Monday, August 22, 2011

tentang cinta..

berada pada satu waktu yang memberimu alasan untuk hidup. kau tak akan pernah tau saat tak mau mendengar apapun bahkan hanya suara alam. siang ini ada yang berbeda, kampus yang sepi menebarkan roman tak bersahaja aku hanya diam di sudut ini. sudut kampus di kerindangan dahan dan keheningan. siluet pemikiran ku muncul sejenak bersama ketahanan diri. menyeka simbol simbol hidup yang menjadikan diri ini kadang kalut hanya karena kesibukan. menenangkan diri. ketika kehidupan menginginkan kita menjadi seperti yang si mauinya . gemerlap sinarada suara yang menyilaukan mata dan memekakkan telinga. tak satupun berharap tentang akhiratnya. mungkinkah mereka lupa tujuan hidup di dunia?

sekali ini ada suara anak kecil hadir. berkari di tengah rerumputan hijau kekuningan di lapangan FIS . di belakangnya ada seorang pria paruh baya dengan senyuman khas tersenyum . paras bahagia itu tertuju sepenuhnya pada balitanya. aku ikut tersenyum tak terasa mataku tak lepas dari pandangan ini sejenak di selimuti kehadiran desiran hangat di hatiku . langkah kecil balita itu menempati sebersit kesadaran yang membuatku enggan berpaling.

ketika ikut tersenyum ketika iya hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh duduk sebari tergelak tawanya tang membuat aku ikut mengulumkan senyuman di balik diamku.

ada yang hangat di hatiku. ayah . sosoknya tak tergantikan untukku. ketika tangan kekar itu bahkan rela bangun lebih pagi dari biasanya , untuk mengajakku jalan-jalan . ada yang terbesit di hatiku , hal yang bahkan terkadang terlupa bahwa larangannya adalah yang terbaik untukku. langkah tegap itu bahkan menjadi pelan untuk mengimbangi langkah kakiku yang tengah sejenak terhenti karena ikatan rambutku yang jatuh di belakang.


tak kah gurat wajah itu mengisyaratkan segenap ketulusan yang menjadikan kita terlalu egois untuk sekedar berkata iya untuk pintanya. kecup di keningku setiap setibaku di rumah dan senyuman sebari melambaikan tangan ketika mengantarku kembali ke perantauan. mungkinkah ada terbersit kata yang akan terucap untuk menyakitinya.

aku tersenyum sebari mengantarkan balita dan ayahnya itu hilang di tikungan jalan. menatap langit hari ini. dan bergumam kirih. yang ku pastikan Allah mendengar dan kedua malaikatku akan mengantarkan nya .

'Allah, syukurku atas segala kehidupan yang kau berikan pada kami begitu sering kami lupa hingga khilaf hanya karena pinta yang tak terpenuhi.. namun kini biarkan hati yang tertunduk ini mengabadikan penghambaan seutuhnya hanya padaMu..
jika Kau ijinkan aku meminta , maka pintaku saat ini hanya ampuni kesalahan orang tuaku,
jaga dan lindungi mereka, berikan yang berbaik dan penghidupan yang hanya bertujuan padaMu..
dan jaga aku , Allah..
atas apa yang tak baik untukku.. atas kehidupan yang jauh akan lebih baik namun tak berada di jalanMu.
berikan dan tunjukkan jalan yang terbaik
hingga tak merugi aku di dunia dan kelak di akhiratMu
semoga sisa nafas ini hanya untuk kebermanfaatan di jalanMu..'

'amin' gumamku pelan.. ku tatap kembali langit biru dan awan itu. mengabadikan moment ini dan keiklasan atas apa yang datang dan pergi dari kehidupanku..

"Hasbunallahu wa ni`mal Wakil''
[Allah (Alone) is Sufficient for us, and He is the Best Disposer of affairs (for us).]''
(3:173).

pada 17 Juli 2011 jam 12:46
kampus biru tua..

tentang masa itu..

Open House dan Buka Bersama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Ramadhan menginjak hari ke 21, ada rongga menarik yang menjadikan pengendara kendaraan bermotor harus sejenak menengok ke arah KPRI Handayani di Simpang 7 Unnes. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengadakan agenda Open House dan Buka Bersama . acara yang bertajuk “Menjadi Aktivis Berprestasi Siapa Takut” ini berlangsung pada tanggal 21 agustus 2011 ini diselenggarakan untuk menyambut mahasiswa baru UNNES dan sekaligus mengikat kembali ukhwah dengan mengadakan buka bersama.

Acara yang terselenggara dengan dipandu oleh Choirul Amin selaku Wakil Ketua Komsat Unnes dan mengundang salah seorang aktivis yang sukses yaitu Usep Muhammad Sholeh,S.Pd, M.Pd. beliau adalah seorang mahasiswa lulusan Universitas Negeri Semarang sekaligus Aktivis KAMMI yang sukses dengan akademik dan Organisasinya. Beliau adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial yang akhirnya lulus dengan nilai yang memuaskan dan menjadi salah satu dosen.

Pembicara memberikan materi tentang bagaimana cara praktis yang dapat di tempuh mahasiswa baru yang kini tengah menginjak masa orientasi kemahaiswaan kampus. Pengenalan dan penyesuaian diri adalah hal yang harus dilaksanakan. Bagaimana kehidupan kampus sangat berbeda dengan kehidupan di jenjang pendidikan di bawahnya. Setiap anak yang sebagian besar merupakan mahasiswa yang merantau dari kota asalnya dan kini berasa di UNNES diharapkan dapat cerdas dalam memilih dan menilai kegiatan yang akan di pilihnya untuk mengisi kekosongan dan kelonggaran waktu.

Pembicara memberikan tips dalam menghadapi kehidupan kampus ini dengan singkatan “BISA” yaitu Berani, Imajinasi, Senang dan Aksi. Hal yang dimaksud adalah bagaimana seorang mahasiswa harus mampu berani bermimpi dengan Imajinasinya sekaligus dapat bertindak dengan perencanaan yang matang. Seorang mahasiswa harus mempu memotivasi disi untuk senantiasa menyenangis apa yang dia kerjakan bukan menjadikan beban tugas kuliah maupun amanah orgasnisasi atau mahasiswa adalah kamum intelektual yang mempu mengaplikasikan ilmunya dalam aksi atau tindakan nyata dalam perbaikan masyarakat.

Demikian acara ini di tutup dengan sesi tanya jawab dan buka bersama dengan takjil yang di buat langsung oleh kader KAMMI. Semoga acara ini bukan hanya agenda yang terlaksana namun juga merupakan sebuah agenda yang dapat mengena hati mahasiswa baru sehingga hal maupun informasi yang di dapat bisa bermanfaat dan di aplikasikan di kehidupan kampus mendatang, kami segenap panitia mohon maaf jika ada salah dan kata terima kasih atas partisipasi dan kerja sama berbagai pihak untuk terselenggaranya acara ini.

Sunday, August 21, 2011

Program Pengenalan Akademik (PPA) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang 2011

Program Pengenalan Akademik (PPA) Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang 2011


Agenda ini merupakan salah satu agenda yang di adakan oleh fakultas dengan pihak pelaksana yang merupakan gabungan dari berbagai mahasiswa yang merupakan aktivis kampus. Banyak hal yang merupakan sebuah perbaikan dalam pelaksanaan agenda yang merupakan program pengenalan kehidupan kampus. Apabila dahulu kegiatan ini disebut OSPEK , kini menjadi PPA.

Perbedaan mendasar yang nampak disini adalah bagaimana OSPEK memiliki ciri has sebagai sebuah ‘perpeloncoan’ pra kuliah yang dilakukan senior terhadap juniornya. Hal ini merupakan sebuah kegiatan yang dianggap sebagai tindakan tidak mendidik. Dengan adanya tindakan atau kegiatan perpeloncoan tersebut , kebanyakan dari mahasiswa kemudian dendam dan kemudian melakukan perlakuan yang sama pada juniornya.

Universitas Negeri Semarang yang merupakan universitas yang ‘notabene’ merupakan IKIP Semarang dan memiliki cikal bakal sebagai perguruan tinggi yang mencetak tenaga kerja kependidikan akhirnya menginstruksinya adanya ralat dan meniadaan OSPEK dalam kampus. Sehingga kegiatan Pra- perkuliahan itu menjadi PPA yang merupakan sebuah kegiatan Pra-Perkuliahan yang mengarahkan kegiatannya pada pengenakan akademik dan program perkuliaan bukan pada orientasi yang bersifat fisik dan perpeloncoan.

Di UNNES atau lebih khusus di Fakultas Ekonomi acara ini berlangsung dari 16 agustus yaitu tekhnical metting yang sekaligus merupakan pengarahan langsung yang dilakukan oleh Bapak Bambang Prishardoyo selaku Pembantu Dekan 3 bidang Kemahasiswaan. Dan acara ini berlangsung 4 hari dari tanggal 17 agustus 2011 yang dibuka dengan pembukaan PPA oleh Rektor Unnes. Dan kemudian di lakukan pembukaan dan penerimaan mahasiswa baru persebut oleh Fakultas yang dilakukan di fakultas masing-masing, terkecuali pada Fakultas Ekonomi yang melakukan itu di auditorium Unnes.

