 sebtember 2011
‘kos putih.. dan siluet malamnya..’
Ketika kepingan diri membuat kau rapuh
Maka bersujudlah..
Ketika dunia mengadu hatimu..
Maka lekaslah berwudhu..
Ketika mimpimu tak dikabulkan..
Jaga hatimu dalam dzikir..

Tetaplah bersabar..
Kau tetap memilikiNya...

Akan selalu,,
Selalu...

Allah bersamamu...

Magelang,25 sebtember 2011

Dalam diriku

Dalam diriku..
Ada kamu..
Ada mereka..
Ada kalian..
Ada semua..

Dalam diriku..
Ada putih..
Ada hitam..
Ada jinngga..
Bahkan..
Ada merah muda..

Dalam diriku
Ada baik..
Ada jahat..
Ada murka..
Ada jiwa..

Dalam diriku..
Ada malam..
Ada siang..
Ada bias..
Ada ketika

Dalam diriku..
Ada salut..
Ada kuat..
Ada lemah..
Ada geriliya..

Dalam diriku..
Ada melodi..
Ada rasa..
Ada cinta..
Ada makna..

Dalam diriku..
Yang nantinya..
Hanya ada..


Kain kafan..

Magelang, 25 sebtember 2011
‘putih...’

‘jangan percaya aku...’

Mencari dan menemukan. Itulah yang saat ini aku lakukan. Entah mengapa aku memang sosok yang sangat mudah penasaran pada segala sesuatu. Hingga aku bisa mudah berbincang dan mudah menemukan pribadi pribadi berbeda dan ceritanya. Dimanapun itu.. di mushola.. di masjid.. di bis... atau.. di kampus.. hingga di dunia maya..

Kadang menjadi orang lain itu mudah kadang bisa menjadi sulit. Menjadi sosok yang dipercaya itu lebih mudah. Maka dari itu aku lebih suka berdiskusi tentang keadaan dan gerakan dari pada harus ngerumpi bisa bisa ku ambil langkah seribu.

Aku hanya bisa tersenyum saat menemukan. Ketika dunia dan Allah memberikanku banyak cara untuk menemukan atas meraba kebenaran. Seperti yang ku katakan sedari dulu. Kebenaran hakiki hanya milik Allah.

Terus terang..
aku lebih sering menjadi orang lain.
Aku lebih suka menjadi arma saat sendirian.
Atau saat dirumah..
Jadi berhati hatilah..

Bahkan saat menulis ini..
Mungkin aku bukan menjadi arma...

Ambarawa,25 sebtember 2011

Ada banyak sisi yang terlalu pekat...

Beberapa saat yang lalu ketika harus menjadi orang lain ada yang bertolak dalam hati. Ya seperti itulah diri ini ketika melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginan. Ada yang tak pas dan akhirnya aku menggigil dan merasa ada yang salah. Ada yang ku tertawakan . sebuah masa dimana mereka telah berada dalam sebuah lingkaran hingga tak bisa keluar. Atau sejenak saja menghidup kepingan kebebasan untuk berpikir yang lain..

Mereka telah punya jalan atau aku salah. Mereka diberi jalan. Mengapa aku jadi sulit mengerti. Semakin mengenal. Semakin aku di berikan sebuah atau banyak kesadaran tentang mereka. Saat mencoba membaca aku malah menemukan banyak simbol simbol pekat.

Itulah mengapa aku memang penasaran..
Mengenal mereka adalah pelangi hidup..

Seperti kata ibu..
Tidak ada kebenaran yang benar-benar ‘benar’..
Selain kebenaranNYA...

Maka..
Ibu pun berkata..
Kembalikan semua pada Nya..

Jadi saat kembali ke rumah..
Arma tetap anak ibu..
Putri ibu yang akan selalu menjadi kecil di mata ibu...

Mereka tak akan mengubah putri ibu..
Karena ibu percaya..
Mbak arma punya saringan pengetahuan..
Mana yang baik dan tidak..

Semua pengetahuan..
Kembalikan padanya..
Jadi saat dirumah..
Arma tetap putri ibu...

Magelang,24 sebtember 2011
‘teras rumah..sudut milik kami ber empat..’

Sekilas dan kemudian lenyap..

Beberapa waktu yang lalu saat berbincang dengan seorang kawan aku menemukan sesuatu. Bahwa di dunia ini tidak ada yang benar-benar putih dan tidak ada yang benar-benar hitam. Dari mulai banyak sekat yang terselenggara di kehidupan ini. Benyak diantaranya yang akan memebuat kita tersekat dan terbuai pada keadaan. Melupakan kendali kita dan banyak hal yang bisa kita lakukan dengan tenggelam dalam impian impian kecil dalam lingkup ‘aku’ atau ‘saya’.

Subhanallah..
Ketika saat ini saya bisa memandang segala sesuatu dengan banyak sisi dan kesadaran. Yang memang seharusnya dipikirkan. Hanya saja saat ini sedikit yang sadar. Hanya saja saat ini sedikit yang mau mengerti. Hanya saja saat ini terlalu lama untuk menunggu generasi yang luar biasa untuk perubahan. Padahal perubahan ditunggu segera adanya.

Jadi teringat pada kalimat yang dikatangan 5 orang senior yang cukup menginspirasiku dalam banyak hal. pemikiran dan pengalaman mereka tentang buku maupun kelengkapan sejarah yang luar biasa untukku.

‘jangan percaya siapapun tentang apapun, termasuk saya..’

Begitu ungkapnya selepas setiap kali kami berdiskusi. Hal itu tak berbeda dengan salah seorang kawan yang ku temukan di komunitas teater di kota ku. Disana menemukan orang aneh yang mempunyai pemikiran dan kesadaran yang luar biasa tidak dapat bisa ditebak. Mereka dengan gaya dan bahasa tubuh dan fisik yang seperti tidak perduli pada kehidupan malah mengajakku berdiskusi tentang agama dan politik Indonesia.

Karena memang benar. Kadang apa yang nampak itu menipu. Kadang yang terlihat itu tidak sepenuhnya benar. Maka dari itu banyak diantara kita sering terjebak dalam sebuah simfoni keadaan yang membuat kita kecewa karena telah mengharapkan putihnya putih ataupun telah meyakinkan diri kalau hal yang lain itu hitam. Sekali lagi berpikir tentang itu keadaan menjadi lebih menjengkelkan.

Sejenak diam dan tenggelam dalam larut diri..

Tidak ada putih yang benar-benar putih
atau
hitam yang benar-benar hitam yang pekat..

karena jika putih benar-benar putih atau..
hitam benar-benar hitam itu pekat..
pelangi tak akan pernah ada..

purworejo,25 sebtember 2011
‘jiwa yang dikecewakan keadaan..’

Sekilas dan kemudian lenyap..

Beberapa waktu yang lalu saat berbincang dengan seorang kawan aku menemukan sesuatu. Bahwa di dunia ini tidak ada yang benar-benar putih dan tidak ada yang benar-benar hitam. Dari mulai banyak sekat yang terselenggara di kehidupan ini. Benyak diantaranya yang akan memebuat kita tersekat dan terbuai pada keadaan. Melupakan kendali kita dan banyak hal yang bisa kita lakukan dengan tenggelam dalam impian impian kecil dalam lingkup ‘aku’ atau ‘saya’.

Subhanallah..
Ketika saat ini saya bisa memandang segala sesuatu dengan banyak sisi dan kesadaran. Yang memang seharusnya dipikirkan. Hanya saja saat ini sedikit yang sadar. Hanya saja saat ini sedikit yang mau mengerti. Hanya saja saat ini terlalu lama untuk menunggu generasi yang luar biasa untuk perubahan. Padahal perubahan ditunggu segera adanya.

Jadi teringat pada kalimat yang dikatangan 5 orang senior yang cukup menginspirasiku dalam banyak hal. pemikiran dan pengalaman mereka tentang buku maupun kelengkapan sejarah yang luar biasa untukku.

‘jangan percaya siapapun tentang apapun, termasuk saya..’

Begitu ungkapnya selepas setiap kali kami berdiskusi. Hal itu tak berbeda dengan salah seorang kawan yang ku temukan di komunitas teater di kota ku. Disana menemukan orang aneh yang mempunyai pemikiran dan kesadaran yang luar biasa tidak dapat bisa ditebak. Mereka dengan gaya dan bahasa tubuh dan fisik yang seperti tidak perduli pada kehidupan malah mengajakku berdiskusi tentang agama dan politik Indonesia.

Karena memang benar. Kadang apa yang nampak itu menipu. Kadang yang terlihat itu tidak sepenuhnya benar. Maka dari itu banyak diantara kita sering terjebak dalam sebuah simfoni keadaan yang membuat kita kecewa karena telah mengharapkan putihnya putih ataupun telah meyakinkan diri kalau hal yang lain itu hitam. Sekali lagi berpikir tentang itu keadaan menjadi lebih menjengkelkan.

Sejenak diam dan tenggelam dalam larut diri..

Tidak ada putih yang benar-benar putih
atau
hitam yang benar-benar hitam yang pekat..

karena jika putih benar-benar putih atau..
hitam benar-benar hitam itu pekat..
pelangi tak akan pernah ada..

purworejo,25 sebtember 2011
‘jiwa yang dikecewakan keadaan..’

Yang penting bisa makan...

Beberapa diantara kita mungkin masih merasa bahwa pergerakan mahasiswa hanyalah eforia masa orde baru. Segala bentuk demonstrasi hanyalah sebuah latah yang dilakukan sebagai cara merebut perhatian dan merupakan kesia-siaan. Begitulah kabar dan hal yang ada di masyarakat. Beberapa waktu yang lalu yang lalu. Saat bercanda dengan beberapa orang yang memang telah lanjut usia. Perbincangan saya mengarah pada keadaaan yang saat ini ada dan dirasakan mereka.

Perbincangan yang terjadi adalah bagaimana keadaan dulu saat orde baru dan perbedaannya yang terjadi di saat ini. Dan tanggapannya adalah

‘dulu itu ya tentram nduk, tidak ada demo demo’an, harga sembako murah’

Hal itu yang terlontar sekilas. Harap maklum dulu beliau adalah seorang istri dari seorang dari militer jadi memang begitulah keadaan mereka. Namun ketika merilis pertanyaan yang lain. Lebih nyaman saat ini apa yang dulu? Lebih memilih pemerintahan yang dulu atau saat ini?