Dalam kegiatan ini yang merupakan pengantar atau pengenakan kehidupan kampus dalam orientasi akademik , namun juga merupakan cikal dalam sebuah penanaman nilai yang dilakukan senior pada juniornya. Bahwa kehidupan kampus tidak selamanya seperti selama ini diberitakan ataupun menjadi pencitraan di masyarakat. Bahwa selain merupan tonggak kepemimpinan dan merupakan cikal penerus yang nantinya menjadi pengganti penyandang kepemimpinan dalam masyarakat, kampus nantinya akan melahirkan intelektual muda yang faktanya haruslah memiliki semangat pemuda dan juga moral dan akhlak yang baik.

Perbaikan di Indonesia bukan hanya menunggu pergantian pemimpin namun juga pergantian pemegang kekuasaan dan pengaruh yang bisa menjadikan Indonesia ke arah yang lebih baik lagi kedepannya.

Demi keberlangsungan dan kesuksesan agenda PPA. Panitia telah berkerja keras dalam perencanaan dan kegiatan yang menjadi salah satu agenda kegiatan BEM Fakultas Ekonomi di Departemen kelembagaan dan politik. Dengan komando Wikhan wildan sebagai ketua dari Departemen tersebut sekaligus merupakan ketua PPA kegiatan ini berlangsung dengan segala kekurangan dan kesalahan yang tidak disengaja dan di harap maklum dalam segala kecerobohan dalam kegiatan. Sebagai manusia khilaf ini memiliki arti sebagai fitrah bukan untuk pembelaan diri namun juga untuk intropeksi kedepan.

Demikian merupakan salah satu laporan dalam pelaksanaan PPA yang berlangsung di Fakultas E konomi. Semoga kegiatan ini bukan hanya sekedar agenda yang dilaksanakan namun memiliki manfaat bagai peserta yaitu mahasiswa baru maupun kami selaku panitia. Semoga kebersamaan dan bingkai keluarga khususnya dalam Fakultas Ekonomi ini dapat menjadi cikal baik dalam perbaikan fakultas Ekonomi atau UNNES dalam taraf yang lebih luas sehingga konservasi dapat terus dilaksanakan.

staff departemen politik dan kelembagaan
arma setyo nugrahani..

KAMISAMA (Japanesse)

Album : Masa Muda
Munsyid : edCoustic
http://liriknasyid.com


Tai you ga nishi no, tai you ga nishi no, suiheiseng ni sizunda toki 2x
Watashi wa jibun no sitekita koto hitotsu-hitotsu o omoi dasitemita

Reff :
Kamisama, yoruga otozureta toki
Kamisama, tai you ga sizumu to doujini
Jibun ga nandomo kurikaesitekita ayamichi o kuyande
Noitemo douka oyurushi kudasai

Lagu/lirik : Deden Supriadi/Irsa/Sekar

Terjemahan :

Ketika matahari terbenam
di ufuk barat

Ku mencoba mengingat satu-persatu
Apa yang telah kuperbuat hingga kini

Reff.
Tuhan, ketika malam tiba
Tuhan, bersamaan dengan tenggelamnya mentari
Aku menangis menyesali dosa-dosa
Yang telah berulangkali kuperbuat
Maka ampunilah aku..


Catatan :
Padanan langsung Tuhan dalam bahasa Jepang sebenarnya kurang tepat
Kamisama. Karena Kamisama (Tuhan) dalam konteks bahasa Jepang adalah untuk
Dewa (salah satu dewa). Namun kami tidak menemukan padanan langsung
Tuhan seperti halnya God dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu Kamisama
dalam hal hal ini maksudnya adalah Tuhan (Rabb).

copy paste from : http://www.liriknasyid.com/index.php/lirik/detail/1328/edcoustic-kamisama-japanesse.html
Satu kelompok berpendapat: ia kembali menanggung dosa yang telah ia mintakan taubatnya dahulu itu, karena taubatnya telah rusak dan batal ketika ia mengulangi dosanya. Mereka berkata: karena taubat dari dosa adalah seperti keislaman dengan kekafiran. Seorang yang kafir ketika ia masuk Islam maka keislamannya itu akan menghapuskan seluruh dosa kekafiran dan dosa yang pernah dilakukannya. Kemudian jika ia murtad, dosanya yang lalu itu kembali ia tanggung ditambah dengan dosa murtad. Seperti terdapat dalam hadits Nabi Saw:

"Barangsiapa yang beramal baik dalam Islam (setelah masuk ke dalamnya dari kejahiliyahan) maka ia tidak akan dipertanyakan akan apa yang telah diperbuatnya pada masa jahiliah. Dan siapa yang berbuat buruk dalam Islam, maka ia akan dimintakan pertanggungjawaban akan dosanya pada yang pertama (saat masih jahiliah) dan yang lainnya (setelah Islam)".
Ini adalah orang yang masuk Islam namun merusakan keislamannya itu. Dan telah diketahui bersama bahwa kemurtadan adalah perusakan yang paling besar terhadap keislaman seseorang. Maka ia akan kembali menanggung dosa yang telah ia lakukan dalam kekafirannya sebelum ia masuk Islam, dan keislaman yang pernah ia rasakan itu tidak menghapuskan dosa-dosa yang lama iu. Demikian juga dosa orang yang taubatnya ia langgar, maka dosa yang dilakukan sebelum taubat yang ia langgar itu kembali ia tanggung. Juga tidak menghalangi dosa yang ia lakukan kemudian.

copy paste from :http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Taubat/Pokok1.html
Satu kelompok berpendapat: ia kembali menanggung dosa yang telah ia mintakan taubatnya dahulu itu, karena taubatnya telah rusak dan batal ketika ia mengulangi dosanya. Mereka berkata: karena taubat dari dosa adalah seperti keislaman dengan kekafiran. Seorang yang kafir ketika ia masuk Islam maka keislamannya itu akan menghapuskan seluruh dosa kekafiran dan dosa yang pernah dilakukannya. Kemudian jika ia murtad, dosanya yang lalu itu kembali ia tanggung ditambah dengan dosa murtad. Seperti terdapat dalam hadits Nabi Saw:

"Barangsiapa yang beramal baik dalam Islam (setelah masuk ke dalamnya dari kejahiliyahan) maka ia tidak akan dipertanyakan akan apa yang telah diperbuatnya pada masa jahiliah. Dan siapa yang berbuat buruk dalam Islam, maka ia akan dimintakan pertanggungjawaban akan dosanya pada yang pertama (saat masih jahiliah) dan yang lainnya (setelah Islam)".
Ini adalah orang yang masuk Islam namun merusakan keislamannya itu. Dan telah diketahui bersama bahwa kemurtadan adalah perusakan yang paling besar terhadap keislaman seseorang. Maka ia akan kembali menanggung dosa yang telah ia lakukan dalam kekafirannya sebelum ia masuk Islam, dan keislaman yang pernah ia rasakan itu tidak menghapuskan dosa-dosa yang lama iu. Demikian juga dosa orang yang taubatnya ia langgar, maka dosa yang dilakukan sebelum taubat yang ia langgar itu kembali ia tanggung. Juga tidak menghalangi dosa yang ia lakukan kemudian.

copy paste from :http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Taubat/Pokok1.html

Hati yang terbolak-balik..


“Wahai Zat yang membolak-balikkan hati. Tetapkanlah hatiku atas agamaMu…..” (HR Imam Tirmidzi )

# Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, dari Al A�masy, dari Abu Sufyan, dan dari Anas, ia berkata, “Rosululloh memperbanyak bacaan “Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hati kami dalam agamamu” (Yaa Muqollibal quluubi Tsabbit Qalbii �Alaa Diinik). Aku berkata, “Wahai Rosululloh, kami beriman kepadamu dan beriman terhadap ajaran yang engkau bawa. Apakah engakau khawatir terhadap kami?” Beliau menjawab, “Ya, sesungguhnya hati itu berada diantara dua jari Allah. Allah akan membolak-balikan sesuka-Nya.”

Tuesday, August 16, 2011

Bukti kepedulianmu adalah tidak memperdulikanku


Tajam analisisku tentang waktu
Tentang dunia
Tentang peristiwa
Namun aku buta tentang mu

Besar inginku mengubah dunia
Besar harapanku memperbaiki masa
Besar keperdulianku atas perubahan
Namun kecil nyaliku menjatuhkan harap padamu

Terlalu jauh kita
Terlalu dinia ku merasa
Terlalu ini semua jadi begitu indah
Namun..

Aku tak mau membuat Nya cemburu
Tak ingin menduakan cintaNya
Takut membuat diriku jauh dariNya
Hingga tak ada kata tawar dari menjauh dan hilang
Kau dan aku sama tentang sikap dan keputusan itu..

saya dilarang melow.
Namun saya bersyukur..
Karena anda tidak memperdulikan saya
Karena itu bentuk keperdulian anda..

Atau sedikit perhatian yang manis..

Tetaplah seperti ini..
Hingga nanti..

Saatnya tiba..

Semarang, 16 agustus 2011
‘ di teras kos putih lantai 3, tentang bintang dan malam..’

tentang 16 agustus 2011

Subhanallah.. hari yang cerah dan senyuman tengah mengelilingiku. Sejenak terlepas dari keributan hati yang tak menentu karena syukur yang meluap di setiap harinya. Gerombolan anak baru itu mengisyaratkan kesemangatan yang dulu juga aku kembangkan. Dulu? Apa sekarang sudah tidak? Ya bukan begitu juga. Sekarang masih namun yang namanya ‘baru’ pasti nampak berbeda.

Kepanitiaan yang penuh dengan pengalaman dan pengingatan atas diriku sendiri nampaknya adalah refleksi nyata akan kehidupan keseharian. Hanya saja konflik individu atau kelompok diluar forum cenderung menjadi penyebab dan faktor yang membuat suasana menjadi semakin ‘panas’.

Pertentangan antara 2 golongan di kampus ini nampaknya mulai tercermin dalam perbincangan kami dalam rapat maupun evaluasi. Ada pihak yang menjatuhkan dan ada pihak yang bertahan dan menyerang baik. Faktanya kami semua sama-sama kalah. Sama sama tidak bisa menjaga hati dan kondisi ke fluktuatifan iman atas perkara cabang yang terjadi antar umat . perkara yang terjadi karena perbedaan ideologi , cara pandang atau langkah gerak kongkret atas tujuan yang sama. Perbaikan kearah yang lebih baik.

Nampaknya banyak yang terlibat disini. Oknum ini bukan merupakan pelaku utama. Mereka hanya seorang yang terkondisikan keadaan. Doktrin senior dan penempatan golongan yang menyebabkan mereka diharuskan seperti itu. Sosok yang dianggap kini menjadi penerus tonggak kepemimpinan dari golongan-golongan itu sendiri.

Sebagai pihak yang mencoba netral dan menjadi pihak yang melihat segala sesuatunya dari sudut pandangku tanpa ingin menjadi objek intervensi yang faktanya telah ku rasakan bahkan dari awal berada di kampus konservasi ini. Kedudukanku bukan merupakan komentator yang tahu segalanya. Bukan pihak yang tau banyak tentang alasan mereka, ideologi mereka yang berbeda, atau arah dan ranah gerak mereka yang berbeda.

Namun saya adalah mahasiswa yang mencoba untuk terus belajar dan memahami keadaan. Mengkondisikan diri dengan melakukan apa yang benar bukan karena suruhan apalagi rayuan hingga bujuk semata. Namun langkah ini karena Insya Allah, adalah sedikit kebenaran yang mencoba saya raba diantara kesempurnaan yang dimiliki Allah, dan saya adalah makhluknya yang penuh khilaf lagi buta akan kesempurnaan.

Dan menurut saya tak ada yang benar maupun salah disini. Mereka memiliki idealisme dan pemahaman sendiri tentang bagaimana mereka meninterpretasikan gerakan mereka, keperdulian mereka, dan kontribusi . bahkan soekarno yang Islam bisa memaklumkan komunis karena pada awal kemerdekaan yang dibutuhkan adalah PERSATUAN. Dengan bersatu kita menjadi kuat. Dengan bersatu kita punya kekuatan lebih untuk berkata Sumpah Pemuda. Tanah air, bangsa dan bahasa satu,~ INDONESIA. Bukan berarti saya setuju pada komunis. Hal yang saya arah disini adalah sikap yang diambil. Persatuan yang di junjung tinggi. Toleransi pada perbedaan yang jenjadi jembatan atas tujuan bersama Indonesia yang Merdeka.

Namun kini, fakta yang terjadi justru sangat miris. Saat Indonesia Sudah merdeka. Saat kita sudah menjadi bangsa yang satu dan sumpah pemuda telah di ikrarkan dan yang lebih menyesakkan dada adalah kita sama-sama mengaku ISLAM . hanya karena kepentingan golongan dan perbedaan pendapat dan masalah cabang yang sekedar masalah ini kita TERPECAH BELAH.

Kemana orientasi dan fokus tujuan kita saat kita bergerak sendiri-sendiri. Cukup sudah saya menjadi pendengar atas keterlibatan kedua golongan tersebut yang sebenarnya saling membenarkan dalam hati namun berbeda dalam langkah dan ucapan yang terlampir. Mencoba jujur dan merefresh kader adalah salah satunya. Berpikirlah tentang masalah-malalah yang besar. Masalah yang lebih urgent untuk kita pikirkan dari pada saling menjatuhkan dan saling berebut togak kekuasaan dan tentang satu kata ‘ MENANG’

Karena faktanya kita sama-sama kalah. Sama-sama hancur dengan provokasi terselubung tas perbedaan yang di sulut antara semak-semak kesadaran persaudaraan kita yang kering. Begitu miris ketika pemuda nya penerus bangsa ini memupuk permusuhan terselubung yang bahkan menjadikan cikal bakal yang tidak baik jika dikembangkan.

Semoga di momen ramadhan ini, banyak doa terlampir atas keadaan. Atas dunia yang kian jauh dari cahaya kedamaian dan keterangan Din Islam yang dulu pernah menguasai 2/3 dunia. Semoga dunia lebih baik atas pemimpin, atas pemerintahan, atas rakyat yang makmur dan terjamin kesejahteraan dan kesehatannya oleh pemerintahan yang bersih, amanah dan berkomitmen.

Kejayaan Islam bukanlah merupakan mimpi yang hanya akan jadi khayalan. Namun adalah fakta yang wajib di perjuangkan oleh dengan keringat dan tetes darah dakwah yang membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Karena bukan dakwah yang membutuhkan kita, namun kita membutuhkan dakwah. Dengan atau tanpa kita dakwah akan tetap berjalan dan berlanjut. Namun dengan dakwah dan syahid di jalanNya. Mungkin bukan dunia namun kekal dalam keabadian dan kebahagiaan hakiki di akhirat adalah penukarnya.

Semarang, 16 agustus 2011
‘ di sela kehidupan dan perenungan’



Mengusik pemikiranku.

Pagi ini aku terusik, satu note yang membuatku sedikit mengerutkan dahi dan kemudian berpikir kembali. Adakah benar yang tertulis disana.

Ya Ukhty, Tempatmu Tidak di Jalan Mengusung Spanduk
Bismillaahirrahmaanirrahiimi..
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Ketika seorang pemimpin negeri tidak menjalankan apa yang dijanjikan, ketika seorang pempin tidak amanah, apa yang harus dilakukan...?
Sedikit flashback ke masa silam..

Sejak runtuhnya kekuasaan orde baru di Indonesia yang terwujud setelah serangkaian demonstrasi besar-besaran, kegiatan itu (baca: demonstrasi) seolah menjadi budaya yang rutin dilaksanakan. Seolah ada pembenaran bahwa suara rakyat yang (jika mengikuti system demokrasi) seharusnya disalurkan melalui wakil-wakilnya di parlemen – terlepas apakah wakil tersebut benar-benar merepresentasikan masyarakat yang diwakilinya atau tidak – pun juga dapat diutarakan langsung dengan berkumpul dijalanan, meneriakkan yell-yell atau slogan tertentu, dengan spanduk dan gambar-gambar, ataupun kegiatan lain yang mengundang perhatian. Tentu saja demonstrasi yang dimaksudkan disini bukan berupa unjuk kebolehan atau kemampuan dalam bidang tertentu, melainkan sebuah unjuk kekuatan untuk mempengaruhi opini bahkan menekan pihak lain, mengajukan protes dan sejenisnya, meskipun kemudian disamarkan dengan menamakannya sebagai “aksi damai” yang tidak jarang berujung kericuhan.

Teringat akan dua orang perempuan manis berkerudung yang menemuiku beberapa waktu yang lalu dengan tujuan untuk mencari dukungan terhadap pergerakan perempuan dan peringatan hari perempuan sedunia. Mereka berencana mengadakan aksi damai – mungkin long march - di beberapa kota besar di Indonesia.

Dan sekali lagi, atas nama perjuangan hak-hak perempuan, perempuan kembali turun ke jalan.

Sulit membayangkan berada pada posisi mereka, berada di jalan, meneriakan yell yell mengenai hak-hak perempuan, dan seterusnya. Sungguh sangat tidak terbayangkan sekelompok perempuan, yang seharusnya menjaga kehormatannya, mengusung spanduk di jalan sambil meneriakkan slogan agar umat ini, baik laki-laki maupun perempuan, menyadari hak-hak perempuan dan tidak menutupnya rapat-rapat di dalam ruang seolah tidak pernah ada. Terlebih lagi mereka punya kebanggaan, kepuasan karena suatu tujuan yang dianggap mulia.

Mungkin dapat dipahami bahwa kelompok-kelompok pergerakan perempuan tersebut – yang sebagiannya cenderung memisahkan diri dari ajaran agama islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah, yang dipandang lahir dari budaya patriarkis sehingga dianggap lebih memihak kaum laki-laki – merupakan kelompok yang bercampur baur lintas agama, dan adapun yang beragama islam sebagian justru mempunyai pandangan seperti di atas.

Memandang ke sisi lain, demonstrasi yang melibatkan perempuan tidak hanya dilakukan oleh pergerakan perempuan indipenden, tetapi juga oleh kader ataupun simpatisan kelompok atau partai partai yang konon berbasiskan agama Islam. Para akhwat itu digiring ke jalan, melakukan marching ditengah terik matahari, diantaranya ada yang meninggalkan pekerjaannya, rumahnya, keluarganya untuk ikut berpartisipasi dalam ‘aksi damai’ yang di gelar tersebut.

Kenapa harus berdemonstrasi? Bukankah mereka mendukung proses demokrasi yang berlangsung dan mempunya banyak wakil di parlemen?