‘ya sama saja, yang penting bisa makan’

Itulah yang menjadi point penting dari apa yang dirasakan rakyat sesungguhnya. Mereka hanya merasakan pentingnya makan dan kehidupan. Hingga menjadi ukuran kesuksessan pemerintahan juga. Bukan sebuah isu-isu politik hingga korupsi yang di gembar-gembirkan. Rakyat tidak perdulu pada koalisi. Apa yang mereka dapatkan dari menonton televisi yang isinya hanya berkisah pada intrik politik yang sama-sama tidak menjanjikan kebenaran. Palingan sekarang mereka menjual waktu untuk tv hanya untuk menonton film korea hingga hipnotis jalanan melepas lelah (harap dicatat saya tidak curhat)

This is real. Sebagaian dari masdyarakat tidak punya waktu untuk mengurusi permasalahan pemerintah tentang korupsi ataupun pecahnya koalisi. Mereka hanya berpikir bisa makan atau tidak, itu saja sudah memusingkan. Jadi bila yang atas melakukan KKN mungkin di persilahkan (selagi tidak ketahuan) asalkan sembako murah.

Sebatas itulah?

Magelang, 25 sebtember 2011
‘meja makan.. dan segelas kopi...’

Yang penting bisa makan...

Beberapa diantara kita mungkin masih merasa bahwa pergerakan mahasiswa hanyalah eforia masa orde baru. Segala bentuk demonstrasi hanyalah sebuah latah yang dilakukan sebagai cara merebut perhatian dan merupakan kesia-siaan. Begitulah kabar dan hal yang ada di masyarakat. Beberapa waktu yang lalu yang lalu. Saat bercanda dengan beberapa orang yang memang telah lanjut usia. Perbincangan saya mengarah pada keadaaan yang saat ini ada dan dirasakan mereka.

Perbincangan yang terjadi adalah bagaimana keadaan dulu saat orde baru dan perbedaannya yang terjadi di saat ini. Dan tanggapannya adalah

‘dulu itu ya tentram nduk, tidak ada demo demo’an, harga sembako murah’

Hal itu yang terlontar sekilas. Harap maklum dulu beliau adalah seorang istri dari seorang dari militer jadi memang begitulah keadaan mereka. Namun ketika merilis pertanyaan yang lain. Lebih nyaman saat ini apa yang dulu? Lebih memilih pemerintahan yang dulu atau saat ini?

‘ya sama saja, yang penting bisa makan’

Itulah yang menjadi point penting dari apa yang dirasakan rakyat sesungguhnya. Mereka hanya merasakan pentingnya makan dan kehidupan. Hingga menjadi ukuran kesuksessan pemerintahan juga. Bukan sebuah isu-isu politik hingga korupsi yang di gembar-gembirkan. Rakyat tidak perdulu pada koalisi. Apa yang mereka dapatkan dari menonton televisi yang isinya hanya berkisah pada intrik politik yang sama-sama tidak menjanjikan kebenaran. Palingan sekarang mereka menjual waktu untuk tv hanya untuk menonton film korea hingga hipnotis jalanan melepas lelah (harap dicatat saya tidak curhat)

This is real. Sebagaian dari masdyarakat tidak punya waktu untuk mengurusi permasalahan pemerintah tentang korupsi ataupun pecahnya koalisi. Mereka hanya berpikir bisa makan atau tidak, itu saja sudah memusingkan. Jadi bila yang atas melakukan KKN mungkin di persilahkan (selagi tidak ketahuan) asalkan sembako murah.

Sebatas itulah?

Magelang, 25 sebtember 2011
‘meja makan.. dan segelas kopi...’

Thursday, September 22, 2011

pagi dan seringainya..

berada pada posisi dimana kita memiliki banyak harap adalah posisi dimana kita harus siap dengan apa yang terjadi. pada fakta yang terjadi saat ini bukan merupakan sebuah kepesimis'an pada apa yang telah digariskan oleh yang Kuasa. namun secara jujur banyak faktor yang membuat kita harus bisa melihat realita lebih luas dan menangkap resiko dan hambatan yang ada walau secara tidak langsung merupakan sebuah penanaman sikap yang kurang baik jika tidak di imbangi dengan sikap percaya dan yakin akan kekuasaanNya.


pagi ini..
semoga ada cerita baru..

semarang,22 sebtember 2011
'kampus penuh tanda tanya...'

Tuesday, September 20, 2011

Dan aku tersenyum..

Dalam diam..
Aku hanya diam
Berbincang dengan diam
Dan mengadu dengan diam..

Kita diam..
Melantunkan diam..
Sejenak diam dalam kediaman.
Diam dalam hati..
Diam dalam laku..

Kita diam..
Tak bisa lagi..
Dalam diam.
Ada yang berbeda..

Diam..
Dan..
Aku tersenyum..

Magelang,8 September 2011

‘kamar putih dan harapanku..’

Melangkah dalam sebuah kehidupan yang ku miliki. Menjaga langkah agar tetap rutin menjaga tempo demi tempo langkah dan kehadiran atas keiklasan itu. Hingga suatu saat aku terjaga dan mengeluh pada hidup itu tak lebih karena aku mencintai dunia untuk akhiratku. Aku yang mengadukan pada Allah dan bersyukur pada apa yang terjadi dan menjadi niatku. Apapun itu ingin rasanya menjaga semuanya dan menjanjikan hidup pada apa yang ku inginkan. Namun tetap menjadi sosok yang mengiklaskan apapun takdirnya. Dan menjadikanku sebagai seorang yang tersenyum dan menjadi seseorang yang lebih mencintaNya di bandingkan apapun.
Awal perkuliahan,banyak senyuman dan harapan. Untuk hal yang lebih baik dan lebih baik lagi di hari depan. Semoga ada umur untuk menjumpai ramadhan tahun depan. Hanya sekali itu aku tak ingin terlupa dan doa untuk orang tua. Yang selalu menjadi pendamping yang akan mengingatkan dikala aku lengah dan tertatih dalam hidup.
Ada yang tak bisa ku ungkapkan ketika bertemu mereka. Kawan yang senantiasa tersenyum dan memberikanku banyak inspirasi. Walau mereka tak menyadarinya. Walau mereka hanya diam dalam kekalutan dan memelukku dengan erat. Walau mereka merengkuhku di bahu dan berbincang tentang apa yang dirasakannya. Tak pernah ku kekurangan kata. Hanya saja. Mendengarkan adalah keadaan yang ingin mereka temukan. Sandaran yang selalu akan mereka temukan dalam diriku.

Dalam setiap kesempatan. Dan cinta serta ukhwah ini selalu punya tempat di hariku.

Namun ketika aku sendiri. Menikmari semilir angin di meja bundar dan menatap rumput yang kekuningan. Mengenali angin yang berhembus dan cerita tentang kerinduan pada hujan. Serta terik mentari yang membawa senyuman pada pada penambang garam dan petani semangka. Semua selalu punya cerita untuk membuatku bersyukur bahwa aku bisa merasakannya. Aku bisa tersenyum disini. Walau ada banyak yang harus menangis disana. Namun entah apa ini. Dadaku di penuhu syukur atas apa yang terjadi dan selalu ingin dan mengajari diri untuk iklas tentang apapun.
Lukisan dunia membuatku terkadang tergelincir namun kembali tegak berdiri dan tersenyum bangkit dan berjuang adalah langkah yang ku pilih. Aku ingin tersenyum sekali lagi. Untuk memberi ibu lega hati atas kepergianku ke perantauan. Keharusanku atas mimpi dan inginku.
Allah. Jaga mereka yang jauh dariku. Berikan senyuman dan kebahagiaan yang ku rasakan. Berikan keimanan dan keteguhan atas jalan yang mereka tempuh. Berikan kemudahan atas jalan mereka. Berikan kesehatan dan ketulusan atas amal yang mereka kerjakan. Dan semoga Allah memberikan ridhoNya.
Allah. Jaga hatiku.

Semarang,12 sebtember 2011
‘kamar putih dan harapanku..’

Semarang,11 sebtember 2011

Lantunan syukur mengadu dalam dada. Membiaskan sebuah makna yang tercantum dan berbekas air mata. Dalam lail. Dalam cintaNya. Aku ingin tenggelam dalam malam. Membingkasi kisahku dalam simfoni alam dan bintang yang menghias angkasa. Dalam detiap pengetahuan. Dalam indah sebuah penantian. Dalam sebuah andai yang hanya ku sandarkan padaNya. Dan tentang banyak cinta yang ku abaikan untuk mendapat satu per satu keridhoan atas cintaNya yang kekal dan mengartikan cinta yang lainnya. Aku mencintaNya. Sungguh tak ingin mendua. Jika harus aku ingin dia adalah satu yang terakhir . yang mengucap cinta pada tempatnya. Selepas aku halal untukNya. Mungkin bukan saat ini. Namun aku akan menanti. Hingga Allah memberikannya . pada saat yang tepat. Aku yakin. Allah akan mengabulkan.
Semarang,11 sebtember 2011

‘menulislah.. menulislah..’

Ketika membacanya merasa aneh. Hmm.. memang bukan saya kalo tidak aneh. Namun berbeda dari soal ‘keanehan’ yang ada di diri saya. Paling tidak seperti itu wejangan dari kedua orang pengantin baru yang kerjaannya hanya menjadikan saya sebagai komentator gombal-menggombal mereka. *huu*

Dan mereka memang bagitu. Tersenyum dan tersenyum selepas merajut cinta dengan ‘halal’ jadinya yang memandang juga adem. Dalam artian aku dan keluarga tidak ada yang melarang ataupun mendengar bisik tetangga. Dan faktanya kini aku yang jadi bahan ‘korban’ selanjutnya untuk urusan di tanya-tanya . yang akan tegas ku jawab dengan senyuman dan minta doa saja. *masih mudaa saya*

Dan seperti itu juga wejangan dari orang orang luar biasa yang selalu menjadi teman berdiskusi saya setiap waktu. Sms kapanpun itu. Sekalipun saling menemani lewat sms dan akan selalu kangen dan memberikan doa dimanapun. Dan dialah yang tercinta. Yang memberikan segenap hidup ketika itu. Dia yang akan selalu menjadi damba saya. Kapanpun itu dan.. eh.. ngelantur.. jangan deg deg gan dulu.. beliau tercinta saya adalah Bapak dan Ibu.

Dan begitulah cara mereka mencintai saya. Dengan senyum atau larangannya. Namanya juga perempuan. Aneh bukan kalo saya di ijinkan kemana saja dan dengan siapa saja. Walau dulunya tak mengerti, sekarang saya bisa menangis dalam sujud bahwa sedari dulu saya tidak sebebas yang lainnya. Karena saya mengenal dunia yang saya syukuri kini. Hingga mengenal buku dan dunia yang membuat saya tak kesepian walau sendirian. Dunia dengan naungan cintaNya.

Dan kini aku menulis. Kata demi kata yang membuatku mengerti arti limbung diri yang membuatku semakin taku untuk beginilah dunia. Membuatku tau realita dunia lewat berita namun tak begitu saja mempercayainya. Karena kebenaran sejati hanya milikNya.