Lebih parah lagi, mengapa mesti melibatkan perempuan - ibu, isteri, saudari, kaum muslimah - ikut memeriahkan suasana, turun ke jalan? Bukankah perempuan seharusnya dijaga, dilindungi? Bukannya justru membiarkani mereka menjadi pusat perhatian, bercampur-baur (bahkan pada beberapa kejadian) berdesak-desakan dengan kaum laki-laki? Apakah agama islam yang dijadikan sandaran oleh mereka hanya digunakan pada saat menguntungkan lalu diabaikan pada saat lainnya? Ataukah ini yang diinginkan, sebuah pendidikan politik – yang bukan berasal dari ajaran normative Islam – kepada masyarakat yang mayoritas muslim ini?

Apa sebenarnya yang ingin dicapai dengan mengikutsertakan kaum muslimah turun kejalan? Apakah dengan begitu, tujuan dari aksi tersebut dapat tercapai, merebut perhatian orang banyak dan mempengaruhi opini public bahkan para pengambil keputusan? Lalu, seberapa banyak rangkaian aksi demo itu yang membuahkan hasil seperti yang diinginkan?

Alih-alih dari usaha untuk amar ma’ruf nahi mungkar, yang terjadi justru kemungkaran!

Menilik kembali sejarah perjalanan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dan para sahabat radiallahu anhuma, bukankah aksi protes terhadap pemimpin pertama kali dilakukan oleh seseorang (yang kemudian dikenal sebagai cikal bakal khawarij) pada saat pembagian ghanimah setelah perang Hunain, dia berteriak kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam: “Berlaku adillah, ya Muhammad!” Dan jika saja tidak dicegah oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam (dengan alasan agar tidak timbul fitnah bahwa Nabi sallallahu alaihi wasallam membunuh sahabatnya) dia pasti telah dibunuh oleh para sahabat (dalam riwayat oleh Umar bin Khattab).1)

Juga menelaah kisah para sahabat, bagaimana Utsman bin Affan radillahu anhu setelah serangkaian demonstrasi akibat isu / fitnah yang disebarkan oleh Abdullah bin Saba atau Ibnu Saudah (seorang yahudi yang berpura-pura masuk Islam) berlanjut dengan aksi protes sekelompok masyarakat yang terus terjadi dan berlanjut dengan pengepungan selama berhari-hari, hingga kemudian berakhir dengan pembunuhan beliau, yang dilakukan oleh kelompok khawarij. Terlihat bahwa aksi demonstrasi tersebut tentunya bukanlah merupakan sunnah yang diikuti oleh para salafush shaleh, namun sesuatu yang sangat menyelisihinya.2)

Sebagian lain berhujjah bahwa aksi demonstrasi tersebut adalah sebuah upaya amar ma’ruf nahi mungkar, sebagai perwujudan dari hadis Nabi sallallahu alaihi wasallam, nasihat kepada pemimpin.

Syaikh bin Baz, ketika ditanya Apakah demonstrasi yang dilakukan oleh kaum laki-laki dan wanita untuk menentang pemimpin bisa dianggap sebagai suatu jalan dakwah, menjawab bahwa demonstrasi yang dilakukan oleh kaum laki-laki dan wanita bukanlahlah jalan keluar. Bahkan beliau beranggapan bahwa hal tersebut termasuk dari sebab-sebab musibah, kejelekan, kebencian manusia dan terjadinya permusuhan antar manusia yang tidak sesuai dengan kebenaran.

Adapun cara-cara yang disyariatkan yakni : menulis surat, memberikan nasehat serta berdakwah kepada kebaikan dengan jalan yang telah ditetapkan syariat yang tentunya telah dijelaskan caranya oleh ahlul ilmi, para sahabat Rasullullah dan orang-orang yang mengikuti beliau dalam kebaikan yakni dengan menulis surat dan berhadapan langsung dengan pemimpin untuk memberikan nasehat tanpa menyebarkan perbuatan yang mereka lakukan di atas mimbar sehingga menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.3)

Sebagaimana salah seorang dari generasi salaf berkata, “Barangsiapa menasihati saudaranya secara empat mata, itulah nasihat. Barangsiapa menasihatinya di depan manusia, sungguh ia telah menjelek-jelekkannya.

Ibnu Abbas radiallahu anhu pernah ditanya tentang menyuruh penguasa kepada kebaikan dan melarangnya dari kemungkaran, kemudian Ibnu Abbas menjawab: “Jika engkau harus melakukannya, lakukanlah secara empat mata.4)

Adapun jika berhujjah dengan sirah Nabawiah, dimana ketika Umar bin Khattab radiallahu anhu masuk Islam Nabi sallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk keluar membentuk dua shaf sambil meneriakkan kalimat tayyibah, maka di dalam sanadnya hadits tersebut terdapat seorang mungkarul hadits, sehingga hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah.5) Dan andaipun hadits tersebut shahih, Syaikh bin Baz berkata bahwa hal itu tetap tidak dapat dijadikan dasar mengingat hal tersebut terjadi pada permulaan Islam, sebelum agama Islam sempurna. Padahal yang menjadi sandaran perintah dan larangan dan seluruh permasalahan agama adalah setelah hijrah.6)

Dari pemaparan di atas terlihat bahwa demonstrasi itu bukan dari Islam dan tidak pantas dinisbatkan kepada islam dengan diberi label ‘demonstrasi islami’.

Jika untuk laki-laki saja demikian, apalagi untuk wanita?

Seseorang pernah mengajukan hujjahnya kepada saya, “Umar bin Khaththab pernah diprotes oleh seorang wanita mengenai mahar yang ditetapkan oleh Amirul Mukminin, dan kemudian dibantah oleh wanita tersebut bahwa menentukan mahar itu merupakan hak wanita, dimana kemudian Umar berkata. “Umar salah dan wanita ini benar;”

Saya pernah mendengar kisah ini namun tidak mengetahui shahih tidaknya. Jika pun atsar di atas shahih, tetap saja itu bukan merupakan perwujudan keterlibatan perempuan dalam aksi unjuk rasa di jalan-jalan, karena wanita tersebut melakukannya dalam sebuah pertemuan (yang sifatnya terbatas) dan berhadapan langsung dengan Umar bin Khaththab radiallahu anhu, dan bukannya mengusung spanduk sambil berteriak dari jalan ataupun mimbar-mimbar kepada sang pemimpin yang berada di istananya.

Ya ukhti, sudah cukup buruk bagi kita, terpaksa keluar dari rumah, berbaur dengan kaum pria di tempat kerja, untuk membantu menopang kehidupan keluarga. Jangan ditambah lagi dengan turun ke jalan, membawa spanduk, meneriakkan protes dan sejenisnya yang tidak meninggalkan maslahat sedikutpun untuk diri, keluarga terlebih lagi agama kita, bahkan sungguh jauh dari fitrah sebagai seorang muslimah.

Wallahu a'lam



_________________________

Catatan Kaki:
1) HR Muslim, Kitab Zakat, Bab: Menyebutkan Golongan Khawarij dan Sifatnya, No. 1761
2) Al-Bidayah wan-Niahayah (terjemahan masa Kulafaur-Rasyidin); Ibnu Katsir. Penerbit: Darul Haq.
3) Apakah Demonstrasi Termasuk Jalan Dakwah ; Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz; Majmu Fatawa Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baz 8/245]; Sumber :
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1748&bagian=0
4) Jami’ul Ulum Wal HIkam (Panduan Ilmu dan HIkma(, Ibnu Rajab al-Hambali, syarah hadits Arbain no. 7) Penerbit : Darul Falah.
5) Demonstrasi Bukan Jihad; Zuhair Syarif, SALAFY XXVII/1419/1998/MABHATS
6) DARI ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAZ KEPADA YANG TERHORMAT ABDURRAHMAN BIN ABDUL KHALIQ ; Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz; Majmu Fatawa Samahatusy Syaikh
Abdul Aziz bin Baz 8/245); Sumber: http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1748&bagian=0

Copy from : Imam Ghozali Assalawi

Jelas perlu banyak pemikiran selepas ini. Apa jalan ini memang benar? Atau jalan ini benar namun apakah tepat untuk seorang yang telah ‘memilih’. Seandainya ada diskusi kongkret atas ini. Masih dalam pembahasan dalam pikiranku. Beberapa pendapat hanya sekedar menjawab belum adaya jawaban pasti dan penekanan yang pas pada hal yang ku anggap ‘menarik’ ini.

Dan ..
Akhirnya..
Semua masih dalam proses..
Pencarian..

Semarang, 14 agustus 2011
22:40 pm

*teras putih di malam 15 ramadhan..*

Purnama

Terbingkai dalam alun malam
Terangmu
Nan mempesona
Dalam
Pekat

Dalam kesendirian...

Semarang, 14 agustus 2011
22:30 pm

Aku Ingin...

Banyak orang berkata aku berpikir terlalu jauh. Dari jaman dulu aku yang memang tumbuh sebagai seorang yang berdiri dan melangkah dengan pilihanku membuatku belajar banyak hal. Dari kecil dengan segala keterbatasan yang ada seorang arma kecil bisa menjadi putri pertama dan cucu pertama dari dua keluarga. Dan memang di kehidupanku selalu ada kata pertama. Dari mbak kakung dan mbah putri dari bapak maupun ibu adalah anak pertama. Hingga bapak da ibu ku anak pertama. Hingga aku terbiasa untuk melangkah dan mengambil keputusan sendiri.

Dan itu yang membuatku mengenal buku. Menjadikannya teman di kapan saja. Menjadikannya teman saat perjalanan pulang melewati kebun tebu yang baru saja di tebang atau di keramaian kelas. Disana aku mengenal duniaku sendiri. Dunia yang membuatku berpikir tentang banyak hal. Dunia yang membuatku bisa sendiri di tengah keramaian. Dunia yang membuatku bisa menjelma menjadi sosok berbeda dari bacaan yang ku baca. Dunia yang dulu menyebabkanku memilih teater dibandingkan basket.

Hingga kini beranjak lebih jauh. Pengalaman dan peristiwa membuatku belajar tentang banyak hal. Dari mulai hal yang kecil hingga keputusan-keputusan besar dalam hidup. Dari mulai menentukan apa yang benar dan salah hingga menentukan masa depan yang menjadi orientasiku kedepan. Dunia mengkondisikanku untuk mengenal banyak cerita. Dari mulai kelam hingga terang benderang. Ingat benar bagaimana ibu memberikan filosofi mutiara padaku.

‘mutiara yang berharga dan berkilau, akan nampak menawan di toko perhiasan. Namun saat ia tak sengaja ada di tengah lumpur. Walau sekotor apapun dia. Dia tetap lah mutiara’

Dasyat! Untuk itu aku menjelma menjadi teman semua orang. Dari mulai anak rohis hingga mereka yang ada di sudut sekolahan. Ketika banyak pihak berbicara tentang apapun itu aku mencoba untuk memberikan masukan. Paling tidak mendengarkan. Itulah yang mereka perlukan. Terkadang mereka yang nampaknya sulit diatur adalah mereka yang dulunya di abaikan dan diacuhkan. Mereka hanya perlu di perhatikan dan di dengar. Itu yang membuat mereka nampak benar dan di hargai.

Menyatu namun tak melebur. Menjadi teman mereka tak menjadi halangan untukku tetap menjadi diriku sendiri. Perpustakaan dan buku adalah tempat dimana aku merasa punya dunia. Hingga mimpi demi mimpi tercipta. Hingga banyak harap teruraikan . hingga banyak pintaku padaNya terucapkan dalam doa. Itu yang membuatku sanggup terus berjalan dan bergerak hingga saat ini. Itu yang membuatku bersyukur pada hidupku.

Dengan apa yang terjadi pada mereka. Aku bersyukur memiliki keluarga kecil di sudut kota magelang yang selalu menantiku. Memberikan serangkaian motivasi dan keadaan. Membingkaikan senyuman demi senyuman dengan berbagai cara. Bahkan dengan masalah dan tangisan. Mereka yang membuatku berurai air mata di kala Lail dan solatku.

Dan kini,
Di kala malam menjelang dan tentang hari dimana aku menuliskan hidupku sendiri. Kenapa rasanya yang ada hanya syukur dan syukur. Bingkisan demi bingkisan Allah datang dengan begitu sempurna. Hingga malam ini melihat bulan dari teras kamar dan lampu yang berkedip di kejauhan membuatku enggan melepaskan pandangan.

Dan saatnya nanti ada waktu dimana aku berdiri sendirian lagi di hidupku. Aku akan bersyukur pada apa yang terjadi hari ini. Bagaimanapun sulitnya. Bagaimanapun sakitnya. Bagaimanapun permasalahan ini menjadi pembelajaran yang tak tergantikan adanya makna dan manfaat tersembunyi.

Dalam malam ini,
aku hanya ingin meminta ..
tanpa mengurangi syukurku atas segala yang ku miliki..


aku ingin...


semarang,14 agustus 2011
22:18 pm
*teras putih di malam ramadhan*

Sunday, August 14, 2011

ikut AKSI??

Hudzaifah.org – Islam memandang bahwa antara kaum lelaki dan kaum wanita sama-sama memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu secara umum hukum yang dikenakan kepada kaum lelaki juga dikenakan kepada kaum wanita. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya para wanita itu saudara kandung kaum laki-laki” (HR Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Di sisi yang lain bahwa kaum lelaki tidak sama seratus persen dengan kaum wanita. Allah SWT berfirman: Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.”(QS Ali Imran 36).

Sehingga menurut pandangan Islam kesetaraan gender tidak dapat diberlakukan seratus persen. Kaum lelaki memiliki spesifikasi sebagaimana juga kaum wanita memilikinya. Jika Allah memiliki sifat Jalal (perkasa) dan Jamal (indah), maka sifat Jalal itu banyak diberikan pada kaum lelaki dibanding kaum wanita. Begitu juga sifat Jamal banyak diberikan kepada kaum wanita ketimbang kaum lelaki.

Demikianlah Allah SWT menciptakan segala sesuatu secara seimbang dan harmonis. Allah SWT. Menciptkan kaum lelaki sebagai qowwam (pemimpin dan pelindung) kaum wanita. Allah SWT. Berfirman, artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS An-Nisaa 34).

Dan Allah menciptakan kaum wanita yang memberikan sakinah (penyejuk hati) bagi kaum lelaki. Allah SWT berfirman, artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS Ar-Ruum 21).

Jika keseimbangan dan fitrah ini dilanggar, maka yang terjadi adalah kerusakan-demi kerusakan. Rasulullah saw. Bersabda: “Tidak akan berjaya selama-lamanya suatu kaum yang mengangkat wanita menjadi pemimpin”(HR Bukhari).

Diantara hukum yang memiliki perbedaan antara kaum lelaki dan wanita antara lain sbb: Sholat jamaah di masjid, shalat Jumat, adzan dan iqomah, batas menutup aurat, ziarah qubur, mencari nafkah, jihad dan lain-lain.

Adapun demonstrasi atau yang sejenisnya, seperti mukhoyyam (kemping), outbound, olah raga dan lain-lain adalah sesuatu yang secara umum hukumnya mubah bagi kaum lelaki dan wanita. Jika hal itu terkait dengan i’dad (persiapan jihad), maka wajib hukumnya bagi kaum lelaki dan dibolehkan bagi kaum wanita. Oleh karenannya, jika aktifitas tersebut akan melibatkan kaum muslimah, maka harus memperhatikan dhawabit (ukuran-ukuran) yang sesuai dengan fitrah dan adab-adab Islam terkait dengan kaum muslimah tersebut. Dhawabit itu adalah sbb:

A. Fitrah dan tugas asasi akhawat muslimah sebagai ibu rumah tangga demi mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS Ar Ruum: 21 ).

Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS Al Ahzab 33).

Hadits Rasul saw.: Artinya: “Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan terhadap anaknya dan dia bertangungjawab atas mereka” (HR Muslim).

Sehingga pelibatan akhwat muslimah dalam kegiatan tersebut bersifat terbatas. Tidak semua akhwat muslimah dapat mengikuti acara tersebut dan kesertaan mereka sangat terkait dengan marhalah (tingkatan) usia dan kondisi akhwat tersebut.

B. Adab-Adab Islami, yaitu sbb:

1. Dilakukan Secara Terpisah dengan Kaum Lelaki (Tidak Ikhtilath) dan Menjauhi Khalwah.

Hadits Nabi SAW: Artinya: “Janganlah seorang lelaki berkhalwat dengan seorang wanita karena yyang ketiganya adalah syetan” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)

2. Ghodhdhul Bashar (Menahan Pandangan) Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan katakanlah kepada wanita yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaknya mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dangan janganlah menampakkan perhiasannya …” ( QS An Nuur 30-31)

3. Iltizam (Komitmen) dengan Pakaian Syar’i.

Allah SWT berfirman: Artinya: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu?min: ?Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( QS Al- Ahzab 59).

4. Hendaknya dilakukan akhwat sesuai dengan kadar kebutuhannya, tidak menimbulkan fitnah dan tidak mengabaikan tugas asasinya.

Kaidah Fiqhiyah menyebutkan: Hajat diukur sesuai dengan batas-batas kebutuhannya

5. Mendapat izin suami atau mahramnya

Hadits Nabi saw.: Dari Ibnu Abbas ra. Bahwa ia mendengar Nabi saw bersabda:” Tidak boleh seorang lelaki berdua dengan wanita kecuali bersama mahramnya, dan tidak boleh wanita bepergian kecuali dengan mahramnya”. Berkata seseorang: “Wahai Rasulullah sesungguhnya istri keluar untuk naik haji, dan saya diwajibkan mengikuti perang ini dan itu.” Rasul saw.bersabda:” Pergilah berhaji bersama istrimu! (Muttafaqun ‘alaihi)

C. Kaidah Fiqhiyah Sesuatu hal yang tidak akan tercapai dan terlaksana kewajiban kecuali dengannya, maka hal tersebut menjadi wajib.

Sehingga dalam hal ini suatu tujuan yang akan ditempuh dengan mengharuskan menggunakan sarana, maka pemakaian sarana tersebut menjadi wajib. Dan demonstrasi adalah sarana yang sangat efektif dalam melaksanakan kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar, dakwah dan jihad.

Dengan demikian bahwa demonstrasi sebagai salah satu sarana da’wah dan amar ma’ruf nahi mungkar serta jihad adalah sesuatu yang mutlak diperlukan dan harus dilakukan baik oleh ikhwan (kaum muslimin) maupun akhwat (kaum muslimat), demi tegaknya nilai-nilai kebenaran dan keadilan, membrantas kezhaliman dan kebatilan. Dan umat Islam harus mendukung setiap upaya kebaikan dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai Islam demi kejayaan Islam dan kemashlahatan umat. Dan jika dalam keadaan yang dibutuhkan, akhwat muslimah dibolehkan tampil dan berorasi di depan umum dengan senantiasa menjaga adab-adab Islam. Wallahu ‘alam bishawaab.