Dan terima kasih arma haturkan pada Akh. Lukmanul Hakim. Atas buku yang begitu mengispirasinya. “Mengapa Aku Mencintai KAMMI..” menjanjikan perenungan dalam setiap kata dan elegi dalam siluet untaian likunya. Menjawab sedikit pertanyaan saya. Paling tidak saat saya bertanya sesuatu para senior akan berkata ‘baca-baca saja dulu..’ hehe

Terima kasih pada seluruh pejuang pejuang kejujuran walau kadang tak jujur pada dunia. Tulisan kalian lewat Email maupun segala celetukan khas yang mengisyaratkan sesuatu yang tak terdeteksi adanya. Membuatku bingung. Namun kemudian tersenyum sendiri ketika meninggalkan senja dan menelisik makna istilah dan maksud kalian.

Dan akhirnya terima kasih pada ‘konferensi meja bundar’ di teras rumah. Antara bapak , ibu, bima yang gitaran dan arma sebagai objek sidang. Beberapa LPJ diterima. Sebagian lagi masih butuh refisi. Namun satu yang pasti. Arma tak akan bisa seperti yang dulu. Wesss ngeri. Karena cinta mereka belum mau dibagi, *belum saatnya membagi cinta* begitu kata ibu... (walau ada kecuali terselubung) hehe.. bercanda..

Malam menjelang bagaimana sekarang punya amanah baru di BEM FE , yang biasanya mengurusi acara mendadak menjadi galau karena di pindah tugas ke defisi yang lain. Kini menjadi Bendahara Umum di BEMKM Fakultas Ekonomi. Terima kasih. Terima kasih memisahkan saya dari si landak yang selalu judes dan bersikap tidak bersahabat. Kalo ingat wejangannya Mrs. M.. berarti saya sudah lulus ujian. Karena sudah berpisah dengannya. Alhamdulillah *sujud syukur* hehe..

Dan ternyata benar kata Anis Matta. Menjaga dan memelihara cinta itu sulit. Apalagi membaginya. Bukan berarti saya mendua. Namun 3 lembaga itu telah membuat saya jatuh hati. Dan setidaknya kini berusaha berkontribusi dengan segala dan sepenuh tanggung jawab dan cinta. Tanpa harus mengorbankan segalaNya. Walau di jamin. Harus ada yang tumbang nantinya.

Namun cinta tetaplah cinta yang membuatku takluk akan takdirNya. Yang membuat lantunan penghambaan mereka para mujahid tanpa ragu mati di jalanNya.
Cinta tetap cinta.. yang membuat mereka rela berjuang dan tak berhenti.
Cinta tetap cinta .. yang membuat bunda tersenyum walau sakit di dada..
Cinta tetap cinta.. yang membuat mereka yang berada di tengah malam itu menitihkan air mata..

Soundtrack : Jejak (Mars KORSAD) - Izzatul Islam..

This is inspiring WORLD... 

Semarang, 18 sebtember 2011

sungguh kami hanya mencintai Allah, adikku

Magelang nampaknya selalu menjanjikan kebungkaman kebungkaman waktu yang membuatku bisa menikmati kesendirian. Bukan hanya malam. Namun juga menjelang senja dan menikmati sajian alam dengan mendungnya.

Kota ini enggan mengeluh. Mengajariku mengingil menyikapi masalah dan kemudian tetap berdiri dan tersenyum tangguh di hadapan yang lainnya. Dan kali ini juga begitu. Saat demi saat aku menyikapi apa yang terjadi bisa jadi adalah alasanku membutuhkan waktu untuk kembali ke kota ini dan mengijinkanku menjelma menjadi sosok arma yang lain yang bisa sendirian di teras sebari menunnggu kejujuran diri.

Menatap mendung membuatku berbisik anggun tentang senyuman salah seorang kenalan . seorang putri dari teman ibu yang menggengam erat tanganku sebelum ijap kabul dilaksanakan. Senyumnya mengembang bersama kejutan demi kejutan indah yang membuatnya bersyukur tentang takdir. Bahkan walau tanpa kata, gengaman tangannya mengijinkanku untuk dapat menerka hatinya yang di deru ralat diri berurai bahagia.

Dengan sederhana Allah mengijinkannya untuk tidak mengenal sosok yang kini telah berdampingan dengannya itu. Bahkan hanya lewat 5 pucuk surat keduanya saling menguatkan bahwa langkah ini adalah keputusan yang benar diantara raba menuju pelengkap iman yang sempurna.

‘sungguh kami hanya mencintai Allah, adikku.. karena itu ku ijinkan dia mencintaiku selepas dia memang halal untukku’

Hanya itu yang membuatnya cukup tangguh untuk berkata iya walau tak pernah tahu apapun. Seperti apapun dan bagaimana kedepan. Allah lebih tahu.

Dan sore ini ketika aku berbincang dengan mendung dan sajian senja. Sebentar menatap langit.

Kemudian kembali menatap tumpukan buku di hadapanku..
‘di larang galau.....’

Magelang,17 sebtember 2011

'mereka' dan aku

Berbeda dari biasanya aku berada di tempat yang tak pernah ku pikirkan untuk menulis disini. Menulis diantara para penyelidik dan pemikir yang bahkan tak pernah ada dalam agendaku sendiri. Inilah yang ku sebut petualangan pemikiran. Dan kami bukan kaum yang suka di kekang.

Mereka jauh dari kesan yang kau tangkap dari para pembersar di badan kelembagaan atau lembaga kemahasiswaan. Muka dan gaya nyeleneh mereka membuat mereka pun lebih sering dilirik dosen untuk di tanyai dari pasa di beri ucapan manis dan salam hangat para petinggi kampus. Namun mereka kokoh dalam tulisan. Mereka menyebut dunia adalah rangkaian kalimat yang membuat mereka tergerak untuk menulis dan menungkan keluh atau rangkaian cerita.

Dan disini. Aku tergelar dengan beberan kemunikasi yang terkadang akan membuatku mendelik lucu. Atau hanya sekedar tersenyum kalem. Karena itu menjadi biang obrolan mereka. Sekalinya aku kembali membaca buku. Mereka akan berkata :
‘ibu guru, ajari kami masuk surga’ di ikuti dengan gelaktawa.

Ku biarkan itu menjadi sebutan yang nampak keren untukku. Faktanya jurusanku memang kependidikan jadi tak masalah saat di panggil begitu.

Mereka punya cara sendiri. Untuk mengerti keadaan dan merangkai simfoni langkah yang mereka pilih. Gerakan yang mungkin tak ku kenal dan tak kalian kenal. Namun sebenarnya mereka bukan sepenuhnya sosok apatis yang tidak punya media gerak. Grafity itu, celotehan di koran atau komik kampus yang tersebar.(mungkin belum di kampusku) . mereka adalah para penguasa malam hari yang mengenal dunia dengan cara mereka.

Faktanya mereka punya cara pandang sendiri untuk menjadikan dunia ini nampak terang walau tanpa cahaya. Sejenak mengenal mereka membuatku berpikir melayang. Namun lebih jauh ada kekaguman.

Hingga ketika suatu waktu azan berkumandang. Sigap mereka membenamkan diri pada satu tujuan dunia. Merengkuh cinta ilahi dengan sholat berjamaah.

‘suatu waktu di suatu tempat...’

Titik putih.. diam dalam jejaknya..

Samudra tak karuan. Melambangkan kedengkian.. cinta cinta bertebaran.. nafsu di umbar..
Mereka.
Lupa..
Atau iya..
Iya..
Sedang tak masuk sekolah waktu pelajaran agama..
Ayah ibu sibuk bekerja..
Larinya..
Di jalan dan berkomplot dengan kebebasan


Jadi terharu..
Pastilah mereka lapar dan dahaga..
Oleh cinta dan rengkuh pencipta Dunia..
Kekalutan..
Menanamkan berjuta muduh jiwa.
Hanya diam
Saja sekarang bisa mati di penjara.
Iya.. soalnya diamnya di gerombolan pendemo..
Aku rindu surga..
Apa disana masih ada cinta..
Semoga tak di korupsi juga.

Jingga..

Kelabu di ujung sana selalu punya cerita. Menyeringai tanpa lelah di kehidupan.. melanjutkan naskah demi naskah kehidupan. Manusia jadi sasaran. Walau hanya sekejap memandang. Inikah duniamu
Yang mengabaikan duka demi citra. Yang mendidik para komunis komunis muda.
Bercengkrama lepas dengan ideologi mereka. Namun dengan santun murtad dengan carannya..
Apatisme
Gelagat rakyat..
Takut, ditodong denjata.. bukan bedil dan der deran. Namun harga sembako yang memekiikan leher dan sabuk yang rapuh karena terlalu kencang di pakainya..
Nasip kami
Menjelajah hari
Dengan tumpuan tumpuan diskusi
Namun akhirnya pasrah

Mungkin memang garisnya
Walau punya langkah..

Tapi maaf kawan..
Kami tak punya kaki..
Digadaikan dengan beasiswa..

Ambarawa, 16 sebtember 2011

Larut

Citramu.
Bualanmu..
Gelagatmu..

Pembelaanmu..
Gerombolanmu..
Gelisahmu..

Kolonimu..
Ceramahmu.
Tangisanmu..

Koalisimu.
Pecah..

Ambarawa,16 sebtember 2011

Terjerumus..

Terlalu sadis..
Dunia dan seisinya..
Nampak mau muntah..

Atau alah terngelam..

Hahahah..
Aku malu..
Jadi laku namun nampak lugu.

Singup...
Nampak hidup..
Faktanya mati muda..

Mereka..
Sungguh beruntung..
Lantun melantunkan cintanya
Pada Tuhan..
Dengan lebih dekat..

Bolehkah nitip pesan..
Perkenankan aku...
Ajari mengeja namaku..

Supaya..
Bisa
Berjaya sebentar di dunia..
Namun kekal di surgaNya..

Magelang, 16 sebtember 2011

Langkah kaku

Hingga kini
ku dengarkan deru suara alam
menjanjikan sebuah perubahan
.
Semua tetap akan jadi melodi
jika tak dituai dan di lantunkan.
Tak akan jadi lagu
not not balok itu..

akan tetap menjadi lapar
perut para kaumku.
Akan jadi sumringah para penguasa.

Namun
Ada DIA..
Yang menjaga kita..

Apa dengan penjagaan saja??
Apa tak cukup pemurah DIA..

Hanya diam..
Kita?

Hanya melangkah kaku..
Dalam
Kehidupan

‘sudahlah nak, nrimo saja’

Magelang, 16 sebtember 2011

Dan begitulah cinta..

Indah simfoni dakwah selalu membuat hati para penyerunya. Mengabadikan senyum dan tangis dalam jalan ini dalam lantunan penghambaan hakiki padaNYA. Ketika itulah tumbuh benih-benih tak terduga. Yang melambangkan sebuah kebahagiaan tampa celah. Lambang tentang keiklasan atam memberi dan kemudian mendermakan seluruh pikiran dan rasa.

Hingga akhirnya merasanya nyaman atas jalan yang di pilihnya. Seakan dari hari ini dan seterusnya rasa ini akan terus tumbuh dan menjadikan berbagai pemikiran tercurah. Atas nama keiklasan dan kesadaran bahwa Indonesia memerlukan lebih dari sekedar kritik dan demo. Indonesia akan lebih menginginkan kerja kerja nyata dan kongkret atas segala cita dan langkah atas tujuan yang sedari dulu di dengungkan oleh pembesar.

Dan semacam jadi relawan atas jalan indah dengan tunas tunas yang membuat magic di setiap lantunan diskusinya. Akhirnya menemukan KAMMI adalah sebuah penemuan yang luar biasa. Bukan hanya sekedar mengembara dan mengumpamaan atas beberapa langkah kemarin. Pada mimpi dan impianku punya sedikit kesempatan untuk menyentuh relung kecil di diriku yang ku sembunyikan jauh dan terlalu lama ku cambakan walau tetap tak bisa ku abaikan.

Itulah cintaku ..
Itulah bagaimana aku melangkah atas dasar kecintaan dan penemuan ku tentang KAMMI ..
Dengan cinta dan niat karena Allah lah disini ..
Semoga kami punya jalan...

Menuju keridhoan..

Allah..

Magelang,16 sebtember 2011
‘ruang kecilku..’

tentang kini..

Ada frasa yang membuatku kembali menulis. Menulis apa saja. Yang penting menulis. Rangkaian cerita dan pemaknaannya itu terserah pembacanya. Atau bahkan tak ada yang membaca. Ini akan tetap jadi tulisan yang membuatku berbicara dan mengerti sudut lain menilik suatu kisah dengan sisi tulisan.

Dan dunia menjanjikan berjuta kata yang dirangkai dalam kalimat kalimat syukur. Dalam setiap perjalanan aku cenderung disibukan dengan melakukan apa yang peran yang diberikan padaku. Walau itu tak berarti aku tak sepaham dan menentang peran itu. Hanya saja aku ingin melangkah dengan caraku.

Ada beberapa perbedaan pandangan padaku akhir akhir ini. Mungkin karena aku memang sedang sedikit menikmati apastisme dan membenamkan diri pada hal yang lain. Aku tak lagi selalu standby di BEM dan tak selalu terlibat aktif dalam agenda . bukan berarti aku tak tahu, hanya saja ada yang berbeda. Mungkin karena beberapa waktu fakum membuatku menjadi kehilangan sedikit alur yang dulu membuatku sigap untuk selalu berkata iya.

Namun aku selalu siaga dalam duniaku. Tersenyum melihat pandangan aneh itu. Dan tetap kokoh. Bukan aku tak ingin kembali tenggelam. Hanya saja aku ingin punya jeda. Sebentar saja. Biarkan aku menikmati apatisme ini. Meniti lagi cinta cinta yang terberai dan menemukan kesemangatanku sendiri.

Kini biarkan aku terduduk lama di MUA. Memandangi embung dan menggoda awan yang lapang dengan kecerahannya. Biarkan aku tenggelam dalam buku buku yang selalu ku tinggal ketika aku sibuk untuk jadi agen pertama yang berkata iya.

Biarkan seorang diri aku memiliki malam berhujan ini. Tenggelam dalam surat cintaNya. Dan tak mengusik langit dengan ini. Membingkai jendela jendela ukhwah di sekitarku yang sering terabaikan dengan wakta berbagai tanya kenapa nggak pernah di kossan hingga di tanyakan ibu dirumah karena tak pernah dirumah. Aku ingin meralat diri. Beberapa kali harus membuat agenda pas dan menyeimbangkan semua. Tak ingin ‘ terlalu’

Dan aku ingin menemukan cintaNya..
Dalam ketepatan ibadah dan berjumpa dalam penghambaan tanpa diburu rapat hingga syuro’..
Dan aku ingin menemukan cintaNya..
Dalam malam dan sendirian. Bukan karena ingin mengembur proposal..

Dan ketika ku kembali nanti..
Aku ingin melakukannya dengan niat karenanya..
Bukan karena sekedar ‘amanah’
Namun
Benar benar karena cinta..

Semarang,15 sebtember 2011
‘embung dan kening basah...’

Friday, September 9, 2011

hehe..... :)





rindu HUJAN...


siapa tahu aku..
pasti tahu aku suka hujan..
gerimis dan rintik itu..
punya jendela ..

yang mengantarkan kenangan dan pengertian..

siapa tahu aku..
dia mengerti tentang hujan..
laksana tak menerka angin dan kecaman.

namun seketika deras tanpa tanggung dan sekilas..

diantara mereka..
akan tahu
bila aku suka hujan
menebang kerinduan dan pasang air ketakutan
diantara sembilu kekosongan

hujan punya cerita.
tentang tangis..
tentang gembang demonstan...
atau tentang ibu pertiwi..

yang di sakiti..
oleh anaknya sendiri..

magelang, 9-9-2011
'jelaga pinggiran peradaban..'

Harry Potter..


beberapa waktu yang lalu ketika membolak balik buku dan kembali bercengkrama dengan fiksi.. menemukan novel harry potter adalah hal yang tidak terlalu fantastis dibandingkan dengan memikirkan rencana soekarno atau perhatian syahrir kepada masa depan Indonesia.. namun yang terjadi aku tak bergelut dengan pemikiran seberapa hebat harry poter akan perlawanannya pada salah satu eh.. memang musuh terbesarnya..

vOLDEMORT..

sekalinya baca serial Harry potter..
yang terlintas malah Voldemort-nya..
mengapa dari sudut lain aku paham.. Voldemort ingin membunuh Harry Potter..
karena dia ingin menaklukkan kematian.. Karena dia takut terhadap sebuah kematian.. hmmm..

kata VOLDEMORT sendiri memang punya arti khusus..
dalam pengehuan bahasa pranciss...
vol berrarti flight .. de berarti of.. dan mort berarti death..
jadi secara singkat menjadi.. the flight of the death.. atau pelarian dari kematian..

dia terus dan terus mengejar harry potter untuk menghindari kematian nya yang nentinya akan dilakukan oleh anak itu..
huuu... begitukah.. apa memang iya.. faktanya sebagian besar dari kita takut pada kematian.. makanya dulu banyak orang jepang yang bunuh diri karena ketakutan yang berlebihan.. dan juga banyak yang tak bisa hidup dengan hidupnya..

namun dengan agama semua jadi mungkin..
sejenak berpikir..
agama mempunyai effect yang luar biasa dibandingkan hanya status atau hanya sekedar penghambaan...
dan pencarian atas kehidupan..
kita.. sudah punya peta'nya bukan??
*dengan gaya dora.. hehe

*inspiring day...

Lintang dan Bukunya..


penguntaikan diri pada suatu perenungan adalah makna diatas makna yang membuat seseorang terjerembab sendiri dalam lamunanya.. walau itu tanpa celah dan keharuan yang tersembunyi. apabila seseorang hanya bisa terdiam dan tak mengumamkan apa-apa..

atau ketika teringat pada buku 'Laskar Pelangi'.. ketika sosok lintang bercengkrama dengan bukunya...

'belajar adalah hiburan yang membuarnya lupa pada seluruh penat dan kesulitan hidup. buku bagi lintang adalah obat dan sumur kehidupan yang airnya selalu memberi kekuatan baru agar ia mampu mengayuh sepeda menantang angin setiap hari'

*hmm.. inspiring book :')

Realize..its about...
21 Desember 2010
09.45 am : iya adik kandungku
09.48 am : wuih gak percaya y. Si ..... emang adik durhaka
09.55 am : tp gantengan adikku kt orang2
09.59 am : eh sodaraan lg..
10.10 am : iya emg sodaraan..

*beberapa sms selanjutnya...

Pertemuan dan perpisahan adalah sebuah lantunan cerita. Tentang bagaimana kita mengiklaskan keduanya. Seperti mencinta segala sesuatu di tempatnya. Sesuai porsinya. Karena suatu saat kita akan mengembalikan segalanya. Entah kapan itu terjadi.

Namun realita adalah sebuah kesunyian dalam nada.
Dan cerita dalam kehidupan seseorang adalah warna warni yang indah..

Takdir Allah sangat indah :’)

tentang pertemuan.. part 5

Senyum darinya kembali hadir. Mungkin aku yang terlalu lebay namun memang wajahnya begitu familiar jadi aneh rasanya.

‘iya kan tetangga kamar?’ tanyaku lagi
‘punya nomernya mas anto?tanya aja’ sarannya sambil kembali duduk di kursi pemilih.

Angin kembali menyapaku.
‘iya juga..kenapa nggak ku tanyakan langsung’ gumamku dalam hati. Ku ambil hp dari saku jas almamaterku.

Assalamu’alaikum,mas anto..
Ini anggrek , anak SKB..
Maaf nanya, mas punya sodara di FIK ya?

Kembali melihat pemuda yang sedang bercanda dengan temannya. Ku pilih tombol ‘send’. Ku pikir di saat genting seperti ini , saat pemilihan ini pasti hp mas anto stand by.. semoga cepat.. eh.. ada sms masuk.

‘wlsm. Iya adik kandungku’

Singkat padat dan jelas. Aku tersenyum dan menghampiri pemuda berjaket putih hitam itu.

‘ni, mas anto aja bilang iya. Masih nggak mau ngaku?’ ucapku menegaskan sebari menyodorkan hpku.
‘hahaha.. Cuma bercanda dia’ ungkap pemuda itu sebari tertawa terbahak.

Perbincangan singkat itu di usik oleh kedatangan pengawas pemilihan dari fakultas. Ku tinggalkan liku apa yang terjadi dan menjawab beberapa pertanyaan dari pihak fakultas. Dan saat kembali ke bilik suara dia sudah tidak ada di tempatnya.

‘ya.. emang dia mirip dengan mas anto kan. Eh emang sodara,kan?’ tanyaku pada arya, penjaga stand itu.
‘nggak tau jelas sih, nggrek.. tapi.. kayaknya mereka beda asal deh..’ jawabnya.

hanya diam ku kemudian. Dan kemudian bersiap untuk kembali ke gedung student center. Mengalihkan segala pemikiran untuk kembali memikirkan jalannya pemilihan ini. Sebelum keluar dari parkiran sempat aku melihat sosok itu. Pemuda yang ku ributkan. Mukanya seakan memberikan kesan diam sambil disibukkan dengan hpnya.

Membuatku ingat pada satu nama terakhir dari pemilih yang tadi ku buka dari daftar pemilih disana. Ariwibawa.

tentang pertemuan .. part 4

Dan mataku mendelik lagi. Sosok yang kembali tenggelam dalam bilik suara segi empat itu memang tak asing untukku. Dari logat bicara hingga parasnya, namun aku hanya diam walau sesekali hanya menerka dalam hati.

‘ini nggak connect ya.. mendingan nanti saya milihnya..’ ucapnya sambil beranjak.
‘jangan mas, kalo nanti jam milihnya beda jauh sama pasword , bisa ndak mau suaranya.’ Kata arya mendekatinya.
‘lha gimana nggak konect gini..’ Ucapnya sambil mendelik sambil begaya persis sekali dengan mas anto.