Sumber : www.syariahonline.com

tulisan


Menulis adalah bagaimana belajar untuk jujur.
Karena tulisan sebenarnya adalah cerminan siapa penulisanya.
Karena bagaimana pemikiran dan kesadaran dari penulis itu tertuang disana.
Tersurat dalam setiap pemilihan kata yang dituangkannnya dalam setiap tulisan .
Dia memilihnya untuk menjadi curahan tersembunyi yang bukan berarti ia tak bisa membicarakannya dengan orang lain.
Tapi mungkin karena lebih ia percaya bahkan pengertian dan kesadaran seorang dipengaruhi dengan pengetahuan yang dimilikinya.
dan terkadang tidak sepaham dengannya.
setiap penulis memiliki gaya dan pemikiran yang berbeda.
hal itu juga yang membuat pembaca bisa menganalisis bagaimana bisa menikmati tulisan tersebut.

:)

perbedaan dalam ISLAM


Dalam banyak hal tak rela rasanya hati ini terlibat, namun permasalahn umat membutuhkan banyak pemikir untuk tahu dan mau melakukan perubahan. Kita terlalu banyak mengkondisikan di masalah cabang. Masalah yang berorientasi ditentang hal yang belum mengarah pada apa yang menjadi urgensi. Masalah itu yang kini membelit umat islam di dunia khususnya yang akan dibahas disini adalah di Indonesia.

Permasalahan ini menjadi begitu urgensi karena bagaimana bisa Islam memenangkan ‘peperangan’ tingkat global dengan para musuh Islam sedangkan kita terlalu banyak berkutat pada perselisihan ‘antar tetangga’ yang berbeda pendapat. Buku berjudul “Membangun Kekuatan ISLAM di Tengah Perselisihan Umat” cukup membuka mata permasalahan ini.

Pada dasarnya banyak diantara kita terlalu bias tentang apa yang terjadi. Kita terlalu terkondisikan dengan sikap apatis terhadap keadaan. Bagaimana tidak apatis untuk berpikir tentang kehidupan sendiri saja rasanya sulit. Kehidupan hanya berkutat tentang bagaimana bisa makan hari ini. Itu saja belum terselesaikan bagaimana punya waktu untuk berpikir tentang negara, lebih jauh tentang masa depan Islam.

Fakta yang terjadi saat kini kita terlalu fanatik terhadap golongan yang telah terpecah belah. Islam tidak lagi menjadi agama yang membumi dengan 1 pegangan kepercayaan dan acuan. Dalam banyak hal di butuhkan lebih banyak pemikiran yang seharusnya dapat menjadi pembelajaran tentang itu. Islam hanya satu namun karena begitu banyak perbedaan pendapat hingga timpul banyak pemikiran dan kepentingan maka itu dikalahkan oleh kepentingan golongan.

Dalam kultum yang disampaikan di tarawih di Masjid Ulul Albab yang ada di Kawasan Universitas Negeri Semarang diterangkan bahwa perpecahan itu akan berdampak besar pada perkembangan Islam atau lebih jauh bahkan akan menjadi penyebab kemunduran Islam. Banyak diantara kita hanya bertindak dengan kepentingan yang mengatas namakan umat namuan fakta yang terjadi kita hanya sekedar berpikir tentang kepentingan golongan dengan dasar fanatisme tersebut.

Berbicara tentang solusi kongkret atas tersebut kita harus melihat secara real awal dari sebuah perubahan adalah kesadaran. Sadar bahwa Islam itu satu. Bahwa kekuatan itu berasal dari persatuan,kekuatan Islam berasal dari persatuan dan kebersamaan umat dalam menjunjung Agama Allah ini. Hingga kita bisa menpatkan diri di lini-lini dunia yang membutuhkan kita dalam perubahan yang di inginkan. Dengan itu, kemenangan atas Islam akan tercipta di depan mata.

Di ungkapkan bahwa ada 5 kunci pokok kemenangan Islam :
- Mengatakan Al Haq (kebenaran) walau itu sulit
- Memperbanyak berzikir dan mengingat Allah
- Banyak bermuhasabah tentang diri dan umat Allah,Selalu berpedoman pada Al Quran , hadist
- Selalu taat pada Allah dimanapun dan kapanpun
- Menjauhkan diri dari perbedaan yang menimbulkan perpecahan.

Sebagai umat terbaik yang akan memperbaiki peradaban sudah saatnya kita bergerak bukan hanya dengan menerima keadaan dan nantinya akan memperburuk keadaan,. Menghentikan diri menjadi masalah untuk diri sendiri bahkan untuk sekitar. Senantiasa merekonstruksi diri dengan perbaikan jasmani dan rohani serta pemikiran. Bagaimana bisa menjadikan bumi ini lebih baik dan berjuang untuk membumikan Islam.

Perberbanyaklah mencari belak untuk akhirat dan segeralah meminimalisir hal-hal yang menjadi sandungan akhirat.
-arma setyo nugrahani-

Friday, August 12, 2011

Menemui kesepian

Tak teraba hari
Hanya sosoknya tanda kebungkaman diri
Sarat jingga dalam senja
Temaram mengelompok
Meniti kebisingan
Yang tak lama kan tenggelam dalam sunyi

Dia berdiri
Diantara mega-mega dunia
Salju dan keanggunan tak terbias kata
Namun kegundahan tetap raja
Mengusik senyum dan kekuatannya

Dalam dunia tak meragu
Namun langit punya kehendak
Menitihkan air mata dalam hujan
Meniti sendiri senja dan melodi kesepian

Temaram membahana
Siklusnya buat sipapun jengah oleh keadaan
Walau ada harapan
Dia tetap diam

Semarang. 12 aguatus 2011
03:27 am










Wednesday, August 10, 2011

Masih tentang aku..

Setidaknya aku tak merasakan mereka yang di bom bardir amerika di sudut ruang hampa di bawah reruntuhan tanpa cahaya dan sekedar bergumam doa saja sudah menggigil. Atau mereka yang di kekang oleh penjara pemikiran mereka yang hilang saat orde baru karena memiliki pemikiran berbeda lagi terlalu fulgar oleh perubahan dan perbaikan.

Kenapa aku jadi lupa pada masaku sendiri dan posisiku. Hanya seornag mahasiswakah yang belajar yang benar, IP bagus dan lulus tepat waktu lalu bekerja layak. Mungkinkah benar kata-kata seorang teman yang menyindirku keras saat sekumpulan anak tengah berbincang selepas bermain basket di sela ujian praktek akhir SMA.

“hey perempuan, mau kemana kau selepas ini”
“ hehe.. Alhamdulillah sudah diterima di unnes.. tinggal nunggu kelulusan dan nantinya saya merantau di tempat asal si tompel” ucapku sebari menyikut salah seorag temanku. Di lanjutkan dengan tawa bahak seluruh manusia yang ada disitu.
“ pegawai negeri”
“ amin.. arahnya kesana.. pengen jadi guru gue” ucapku kemudian di selingi oleh celetukan anak yang lain.

Namun yang ku tak tahu dari salah seornag temanku itu adalah dia dan pemikirannya mungkin telah lebih apatis dan lebih ‘gila’ dariku. Di jawabnya mimpiku dengan celetukan yang hingga kini tak ku lupakan.

“ rupanya teman kita ini hendak jadi antek pemerintah kawan, yang bungkam karena takut tidak naik pangkat”

Jahat, aku yang tak tahu apa-apa jelas hanya manyun saat itu. Mana ku tahu selepas itu aku jadi sutradara di pentas teater di Institut Seni Indonesia di jokjakarta dan malah memerankan sebagai korban kekejaman masa orde baru di tahun 98. Dan dia yang kini mengejar mimpinya sendiri masih menyuburkan pemikirannya . terlihat dalam status dan tulisannya yang tak pernah lepas dari apatis dan kekonyolan khasnya. Dia yang tumbung dengan buku dan selalu membawa buku nampaknya belum mengenal agama lebih jauh. Namun apa yang di ketahuinya adalah sebentuk penghambaan lain yang tak kita ketahui. Padahal Tuhan kami di ktp sih sama.. Allah.

Tapi kenapa dia hanya melihat kolam pengetahuan agamaNya hanya sekedar melirik. Tak kah dia sedikit saja mau tahu tentang kolam pengetahuan itu. Mendekat lebih dekat. Mengetau lebih jauh tentang ikan yang ada, tentang tumbuhan yang di dalamnya. Tentang gurami yang enak di bakar. Bukan hanya sekedar melirik saja.

Dia yang selalu membuatku tersenyum sekaligus mengerutkan dahi saat membaca tulisan atau bahkan hanya statusnya tak pernah membiatkanku berdiam untuk tidak menanggapi. Menjadi dirinya dengan keluarga itu akan membuatnya di bebaskan untuk berpikir. Dan teater yang jadi pelampiasannya warisan orang tua. Atau bahkan dari sorot mata kekecewaan dan kebiasan kosong yang tak sekali ku lihat di sebelah musola sekolahan.

Seperti aku yang terbebas dalam berpikir dan berkontribusi disini apa dia juga mendapatkan tempat yang memahaminya di tempatnya sekarang. Adakah yang masih di celanya untuk sekedar berbicara apa yang dipikirkannya. Adakah yang melihatnya menangis tanpa sebab di belakang taman ruang seni. Adakah yang memberikan sekedar air putih untuk kembali segar selepas pelajaran geografi yang membuatnya tertidur.