Secara tak sadar aku tersenyum. Senyuman yang bahkan aku sendiri tak mengetahui kenapa. Hanya banyak waktu untukku kembali mengulas gaya orasi mas anto yang menggelora semangat dan jiwa muda. Setelah ku sadari pemuda itu dan arya sedang memandangiku. Mereka hanya diam dan membuatku bertambah canggung.

‘mas, teman saya mau tanya sesuatu tu..’ ucap arya sambil tersenyum padaku.

Gubrak .apaan ni bocah? Kenapa jadi mengalihkan pembicaraan dengan mengambil umpan aku?

‘eh.. gini mas.. mas itu siapanya mas anto ya? Kok muka dan gaya bicara mas , mirip banget sama mas anto?’ tanyaku dengan segala kepenatan pikiran.

Dan senyum itu mengembang. Entah dari mana namun senyum itupun tak asing untukku. Apaan si anggrek..

‘mas anto?mentri luar negeri?’ tanyanya kemudian.
‘i.. iya mas’ jawabku tertahan
‘tetangga..’ jawabnya,,

Aku mendelik. Tetangga. Jawaban yang aneh ketika tetangga bisa semirip itu. Gimana jadinya kalo aku tetanggaan sama arti dari negeri sebelah. Mau banget kan.

‘ehm.. nggak bisa. Mana ada tetangga yang semirip ini? Iya tetangga. Tetangga kamar??’

tentang pertemuan .. part 3

Angin menghampiriku. Deru motor hadir diantara aku dan mbak siska.

‘ikut , mbak’ ucapku sambil mengambil langkah ke boncengan motornya.

Faktanya aku tak tahu bila hari itu jadi hari bersejarah untukku. Hari dimana seseorang hadir dan menghadirkan cahaya tersendiri untuk hidupku.

‘selamat datang di FIK’ ucap mbak siswa sesaat setelah dia memarkirkan motornya.

Sekilas tempat ini tak asing bagiku. Karena saat pertama kali masuk MOS atau PPA di kampus ini.ada agenda upacara bendera di fakultas ilmu ke olahragaan ini. Namun tetap saja terasa berbeda ketika harus melihat tempat yang dahulu lapang ini kini sedikit di modifikasi dengan tenda untuk diadakannya pemungutan suara secara online untuk memilih presiden mahasiswa BEM KM 2010.

Kami langsung terjun ke lapangan memastikan keadaan yang ternyata tak jauh beda dengan fakultas yang lain. Ada masalah dengan wifi yang ada di tempat itu. Dan mbak siska sampai kembali menggelengkan kepala.

‘dek , kamu tunggu sini dulu ya. Mbak mau ngehubungi pihak fakultas dulu’ ucap mbak siska sambil melesat pergi belum sampai aku menjawab pertanyaannya.

Kemudian ku ambil tempat di salah satu sudut yang paling dekat parkiran. Maksudnya biar gampang terlihat dan tak ditinggal pergi. Dan disana aku lihat salah seorang kawan yang tersenyum ke arahku,.

‘wess bu sekretaris.. kok nyampek sini’ ucap arya sambil menyambutku dengan tinta untuk pemilih.
‘ apaan sih, sekretaris gadungan sih iya.. gimana dari tadi pemilihannya?’ tanyaku sebari melihat daftar hadir.

Sedikit tertegun ketika hanya masih 12 orang yang ada disana. Namun aku mencoba tetap tersenyum.

‘baru segitu..’ jawab arya sambil menunduk..
‘heh.. ayo semangat.. baru jam segini..’ ucapku sambil menepuk bahunya.

Pandanganku ku alihkan ke sekitar dan kemudian suara itu...

‘gimana ini, kapan connect nya??’

Suara dan logat cara bicara yang tak asing untukku. Saat ku palingkan wajah,tak terlihat apapun. Yang ada hanya seseorang di balik papan penutup memilihan . tak kulihat sampai dia berdiri dan pindah ke kotak suara yang lain.

‘gimana ini kok nggak konect semua? Saya mau kuliah ini..’ ucapnya kemudian.

Dan aku hanya diam. Suara itu dan wajah itu . kenapa nampak begitu familiar?

Hingga seseorang yang berpakaian olah raga dan jaket hitam putih dengan lambang universitas ini di dada kanannya. Kemudian aku tersenyum. Mendekati arya dan setengah berbisik.

‘ ya.. aku aja atau memang tu orang mirip sama mas anto, mentri luar negeri kita?’

tentang pertemuan.. part 2

Ku rasa kali ini bumi tengah menengadah dan kembali memberikan segenap isyarat bagi manusia untuk segera mengadu dan kembali padaNya. Suasana yang panas seperti ini membuatku jadi teringat pada cerita guru Sdku tentang neraka. Ahh khayalanku mulai melayang. Namunseketika khayalan itu tersingkir ketika rombongan orang memasuki ruangan.

‘trus gimana menurut kalian, kalo kayak gini bisa di complain , pak PR 3.’ Begitu sepetik perbincangan yang di bicarakan seniorku yang dari FIP, dengan muka gelisahnya , dia sibuk mondar mandir dengan maksud menghilangkan kegelisahannya namun gerakannya tanpa disadari membuat kegelisahan baru pada kami.

Oh iya lupa aku bercerita. Kini aku tengah berada di situasi yang cukup genting. Saat dimana menjadi sekertaris PPU Online pertama di Indonesia. Deg.. deg... dessss... begitu juga rasanya hatiku saat di todong oleh mas ibam sambil menghalangi jalanku.

‘heh bocah, jadi sekertaris ane di PPU ya, ane ketuanya’

Tanpa jawaban dia langsung memberiku secarik kertas dan memintaku mengisi yang di kolom tugasnya sudah di cantumkan tulisan ‘sekretaris PPU’. Aku hanya mendelik dan mengisinya dengan pasrah sambil berkata.

‘awas kalo nggak beliin ice cream ya’ ucapku saat menanda tangani dan memberikan kertas itu. Mas ibam hanya tersenyum sebari mengijinkanku untuk pulang sebelum mahrib menjelang. Seketika itu saja aku menjadi sekretaris PPU di KPU Online pertama di universitas yang mengikrarkan diri menjadi universitas konservasi.

Kembali sekali lagi aku menyeka keringat yang hadir di keningku. Sebagaimana biasanya aku mengambil sapu tangan di tas dan kemudian mengusapnya ke keningku. Ehh tapi.. dimana sapu tanganku? Ku geledah beberapa saku di tasku namun nihil. Ingatanku melayang ke kejadian tadi pagi yang membuatku tergesa-gesa untuk berangkat hingga sapu tanganku masih ada di rak buku.

‘haduh.. ketinggalan lagi’ keluhku sebari menutup tas.
‘apa yang ketinggalan?’ tanya mas ibam sambil menengok kearah tasku.
‘eh enggak, urusan perempuan’ ucapku sambil mengembalikan tas ke tempat semula.

Langkahku ke arah mbak dina. Wajahnya yang tak jauh beda dengan panitia lain membuatku enggan bertanya. Hanya saja mata terduhnya kemudian mengusap bahuku.

‘maaf ya dek , bikin kamu ikut capek. Kenapa?’ tanya mbak dian.
‘nggak pa-pa mbak, mereka tambah pusing kalo kelaperan mbak’ ucapku sambil mengetuk jam tanganku yang menunjukkan jam .
‘oh iya dek..’ ucap mbak dina kemudian menelepon catering yang di pesan untuk konsumsi panitia.

Ku langkahkan kaki untuk keluar dari gedung Student Center . salah satu gedung untuk kegiatan mahasiswa di universitas ini. Cukup sering mengunjungi gedung ini cukup ku tahu detailnya. Walau termasuk mahasiswa yang baru kemarin sore menginjakkan kaki di kampus ini.

‘dek ikut nggak?’ tanya mbak siska sambil menaiki motor.

Upss.. di update dulu. Mbak siswa adalah sekretaris 2 di KPU.

‘kemana mbak?’ tanyaku.
‘ke FIK..’ ucapnya sambil menghidupkan motornya.

‘FIK ??’ gumamku .

tentang pertemuan.. part 2

Ku rasa kali ini bumi tengah menengadah dan kembali memberikan segenap isyarat bagi manusia untuk segera mengadu dan kembali padaNya. Suasana yang panas seperti ini membuatku jadi teringat pada cerita guru Sdku tentang neraka. Ahh khayalanku mulai melayang. Namunseketika khayalan itu tersingkir ketika rombongan orang memasuki ruangan.

‘trus gimana menurut kalian, kalo kayak gini bisa di complain , pak PR 3.’ Begitu sepetik perbincangan yang di bicarakan seniorku yang dari FIP, dengan muka gelisahnya , dia sibuk mondar mandir dengan maksud menghilangkan kegelisahannya namun gerakannya tanpa disadari membuat kegelisahan baru pada kami.

Oh iya lupa aku bercerita. Kini aku tengah berada di situasi yang cukup genting. Saat dimana menjadi sekertaris PPU Online pertama di Indonesia. Deg.. deg... dessss... begitu juga rasanya hatiku saat di todong oleh mas ibam sambil menghalangi jalanku.

‘heh bocah, jadi sekertaris ane di PPU ya, ane ketuanya’

Tanpa jawaban dia langsung memberiku secarik kertas dan memintaku mengisi yang di kolom tugasnya sudah di cantumkan tulisan ‘sekretaris PPU’. Aku hanya mendelik dan mengisinya dengan pasrah sambil berkata.

‘awas kalo nggak beliin ice cream ya’ ucapku saat menanda tangani dan memberikan kertas itu. Mas ibam hanya tersenyum sebari mengijinkanku untuk pulang sebelum mahrib menjelang. Seketika itu saja aku menjadi sekretaris PPU di KPU Online pertama di universitas yang mengikrarkan diri menjadi universitas konservasi.

Kembali sekali lagi aku menyeka keringat yang hadir di keningku. Sebagaimana biasanya aku mengambil sapu tangan di tas dan kemudian mengusapnya ke keningku. Ehh tapi.. dimana sapu tanganku? Ku geledah beberapa saku di tasku namun nihil. Ingatanku melayang ke kejadian tadi pagi yang membuatku tergesa-gesa untuk berangkat hingga sapu tanganku masih ada di rak buku.

‘haduh.. ketinggalan lagi’ keluhku sebari menutup tas.
‘apa yang ketinggalan?’ tanya mas ibam sambil menengok kearah tasku.
‘eh enggak, urusan perempuan’ ucapku sambil mengembalikan tas ke tempat semula.

Langkahku ke arah mbak dina. Wajahnya yang tak jauh beda dengan panitia lain membuatku enggan bertanya. Hanya saja mata terduhnya kemudian mengusap bahuku.

‘maaf ya dek , bikin kamu ikut capek. Kenapa?’ tanya mbak dian.
‘nggak pa-pa mbak, mereka tambah pusing kalo kelaperan mbak’ ucapku sambil mengetuk jam tanganku yang menunjukkan jam .
‘oh iya dek..’ ucap mbak dina kemudian menelepon catering yang di pesan untuk konsumsi panitia.

Ku langkahkan kaki untuk keluar dari gedung Student Center . salah satu gedung untuk kegiatan mahasiswa di universitas ini. Cukup sering mengunjungi gedung ini cukup ku tahu detailnya. Walau termasuk mahasiswa yang baru kemarin sore menginjakkan kaki di kampus ini.

‘dek ikut nggak?’ tanya mbak siska sambil menaiki motor.

Upss.. di update dulu. Mbak siswa adalah sekretaris 2 di KPU.

‘kemana mbak?’ tanyaku.
‘ke FIK..’ ucapnya sambil menghidupkan motornya.

‘FIK ??’ gumamku .

Tentang pertemuan,,,

Sekian tetes keringat mungkin tengah mengungguli tingginya gunung jika kau akan mengukurnya. Beberapa waktu aku hanya sibuk menatap jam dinding berharap segalanya akan membaik selepas waktu berlalu.

‘anggek..’ Panggil seseorang sebari menepuk bahuku.

Aku tersenyum sambil berdiri. Berharap dapat sejajar dengan nya namun tak berhasil. Dia memang masih lebih tinggi.

‘gimana mas ibam ? fakultas hukum ? connect kan?’ tanyaku sambil menyelidik mencari jawaban dari wajah ke arab-arab an di depanku.

Hanya harapku. Dia menggeleng sambil mengambil posisi duduk. Ku ambilkan dia minuman. Dia meminumkan sambil menggela nafas berat. Ku pastikan bagaimana beratnya dia mengurusi semuanya. Walau tak sendiri namun dia komandan di lapangan untuk kegiatan kali ini. Dan nampaknya dia agak ke susahan.

Sebelumnya maaf terlalu jauh. Namaku Anggrek , begitu saja kedua orang tuaku memanggilku dan rekan ku di bangku sekolah sedari dulu. Namanya yang cenderung masih terlalui tidak familiar nampaknya dibandingkan dengan mawar atau melati. Walau banyak rahasia kalo mawar atau melati berarti aku harus menyukai warna merah atau putih padahal kan aku sukla warna pink. Stop stop.. ini maksudnya apa??

Cerita panjang mengalun dari namaku namun faktanya sekarang itu namaku. Dan begitulah kalian akan membaca ceritaku dari baris ke baris. Dan silahkan menanti ceritaku selanjutnya..

Bingkisan Allah yang tak terduga..

Tak ada kata yang paling indah selain berucap syukur atas segala rahmat dan kesempurnaan hari. Dalam setiap pertemuan dan perpisahan. Dalam setiap senyuman atas derai air mata. Pada setiap pinta atau beristifar atas segala yang terjadi dan terlewati.

Allah selalu punya cara untuk menyayangiku. Dan mengembalikan senyum senyum kecil dari balik tirai jendela syukurku. Tak ada kata dan lantunan cerita. Namun takdirnya punya alur sendiri yang mampu selalu dan selalu ku syukuri. Apapun itu yang terjadi di hidupku.

Dan bingkisannya telah tiba bahkan di waktu yang begitu tepat. Tempo yang tak cepat maupun terlalu banyak membuatku menunggu. Sungguh indah takdirNya. Alur yang bahkan mengijinkanku untuk terus di jalan ini walau terkadang tergelincir , namun selalu ada waktu untuk kembali berdiri.

Allah memberikanku bingkisan cerita yang indah.cerita yang akan membuatku tersenyum sebari menatap segalanya. Dalam seketika ada lantunan doa disana. Mempesona dalam gurat penghambaan yang akan membuatku semakin dan tak ingin jauh darinya.

Kini ku serahkan padaMu , ya Rabb..
Seperti sedari dulu..
Biarkan pinta ini hanya tenggelam dalam malamku..

Namun terima kasih atas alur cerita indah ini.. dan untuk malam ini..
Terima kasih telah memberikan bingkisan itu..

Kini..
Seperti pintaku sebelumnya..

Allah..
Jaga hatiku..

Magelang, 6 september 2011
‘ruang tamu .. rumah putihku..’

Tuesday, September 6, 2011

Lembut teriring doa..
Simfoni alam menyilaukan dunia..
Tanpa celah
Hadir bertabur kemilaunya..

Samudra benderang
Menyambut mahkotanya
Yang berarak semesta..

Teruntuk dunia
Permintaanku
Maafku..

Hingga nanti
Akhir hidup..
Semoga kalian tersenyum..
Atas hadirku..

Magelang,2 september 2011
‘lorong putih .. ‘
Dunia jadi ringsek..
Kaumku kecewa..
Namun tak berani bicara

Bisa di tanya..
‘nak, udah ndak betah kuliah disini?’
Ah..
Kasihan,,, niat kesini mau kuliah..
Malah cari perkara..

Atau yang lain..
‘Wajib bagi yang beasiswa..’
Ehm ehm.. boneka ya??

Cuma obrolan..
Tak mau yang gratisan??

Hari gini..
Mending diam..
Walau nanti..ngerundel di belakang..

Haha..pecah saja ..
Koalisinya,,

Magelang, 3 september 2011
‘sibuk dunia..’

LAKON

Niat sejuta,
Jadi ceroboh akhirat..

Yang tertawa disini
Tak selamanya bisa bertahan
Mereka
Hanya boneka dunia

Yang di pilukan realita

Terlalu..
Terlalu lelah untuk berdiri

Yang bercerita
Hanya jadi umpan kisahnya

Singkat.. padat.. namun
Tak ada..
Lakon-nya..

Magelang, 3 september 2011

Rubah

Seketika baik
Kemudian jadi beringas
Aku takut,,
Namun
Tak mau takluk

Siklus..
Dunia katanya begitu
Namun bagi yang tak berduit
Nerimo saja rasanya tak legowo

Lara
Lebel merah jadi sekutu
Penjajah masa kini

Kasihan kasihan kasihan..
Indonesia
Di injak injak
Anak ibu pertiwi..

Magelang, 3 september 2011
‘ sibuk dunia..’

Tik tok tik tok..

Jalanmu pelan..
Menanti waktu baik
Walau rasanya
Tak ada yang pernah baik
Untuk mengakui dosa

Rasanya salah
Namun di jadikan
Mudah
Ahh..
Ini masalah manusia
Namun jadi soal
Jika berurusan dengan yang berseragam

Butuh
Keiklasan
Bukan bukan masalah sabar

Masalah
Uang rupiahan..

‘sibuk dunia..’
Magelang, 3 september 2011
Dalam lantunan nada.
Ada yang hadir diantara mereka.
Sejuta kata.
Terlewati dalam sapa redup sang surya.

Langkah pelan itu punya mimpi
beribu cerita di ikrarkan .
namun hanya sedikit yang di amin-ni ibu kota.
Salah satunya makan di hari ini

Semesta ..
Dentuman nada
Decak keluh kendaraan
Atau..
Isah tangis anak sekolah
Yang terlambat
Bukan hanya sekolah namun juga tamu bulanan

Tangis jadi sesal
Rindu jadi ancaman

Ibu kota..
Miris
Namun di hambakan..

‘suatu sore di sudut ibukota..’
Senja..
Magelang, 3 september 2011

tentang mereka..

Perjalanan ini bukan hanya milikku sendiri. Langkah ini untuk menyelidiki sesuatu. Ketentuan Sang Pencipta tentang Alam dan isi yang dimilikiNya. Dan menjelaga hati dengan asaku sendiri. Mencoba menjelma dalam angan. Sedikit demi sedikit menerka dunia dan tak bermaksud apa dan mengapa semua ini terjadi. Sesungguhnya aku hanya berkeinginan dan berpendapat tentang arti sebuah keinginan bukan hanya terlibat namun sekejap kemudian aku rapuh dan tertahan.

Di tepian dunia seperti saat ini aku mencoba menepi. Mengisi pikir dan hatiku dengan sesuatu yang lain. Yang bisa membuatku lebih bijak dan realistis mana yang harus dan yang tidak perlu ku pikirkan. Hanya saja aku bukan kaum yang bisa membohongi diri dan berpikir tantang ‘aku’ . kini aku tak bisa bahkan sedari dulu pun tidak.

Sejenak menganggap semuanya benar-benar rapuh. Kegalauan dan kecenderungan atas kerusakan dunia. Dan aku merasa berkepentingan untuk merubahnya . hanya siapa aku untuk bermimpi seperti itu. Siapa aku yang berani memimpikan bagaimana bahagianya umat atas apa yang aku dan kaumku perjuangkan saat ini. Siapa aku yang bermimpi akan keadilan dan kemaslahatan dapat membumi dan menyejahterakan rakyat??

Aku hanya sering canggung pada dunia. Keinginanku kadang hanya jadi ingin. Berimbas pada mengendapnya sebuah mimpi dan menjadikannya kerak hati. Berbingkai kecewa pada diriku sendiri. Oleh karena itu. Ijinkan aku melangkah saat ini. Ijinkan aku menjadi satu diantara seribu yang berbeda namun tetap dalam jalanku jangan biarkan aku melangkah terllu jauh atau mengusik sadarku
‘Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan’


Ada yang mengusikku.. sesuatu yang membelenggu senyumku. Terlanjur akau menanti jalan ini. Menempuh sisi demi sisi hati untuk mengiklaskan hari demi seribu mimpi. Tak layakkan seorang sepertiku turun dan menjadikan semua ini nyata.
Jawabanku singkat lagi tak berderu dengan ragu. Ketika aku berkata apapun itu aku punya agama dan Allah sebagai pelindungku. Karena sesungguhnya hanya Dia kebenaran diatas kebenaran. Oleh karena itu akan ku kembalikan segala kata dan keputusan pada agama. Maka dari itu entah kau ataupun dia yang akan masuk atau keluar dari hidupku. Buktikan. Seberapa kalian mampu menguatkan agamaku.agama Allah dan akan berjuang dalam jalan ini.

*inspiring dialog (dengan sedikit editan) hehe...

MELAYANI RAKYAT, MENJAGA NEGARA

Subhanallah sekali, jargon yang di usung oleh PT Pos Indonesia. Dalam perbendaharaan kata yang saya miliki hal itu begitu menggelitik lagi mengusik rasa dan hati ini. Andaikan jargon itu di pakai di aparatur nrgara yang berurusan dengan hukum. Andaikan kata itu bukan hanya tentang sekedar jargon namun akan jadi arti dan langkah nyata dalam pengapdiannya pada negara dan rakyat pada khususnya.

Tersenyum..