Temanku yang aneh dan gila..
Teman yang seenaknya dan tak tahu aturan
Ya’

Temanku yang jujur dan baik,
Kritis pada keadaan bukan hanya soal menerima..

Semarang 9 agustus 2011

Aku??

Apa artinya tulisan ini ketika aku menulis dan akhirnya tak berbalas hati oleh inginku sendiri. Hanya ingin menenggelamkan diri pada sisi yang tak ku inginkan untuk di ketahui yang lain saat umur membuatku kembali menengok kebelakang. Mencari kebenaran hakiki dari sebuah pengalaman namun yang ku temukan hanya siluet yang membuatku mencari dan mencari lagi.

Bahwa apa yang membahana di hatiku saat ini apa salah?keterus teranganku pada diriku sendiri apa akan membawa kebenaran yang tak ku ketahui kenampakannya. Mengapa serangkaian buku membuatku tenggelam dan terkatung dengan ideologi dan pemikiran penulisnya.

Dan aku terbawa apa tak mengerti tentang mimpiku sendiri. Sekali lagi biarkan aku singgah dalam hari yang tak kutemukan ketentuannya. Biarkan aku tenggelam dalam alam yang tak ku ketahui alasannya. Namun diam yang menyebabkan aku takluk oleh kebungkaman. Biarkan aku larut namun tak jua bisa bicara tentang hari. Menjelmakan raga dan kepastian dalam embun yang akan ku gemari kehadirannya.

Jangan sekali mengenalku. Kau akan temukan banyak hati diantara lakuku. Antara bagaimana menjadi seorang bu inggit yang ditinggalkan bung karno di gerbang kemerdekaan , melepas seseorang yang di cintai dan melepas pengapdiannya atas gadis ranum yang ditemukan bung karno di pengasingan.

Aku bahkan tak tahu banyak tentang seorang pipit senja yang mencekam malam dengan gelimang darah dan kesakitan luar biasa saat darahnya mengalir berbalik ke infus dan menjadikan air infus itu merah pekat oleh darahnya sendiri.

Mengapa aku pernah merasa menjadi seornag sudirman yang merasakan sakit luar biasa di dadanya saat di tandu oleh segerombolan orang membelah malam dalam usik tak berkentingan jika ia duduk di rumah untuk sekedar istirahat tanpa pengobatan.

Kenapa aku selalu dan selalu ingin jadi aisyah yang dicintai Rosulullah melebihi istrinya yang lain. Yang selalu di cium pipinya karena kasih dan sayangnya yang selalu berlebih. Dan tercurah tanpa batas tanpa mengurangi cinta pada bidadarinya yang lain bahkan terhadap siti khodijah dan bidadarinya yang lein apalagi umat yang selalu dalam baris cintanya.

Kenapa aku merasa terlibat hati menjadi seorang laisa yang tenggelam dalam tulisan tere liye.. yang mencinta adik-adiknya melebihi dirinya sendiri. Yang melepaskan diri dari dunianya untuk kehidupan lebih baik adik-adiknya. Mungkinkah ada rasa lain saat sakit di dadanya itu tak pernah membuatnya terbersit kecewa pada langkahnya sepanjang kehidupan yang di lantunkannya untuk senyuman adik-adiknya dan untuk sekedar melihat kunang kunang malam di paris dan kebungkaman dunia di negeri lain.

Kenapa aku sering menjadi orang lain saat membaca. Menjelma dalam diri seornag syahrir dan pemikirannya. Hingga dalam pertengkaran diamnya dengan soekarno akhirnya dia tak punya kelebihan untuk sekedar memberikan nasehat. Atau hatta yang akhirnya mundur teratur dengan kesepiannya mengurusi diri dan pecahlah ‘duo’ itu.

Atau nama lain yang akan membuat semua orang tercekat saat soeharto yang kiranya dianggap sebagai biang keladi diantara tragedi dan hutang Indonesia setidaknya pernah menjadi bapak pembangunan dala situasi negara yang damai namun mencekam. Siapa yang mengira sosok itu yang si elu-elukan massa saat kenaikannya akhirnya di tumbangkan rakyat pula saat turun tahta. Dua Soekarno dan Soeharto.

Ini mungkin hanya tulisan. Hanya imajinasi seorang yang duduk di kamarnya , sendirian, dipenghujung hari dan penantian permulaan hari esok dan sahur yang ingin di lewatinya selagi masih ada waktu dan nafas untuk menjalaninya.

Mungkin ini hanya sebuah ungkapan hari untuk seoang pembaca dari banyak tulisan dan artikel yang dibacanya serta cerita dari banyak orang tentang keterlibatannya tentang masa lalu. Atau ini hanya gurauan dan kicau tak berarti untuk kalian yang kini dengan tak sengaja tau malah membuang waktu saat membacanya.

Namun aku sendirian disudut ini. Bersama segelas teh hangat tanpa gula dan alunan nada pengusir sepi yang malah di minta dimatikan karena membuat merinding tetangga sebelah kamar. Dan yang ku lakukan hanya terus dan terus mencoba tersenyum saat ini terjadi.

Semarang, 9 agustus 2011

Hanya canda dunia..

Mengapa aku dulu sering miris sendiri saat tengah tergelak di tengah canda teman sebaya namun ditanganku tak lepas bacaan yang mengutip peristiwa dan ketimpangan tentang kebobrokan bangsa.

Yang karena itu aku dipandang aneh dan terkadang di kucilkan di sudut kelas karena tak diberi uang sangu oleh ibuku. Perasaan sendiri dan terdiam inikah yang juga pernah di alami mereka. Yang murni berpikir bukan karena diberi uang. Mereka yang sadar namun ingin bertindak bukan hanya sekedar mmebuang kesadaran mereka.

Pemuda peradaban bernama soe hok gie di sudut kamarnya yang temaram, soekarno di penjara dan tan malaka di perenungannya. Siapa aku mencoba meneliti hati mereka, sedangkan uang saja aku masih membebani ibu dan bapak yang kadang harus mengikat sabuk lebih kuat untuk membayar kuliah.

Terlibat dalam malam, seringnya aku berpikir tentang mereka yang berjuang di tanah kebun itu dengan gulir-gulir keringat hanya di tangguhkan dengan balasan seadanya. Namun yang dipilihnya sebagai wakil rakyat malah tertidur di kursi nyaman menjual pilihan rakyat dan meletakkan harapan rakyat di awang-awang gedung yang hijau itu.

Kenapa aku tak bisa menjadi anak yang biasa saja yang berpikir tentang canda dan kehidupan mereka sendiri. Dan lebih kerap menggigil di sudut kamar kamar oleh terkaman pemikiran yang membuatku kadang tak terkendali oleh diriku sendiri dan menenggelamkanku dalam kebingungan tanpa alasan. Apa aku yang terlalu aneh untuk mengetahui semua ini, aku yang lebih suka memandang temaram senja dan menempatkannya dalam kesunyianku sendiri.

Ketika hatiku berkata dan bertindak, disanalah aku menemukan Islam dan keteduhannya. Hingga perjanjianku dengan hati tak menampakkan apa yang sering di serukan ibu karena aku tak biasa. Aku memang tak biasa, bahkan ibu yang memelukku erat saat aku panas dingin untuk sekedar menentukan sikap pada keputusanku berkerudung.

Apa yang membuat itu terasa berbeda dan memiliki arti saat si cantik, Al Quran pink yang selalu menemaniku di sepanjang perjalanan ini menjadi tak lepas dari tetes dan tetes air mata yang ku curahkan sebagai pencerah diri hingga akhirnya terobati sendirinya. Apa yang membuat hatiku tersenyum lebih cerah ketika melangkah menuju masjid setiap subuh tiba dan mengabadikan satu doa pada langit bertabur bintang nan langit yang bersih itu.
Ataukan aku tak pernah tahu..
Atau hanya pura-pura untuk tidak mau tahu..

Semarang, 9 agustus 2011
22:40 pm

Pandanganku..

Dulu sebelum jauh mengerti tentang dunia aku sering mengibaratkan ketimpangan sosial ini menjadi sebuah ‘tumbal peradaban’. Orang dinyatakan kaya karena ada orang miskin dan sebaliknya. Atau ketimpangan sosial hanya sebuah kamuflase kebodohan dan kemalasan seseorang pada ke pesimisan kehidupannya?

Menjelajah pada yang terjadi dahulu tentang sejarah dunia bukankah selalu ada pergolakan. Bahkan itu masih terjadi di era saat ini termasuk pada saat mubarok turun tahta dan tengah menanti imbal impas atas apa yang di lakukannya.

Namun aku terlalu tak banyak tahu . Jadi penjelmaan dan penerjemahaman tentang suatu peristiwapun belum bisa sepenuhnya bulat utuh. Melihat rumah di pinggir sungai itu, meniti langkah di tengah pengemis yang berjajar itu atau suara kecrekan pengamen kecil yang wajahnya mengiris hati namun faktanya sering menipu lewat bisnis yang dilandasi dengan kata ‘kemiskinan’.

Semarang, 9 agustus 2011
22:09 pm

Soe Hok Gie dan pemikirannya..

Entah gerangan apa yang membuatku kembali tenggelam dalam pedar cahanya temaram penulis ini. Dan ketika malam menjelang selepas tarawih dan tilawah menyelesaikan target hari ini akhirnya aku memutuskan untuk menenggelamkan diri dalam pemikiran pemuda yang lahir di era pergolakan.