Langkah ku pelan. Syawal selalu punya cerita tentang beberapa waktu yang mengantarkan keceriaan tersendiri. Apalagi dirumah, ada senyuman ada mohon maaf, hanya saja kini ada sedikit batas berjabat tangan. Dengan sedikit bercanda. Nampaknya hidupku selalu punya pencairan suasana. Hanya saja ibu mengerti dan mengalihkan perhatian.

Pelan saja. Aku memang benar-benar menepi dari kehidupan. Sedikit menerima dan mengendapkan segalanya. Menyeimbangkan diri dengan segala hal yang seharusnya memang ku terima.

Dan ketika terjaga di rumah. Ada saja perbincangan yang mengalir dan diskusi kecil tentang banyak hal. Diskusi yang ku biarkan jadi pencarianku tentang yang benar dan salah. Dan buku yang ku baca. atau mimpi yang ku hapuskan.

Beberapa hari ini, banyak yang ku hapuskan. Ada kata dari seorang senior yang terlintas.. beberapa seniorku..

‘orang yang berani bermimpi besar, akan mendapatkan hal yang besar juga..’
‘tantangan yang besar akan memberikan kita pengalaman yg luar biasa’
‘jadilah orang yang punya mimpi, namun perjuangkan itu’

Ada juga yang bilang..

‘ mimpi harus tinggi dan besar, namun berusahalah.. dan di iringin dengan realistis pada kenyataan yang ada , karena sebagai seorang wanita.. hidup bukan hanya milikmu.. namun milik orang tuamu, milik suamimu kelak.. dan milik Nya’

Itu yang bilang arma yang lain.. hehe..
Ya.. aku hanya berpikir saatnya realistis.. kadang mimpi dan elegi provokasi memang membara, namun seketika aku harusnya punya pandangan real pada peta diri yang karus ku jaga.

Mungkin aku memang bukan seorang laki-laki yang bisa mengkempaskan diri pada hidup yang ditentukannya. Karena aku seorang perempuan. Bukan membatasiku atas perbedaan itu, namun ada peta diri yang memang tak bisa di ubah. Dan berpikir lebih jauh itu ada tempatnya. Dan mungkin itu alasanku menghapus beberapa target.. atau paling tidak memindahkannya ke langkah selanjutnya selepas aku berkeluarga kelak.


Brrrr.. ngeri ya .. atau malah aneh??
Karena itu aku tetap bertahan jadi ..
Arma setyo nugrahani,,

Magelang,2 september 2011
‘malam..’
23:14 pm

Tenggelam

Sudut bumi mengadu
Merangkai siluet masa
Menemui
Dan meninggalkan
Segalanya kalut

Dalam air
Namun sekilas
Tertaruh dalam pinggirnya

Dan
Seketika
Kalut

Dia

Tenggelam..

Magelang, 3 september 2011
‘rangkaian cerita syawal...’
23.06 pm..

Malam dan aku masih punya cerita..

Ketika malamku datang aku punya sejuta cara untuk melewatinya. Untuk diri ini malam bukan hanya waktu petang yang di lewati dengan terlelap. Malam ini dan seterusnya adalah sebuah perjalanan.

Dalam malam , sebagian besar dari mereka terjaga. Sebagian besar dari kami, kaum yang sedemikian terlalu lelah dengan keadaan mencoba sedikit merekat pikiran dan menghilang dari realita.

Sejenak ingin mengusik hari. Meneguk kenyamanan kadur dan terlelap diantara bantal. Namun aku malah terjaga. Mataku tak terlelap. Nyawaku masih tersadar . hingga antara malam dan aku punya banyak cerita tentang buku. Tentang perenungan. Tentang mimpi. Tentang penemuan jati diri.

Hingga aku menemukan sosok lain dalam diriku. Sosok yang mengerti dunia melebihi apa yang ku tahu. Sosok yang sering bisa menemukan arti kata yang tak ku mengerti sosok lain dari diriku yang berkata ‘sebentar, coba pikir lagi?sekali lagi’. Ya dia berkata itu setiap kali aku ingin mengambil keputusan.

Ya dia arma yang lain. Dia arma yang memiliki malamku. Arma yang setiap kali ingin duduk sendiri ditengah keramaian dan memiliki dunia sendiri dalam sudut buku. Arma yang memilih untuk tetap tinggal lebih lama dalam simpuh sholatnya. Arma yang memilih lebih lama memandang langit untuk mengutip pemikirannya dan kemudian menuangkannya dalam sebentuk tulisan klasik yang kadang aku sendiri tak mengerti mengapa menemukannya.

Seketika ketika aku terjaga di tengah malam. Kemudian menggigil ketakutan teringat kematian. Aku hanya bisa mengadu padaNya, merasa dalam sudut bumi ini aku hanya memilikiNya. Hingga bila nafas ini pun aku tak punya . hingga apa yang kini lakukan hanya semata karena Dia adalah langkah dan langkahku. Namun mengapa kadang aku egois dan bisa tertawa sementara banyak makhluknya yang masih menangis dan tersiksa. Apa aku hanya seonggok daging yang ternama. Dan akan pergi dengan seperti itu. Mengapa rasanya aku tetap saja kosong.

Aku dan malam selalu punya cerita. Memisahkan diri pada cahaya. Untuk diriku malam bukan hanya petang yang dilewati dalam lelap. Namuan malam selalu punya waktu dimana aku menemukan dan ditemukan. Oleh kesadaran dan kesadaran.

Mengapa syahrir termenung ditengah kekalutan, mengapa soekarno memilih diam dalam penjara namun kemudian berkobar di depan mimbar pidato, mengapa seketika hidup adalah siluet-siluet alam yang menampakkan rangkaian cerita bu inggih dalam penghambaannya menjadi pengantar soekarno dalam perjalanan perjuangan. Mengapa banyak wanita yang begitu legowo untuk menjadi istri kedua, ketiga, atau keempat. Bahkan mengapa sahabatku tak lagi punya tangisan untuk mengingat ayahnya yang lama pergi dan berpisah dengan ibunya hingga tak pernah bertemu sedari kecilnya.

Memang bukan aku..
Namun malam dan buku mengajariku banyak hal
Tentang tantangan tentang segala hal
Dan karena itu

Malam dan aku masih punya cerita..
Bukan hanya untuk terlelap tidur..

Nanmun terjaga dalam perenungan..

Magelang, 4 september 2011
Seketika aku terbangun.. tersenyum membaca sms dan kemudian diam.. diam yang berbeda. Diam yang pekat dan beralasan. Rasanya salah langkah. Hingga ada yang mengingatkan. Namun ketika terjaga ada yang lain yang berkata benar. Lalu yang mana yang ku pilih??

Akhirnya tanganku memilih mukena..

Berbicara tentang cinta.

Seutuhnya aku ingin sedikit menilai hari . ketika sang surya punya tempat tersendiri untuk melakukan penghambaannya atas Allah. Ketika malam tak pernah terlambat datang. Ketika awan itu berarah membentuk lantunan tasbih pada setiap pergerakannya. Hanya manusia yang terlalu singkat dan pendek berpikir tentang cinta.

Ya.. dianggapnya bahwa cinta adalah ilustrasi pendek antara dua anak manusia saja. Yang sesungguhnya cinta itu begitu luas. Sebentuk cinta seorang nelayan pada pekerjaannya tak akan membuat ia terjaga walau siangnya tetap harus ke pasar untuk menjajakan ikannya. ‘

Sebentuk cinta seorang bunda tak akan membuatnya bisa tertidur lelap saat anaknya tengah menderita kesakitan. Hingga air matanya selalu berurai saat sang ananda tengah mengaduh di ulu hatinya. Itu cinta.. dan itu lebih dari sebuah pernyataan..

Cinta juga yang di uraikan salah seorang senior ku pada dunia. Cintanya pada amanah yang diberikan padanya membuatnya tak terlelap tidur ketika anggotanya merangkai program kerja hingga acara yang henda di buat. Bukan hanya sebentuk tanggung jawab namun itulah cinta. Cinta pada hidupnya. Karena amanah yang besar memang membutuhkan cinta yang besar, begitu ujarnya sebari tersenyum memandang walpeper hapenya.

Cinta juga yang di ungkapkan bunda ketika mencium kedua pipiku setiap kali pulang kerumah . cinta yang membuat kami berdua menyusuri jalanan jogja dengan cerita dan cerita. Cinta yang membuat setiap apa yang di katanyannya adalah lantunan nada indah yang selalu ku rindukan ketika jauh. Cinta yang membuatku selalu tersenyum walau di tengah lelah amanah organisasi yang ada.

Cinta itu adalah ketika bapak mengusap kepalaku. Saat aku mencium tangan beliau dan kemudian di gumamkannya doa ketika sungkem di idul fitri itu.. cinta itu yang membuat beliau tak memperbolehkannku keluar malam. Cinta yang membuat beliau mengantar jemputku ketika ada buka bersama. Cinta itu yang membuat beliau menggendongku dulu ketika ingin melihat drum band saat karnafal. Hingga akhirnya aku yang dulu bermimpi akhirnya memegang blira dan ikut dalam drumband sekolah.. itulah cinta yang membuat ada sudut berbeda di mata beliau ketika meninggalkanku pertama kali di kos kossan dulu..

Cinta ..
Tak pernah berhenti ketika aku berbicara cinta.. mengapa mereka selalu membicarakan cinta adalah pacaran hingga berkali-kali putus dan kemudian berganti.. sedangkan aku sekalipun tak pernah menjalin semua itu. Hidupku.. tetap sama.. temanku banyak dan sahabatku.. aku tak pernah kekurangan teman.. dan aku tak pernah kehilangan waktu bersama keluarga..

Karena aku tahu.. Allah memberikan yang terbaik dengan cara yang baik.. semoga sebentuk cinta itu hanya untuk yang terakhir nanti.. semoga cinta yang itu hanya untuk suamiku kelak.. semoga tak ada yang lain.. semoga tak ku tinggalkan dunia dengan cerita masa lalu yang kan membenamkan ku pada ujung sesal. Semoga dapat uraikan sebentuk cinta itu pada.. pilihan Allah untukku..


Magelang 3 agustus 2011

sebingkis cinta dari IDUL FITRI.

“kemenangan idul fitri bukan terletak pada seberapa mewah kita merayakan eforia lebaran namun bagaimana kita mengaplikasikan kesederhanaan dan ketaatan ramadhan di bulan selepas ramadhan hingga ramadhan berikutnya”

Selalu ada cerita dalam irisan ketupat yang pada sadarnya adalah nasi , sama dengan yang biasa kita malan 3 kali sehari.

Selalu ada senyuman dalam opor yang faktanya adalah ayam, yah... walau anak kossan adalah ‘pecinta penyet’ namun ada kalanya pengen lah begaya makan ayam di FC-FC terdekat.

Selalu ada kerinduan pada sambal goreng ati, hmm.. kalo ati ayamnya mungkin agak janggal.. tapi perkedel suka ketemu kan? Jadi ndak jauh dari kita.

Yang perlu lebih kita tahu adalah bagaimana menjadi manusia baru.ceilaahh.. maca ular aja ganti kulit, ndak lah..
tampilan luar? Ya... ada baju baru kalo ada yang lebih beruntung ada hape baru..
namun lebih indah dan menarik lagi ketika membarukan niat dan sikap serta pandangan diri.

Namun bukan Cuma luar saja.. akhlak dan kesederhanaan diri juga perlu di perbarui. Bagaimana puasa itu bukan Cuma memindah jam makan saja, namun memaknainya menjadi gugusan pelatihan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kalo idul fitri? Harusnya lebih baik dong.. selepas sebulan puasa .. (yaa.. maaf kalo yang ndak penuh..hehe hus kodrat..) pengamalan dan target itu jangan Cuma menjadi kenangan indah selayaknya diteruskan untuk menjadi amalan di keseharian..

Menjaga dan mengabadikan tata laku saat puasa itu bukan Cuma jadi aturan sebulan namun jadi perbaikan di masa mendatang..

Kalo semua berlangsung.. maka perbaikan itu akan berlangsung terus menerus. Mana insya Allah .. menjadikan bulan ramadhan dan puasa serta pernak pernik perbaikannya bukan Cuma agenda tahunan namun menjadi keseharian dan berlangsung untuk agenda diri kedepan.

Lanjutkan target itu atau lebih baik lagi.. dan saling maaf dalam kalimat langsung maupun tidak (maksudnya ‘di’ atau ‘me’ di awalnya...) semoga bukan hanya di ldul Fitri ini saja..

Namun di akhir ini, Arma Setyo Nugrahani mewaliki.. hmm.. mewakili pihak yang masih punya banyak khilaf dan kesalahan baik yang eh.. yang tidak di sengaja.. dalam kesempatan ini menyucapkan Happy Ied (banyak yang pakek ini di ribuan sms yang masuk..) .. selamat hari raya Idul Fitri.. semoga kita adalah golongan yang melakukan perbaikan dan dapat terus melakukan perbaikan.. mohon maaf lahir dan batin.. 

Magelang, 31 agustus 2011

Tentang sebuah malam..

Malam ke malam. Selalu terasa alam bertasbih dalam hembusan angin. Menyela sepi dalam alunan nada alam.terendap laraku disana menepikan bujur bujur dunia yang terlalu pekat untuk di telusuri. Terlalu rumit untuk di mengerti dan terlampau menyelidik untuk mengakui.

Seakan hari ini bukan yang kemarin. Menjanjikan sebuah keajaiban tentang duniaku. Ya.. dunia yang pernah ku raba dengan sentuhan demi sentuhan ilahi dan keromantisan ramadhan yang menyentuh setiap masa. Namun aku tak pernah salah. Kehidupan adalah balasan tanpa celah atas apa yang ada dan terdampar dalam nada-nada sumbang tak beraturan.

Kini.. bulan itu telah pergi..
Ditengah gempita dan eforia di sekitarku..
Aku duduk sendirian disini..
Bertemankan sajadah ini..
Mencoba menyusuri arti takbir yang berkumandang..
Menyelesaikan tangisan yang belum ku tuntaskan.
Dalam malam..
Dalam perenungan..
Dalam takbir..

Magelang,30 agustus 2011

Allah..
ijinkan aku mencintaiMu..

entah kenapa aku menyukai waktu ketika sendirian. Bukan berarti aku akan selalu menepi dari peradaban, namun ditengah kesendirian dan dekapan alam aku selalu menemukan hal yang lain dan lain lagi. Hingga ketika perjalanan demi perjalanan ku tempuh. Ada satu per satu keinginan ku gapai. Kesendirian dalam malamku adalah waktu dimana aku mengadu dan membenamkan diri dalam sajian alam terindah berasama Rabb ku.

Kini ketika kembali ke Yogjakarta. Sajian keindahan itu juga punya sejuta arti. Keindahan dan keramaian dunia di malioboro selalu mengusik untuk di jadikan objek foto. Namun sudut kecil di ujung gang ini punya cerita lain.

Seorang ibu tengah menggendong anaknya sebari mendendangkan lagu jawa. Tersengat menyejukkan. Mendengarnya sebari bersanding teh hangat dan kepenatan pikiran membuatku sedikit banyak bercengkrama dengan pikiranku sendiri.

Melihat wajah itu. Menyelidiki ketulusan itu membuatku punya banyak waktu untuk menerka mimpi yang di singkirkannya untuk makhluk kecil anugrah terindah di gendongannya itu. Tangan itu punya cerita tentang gurat gurat kerinduan atas kerindhoanNya atas apa yang di pintanya. Semoga dunia engajari kebaikan atas anak itu, semoga ketaatan atas agama menjadi langkahnya dalam hidup. Semoga bekal dunia adalah segala sesuatu yang dapat menjadi kebaikan akhirat juga untuk nya.

Ada yang mengalir di mataku. Sejenak menyelami apa yang ku pikirkan sendiri. Teringat akan ‘jarit’ atau selendang dengan motif batik yang selalu ku bawa tidur ketika merindukan ibu saat berada jauh darinya. Jarit yang menemaniku sangat lama hingga akhirnya kini berada menetap di almari ibu dengan sobekan yang memang tak di jahit.

Kenapa tiba tiba jogja menawarkan cerita baru untukku. Menyelidiki senyuman apa yng ku berikan pada orang tuaku atas doa dan peluh kerja mereka?

Jogja selalu punya cerita. Tentang ukhwah.. tentang persahabatanku dengan kawan”ku di SMA, tentang pantai.. tentang UIN.. tentang penantian..hampir 5 jam untuk seorang kawan dan impiannya. Tentang mario bros yang kini menemukan jalannya menjadi seorang yang berbeda kelak. Dan tentang perenungan..

Jogja membuatku selalu ingin mencintaNya lebih dekat. Dia yang setia menyajikan pemikiran demi pemikiran, perenungan dan penyimpulan tentang banyak hal.. hingga membuatku secara sadar atau tidak kembali dan kembali tenggelam dalam cintaNya yang tak pernah terhenti..

Bahkan.
Hingga nafas bukan lagi milik diri..

aku ingin mencintaiMu..

magelang,1 agustus 2011

ketika masa dan waktu berganti,

Malam yang menjelaga petang. Terbenamnya sang surya di peraduannya pertanda kedatangan malam. Terkadang diantara kita masih sibuk dengan pemikiran pemikiran kosong tentang ketidak mengertian dan kesalahpahaman semata. Seandainya semuanya hanya semu dan padam mungkinkah keadaan mampu memiliki masa untuk kembali bersua dengan keberagaman kekecewaan dunia. Salah satunya adalah mereka yang tengah berdiri diatas amanah dan menggengam cinta kepada agamaNya. Melanjutkan hidup sesuai dengan keinginan Rabb-nya. Dalam jalan ini segalanya bisa terjadi. Segalanya dapat terjadi. Dengan Agama segalanya menjadi mungkin.
Dan segalanya adalah bagaimana mengerti dan memahami. Terkadang kita hanya sibuk tentang mereka. Tentang pemikiran orang lain. Namun akhirnya kita hanya terjerembab dam lubang suram bernama kecewa dan tunduk pada kepasrahan. Entah apa yang di janjikan bulan padang pada sang surya. Sehingga begitu waktunya tiba. Ia akan tunduk dan takluk pada penciptanya. Terbenam dan terbit seketika. Tak ber alasan kepatuhannya. Tak banyak cakap ia beribadah. Hanya dengan apa yang dia tahu. Bukan hanya dengan perdebatan panjang ia menjelajah keraguan hatinya.

Malam ini..

Ketika eforia ramadhan di akhiri. Akukah yang menangis dan merasa di tinggalkan. Aku kah yang seorang diri menjelma menjadi malam dan malam selanjutnya. Menanti sebuah bulan yang tak boleh kita lupakan. Bulan penuh anugrahNya. Bulan penentuan atas segalanya. Bulan di atas bulan selanjutnya. Kalau kalut itu jadi benar. Maka benarkan jiwa ini tetap jadi jiwa yang benar diantara kebenaran yang ada.
Ramadhan pergi.. syawal menanti..
Menunggu setahun lagi bukanlah sebuah jawaban atas kerinduan yang belum lagi terobati. Namun sebuah kata dan kerinduan tak akan diobati oleh apapun kecuali bersama Rabb nya..

ketika masa dan waktu berganti,,

magelang,29 agustus 2011
Sebagian besar hidupku adalah tentang menulis dan membaca. Namun beberapa kali selepas kemarin aku menyukai kegiatan lagi selain itu semua. Yaitu mendengarkan. Hal yang senantiasa ku lakukan dulu di rumah. Mendengarkan apapun yang ibu katakan. Mendenarkan lagu-lagu Ebiet yang menemani lembar demi lembar buku yang ku baca. dan kemudian ibu mulai menata pikiranku dengan bermacam-macam kisah yang memotivasiku untuk tetap bertahan dan dilarang takluk oleh keadaan.
Kini ketika jauh, aku merasa itu begitu berharga. Aku mulai merasa dunia tak senyaman aku dirumah. Tidak semudah aku di sekolah dulu. Dunia ini tak sekedar soal saat ini atau soal ‘aku’ namun ada persoalan lain yang jauh lebih penting.
Ketika sendirian seperti saat ini aku merasa ada hal yang lebih dari mengerti tentang hidup dan dunia ini.


Enam Pertanyaan Imam al-Ghazali
Suatu hari, Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam beliau bertanya beberapa hal:


Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?. "

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya.
Imam al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Mati".
Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (QS. Ali Imran 185)


Lalu Imam al-Ghazali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".

Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang.
Lalu Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar.
Tapi yang paling benar, ujarnya, adalah "MASA LALU."
Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.


Lalu Imam al-Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?".

Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari.
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu" (QS. Al- a'araf: 179).
Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.


Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".

Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah.
Semua jawaban sampean benar, kata Imam Ghozali,
Ttapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (QS. Al Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, bahkan gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka memegang amanah untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.


Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".

Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan.
Semua itu benar kata Imam al-Ghazali.
Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah 'meninggalkan SHALAT'.
Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan shalat, gara-gara meeting kita juga tinggalkan shalat.
[Padahal shalat adalah tiang agama, dan merupakan salah satu rukun Islam. Barang siapa meninggalkan shalat dengan segaja bisa dihukumi kafir, karena telah gugur keislamannya]



Lantas pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?".

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang.
Benar kata Imam al-Ghazali.
Tapi yang paling tajam adalah "lidah MANUSIA".
Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
[jadi ingat dengan orang yang kadang-kadang suka ceplas-ceplos yang kurang baik - semoga kita semua diampuni Allah SWT karena kadang kita lalai dalam menjaga lidah / ucapan kita sendiri]


________________________________________________
:: http://hidayatullah.com/mambots/editors//