Sejenak menerka pemikirannya. Setiap kata menjadikan apapun dan siapapun pembacanya mengikuti alur dari kehidupan sesok yang lahir di arena peradaban yang mungkin lebih kompleks dari saat ini. Dengan keterbatasan dan dikamarnya yang temaram dan penuh nyamuk , mesin ketik itu tak berhenti berbisik berselisih dengan angin malam jakarta yang menyongsong penantian peradaban Indonesia yang lebih baik. Namun sekian tahun berlalu apa harapan pemuda itu sia-sia? Apa dia tetap sendiri dalam dunianya sendiri?

Ada tulisannya yang menggelitik dan sungguh ada yang berjingkat di hatiku.
“kebenaran cuma ada di langit,dan dunia hanyalah palsu,palsu”

Tak perlu mengangkat kata-kata yang lain, kalimat itu cukup menjelaskan bagaimana dia berdiri sendiri. Mendedikasikan pemikirannya dengan menyelesaikan peristiwa dalam filsafat, agama dan politik. Luar biasa. Jika itu tertuang dalam langkahnya yang tak di batasi oleh fakta bahwa ia mati muda.

Semarang,9 agustus 2011
21 : 29 pm

Tuesday, August 9, 2011

Senja di Wonosobo..


Perjalanan panjang, kelelahan yang luar biasa namun bertabur pengalaman tak terlupakan. Seharusnya memang kita punya waktu untuk berjalan pelan. Menikmati hari, mengabaikan logika dan menempati sudut diri yang mungkin tak diketahui yang lain.

Aku suka menikmati senja sendiri. Temaram hari menyajikan kesenjangan yang mungkin tak bisa di miliki saat ditengah gempita keseharian. Dan wonosobo punya cara untuk membingkis semuanya dalam senja dan kehidupan siapapun penikmatnya.

Ketika ada siluet yang tertinggal disini. Hanya berpijak pada sebuah anggapan bahwa sandaran diri hanya padanya. Ketakutan tentang kehilangan dan kepergian bukanlah sebuah penghalang. Dan itu yang terjadi. Pengiring diri yang selalu ku genngam erat atas cinta purnama yang tak akan ku bagi selain pada waktu yang tepat nanti.

Dan saat ini berjalan pelan menikmati senja di wonosobo..
Mengiringi pencitraan mentari yang tengah akan kembali ke peraduannya. Mengijinkan malam menjelang dan gelapnya membahana di sekitar. Namun sebelum itu, biarkan aku punya sedikit waktu untuk melepas segalanya.

Senja di wonosobo.. punya cerita tentang keiklasan dan pengorbanan seseorang. Ketika tak seorangpun mampu meraba hari. Dia mampu menjelma dalam kutup dan menjadikan perbedaan dalam pemikiran dan menginspirasi banyak orang termasuk aku.

Senja ini..
Ijinkan aku menjelaga hati..bukan tentang apa dan siapa.. namun tentang bagaimana dia menemukan jati diri di kota ini..

Senja ini..
Menikmatinya hanya sebuah cara untuk melepaskan dan menerima apa yang datang dan pergi..

Senja ini..
Di wonosobo ini..
Selalu punya cerita tersendiri..

Wonosobo, 8 agustus 2011
‘bersama senja’

Bingkisan yang Arma inginkan


“mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok, bertukar dengan ikhtiar dan doa”
-arma setyo nugrahani-

Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah..
Karunia yang tak tergantikan akan selalu ku syukuri ketika bangun lagi di pagi hari. Menghidup udara pagi yang menyajikan kesejukan dan kesempatan untuk menjalni hari baru. Terhampar berjuta pangalaman yang kian hari lebih dan lebih untuk di pelajari. Dan hidup adalah agenda Allah untuk menjadikan kita enjadi lebih baik di hari depan. Sesuai dengan ikhtiar yang kita lakukan.

Subhanallah..
Telah menjalani hidup kurang 19 tahun kurang beberapa jam ini.. semoga tak menjadikan kesia-siaan dalam hal apapun dan kapanpun itu ketika aku bermuhasabah atas hidup yang kumiliki. Singkat cerita dan perjalanan ini semoga adalah sebuah realita yang menjadikan perbedaan hari bukan hanya sekedar berubah namun mengadakan perbaikan. Malam menjelang ini adalah sebuah perumpaan dan kanfas hari yang sedikit memberikan jeda kita untuk meng ‘evaluasi’ apa yang telah kita lakukan. Begitu pula dengan keadaan dan saat dimana kita belajar untuk menjadi guru bagi diri sendiri. Penilai yang objektif pada setiap langkah lagi keputusan yang diambil.

19 tahun yang cepat..
Hidup adalah persinggahan dalam panjangnya perjalanan. Dan menginjak umur yang tak lagi muda walaupun belum juga di sebut tua juga. Proses itu terus berlangsung. Dari bagaimana belajar tentang banyak hal. Mulai dari mengenal hingga kemudian mengambil keputusan. Kini seriap langkah bukan hanya soal sekarang namun juga esok dan kelak. Dalam tempo yang tak lagi bisa di tawar, hidup tak mengijinkan kita berleha-leha dalam kelalaian dan ke bebasaan kesempatan. Setiap detik menjadi berarti dan memiliki banyak waktu senggang adalah kecerobohan kita dalam memanajemen waktu sehingga terjadi kesia-siaan.

Tahap demi tahap
Proses pendewasaan diri ini, mempengaruhi berbagai hal. Terutama bagaimana sebagai seorang yang terus dalam pembelajaran menempatkan diri dalam alur peradaban yang menantikan kontribusi pemudanya. Dan perkenalan tentang gerakan memberikan sebuah pengetahuan luar biasa. Pemikiran dan kebebasan yang dalam alurnya memberikan waktu dan kesempatan untuk berkembang. Proses menjadi pribadi yang bukan hanya memikirkan hal yang bersifat dan arah yang sempit namun lebih luas lagi.

Tentang diri sendiri.
Dalam perjalanan ini bukan berarti aku tak berpikir tentang bagaimana diri ini kedepan. Target hidup yang menjadikan kita akan mampu berjuang dan berkorban demi target kita menjadi motivasi hidup. Bukan berarti melalaikan apa yang ku miliki dan menjadikan aku lupa pada hakekat seorang anak dan seorang perempuan. Namun pada dasarnya, proses ini adalah pembelajaran tentang banyak hal . termasuk tentang bagaimana menjadi seorang muslimah yang lebih baik lagi. Bukan hanya sebagai seorang yang biasa, namun juga tidak ‘menjadi’ seseorang yang terlalu membanggakan diri menjadi luar biasa. Semua adalah proses dan proses membutuhkan waktu. Itu yang kadang terasa berat dan kita lalaikan.

Dan demikianlah ekspresi seorang arma setyo nugrahani dalam menghadapi 19 tahun umur yang telah berlalu. Bagaimana menanggapi apa yang ada dan selalu berusaha dan berikhtiar tak lupa dengan doa akan segala sesuatu yang lebih baik di hari depan. Berbicara tentang hari kelahiran, banyak orang benginginkan hadiah. Namun untukku, hanya ingin sebuah bingkai doa dan ketulusan atas doa yang dipanjatkan.

Ramadhan ini memberihan hamparan ruang pada doa yang dikabulkan. Maka mohon doa untuk cita dan target yang telah arma mulai langkahnya. Meminta keiklasan doa untuk kemudahan di hari depan dan kelapangan atas apa yang datang dan pergi. Doakan agar arma bersabar akan segala sesuatu yang menjadi sebuah ganjalan hati. Doakan agar tetap istiqomah di jalanNya. Dan menjadi seseorang yang menginspirasi bumi tanpa ditangguhkan akhirat.

Dalam setiap hadiah itu adalah sebuah ketulusan doa yang di kabulkan oleh ilahi.dalam ramadhan ini, dalam banyak hal tentang apa yang telah terjadi dan teka-teki tentang takdir kedepan.

Terima kasih pada ibu dan bapak, atas cinta dan pengorbanan yang tak akan pernah bisa arma ungkapkan dan bisa arma gantikan oleh apapun. Hanya doa dan ikhtiar arma untuk mengabadikan sebentuk senyuman dan semoga ridho Allah akan selalu menjelma dalam setiap kehidupan. Pada adik kecilku , Bima Ardian Syah, si kecil yang senantiasa menjadi sosok lain dari sisi hidup yang tak akan pernah aku tinggalkan. Keluarga besar yang selalu dan selalu menjadi motivasi dan selalu memberikan banyak semangat yang akan menjadi bara yang membuat arma akan terus bertahan.

Terima kasih pada lingkaran kecilku dan pada teh MR yang akan selalu dan selalu ada (maaf menjadi adik yang cengeng dan manja di hadapan kalian) , namun kalian adala keluarga kecil yang akan selalu memelukku selalu akan menjadi sandaran dan pelengkap hari yang mengabadikan berjuta syukurku dalam setiap doa dan senyuman untukku, syukron. 

Terima kasih pada senior yang memberikan berjuta pengetahuan, pemikiran, dan arahan yang membuat arma menjadi berpikir dan memiliki lebih banyak waktu untuk bersyukur tentang apa yang arma punya. Tentang hari ini dan kelak. Terima kasih tentang kebebasan dalam koridor tentang pemikiran dan keputusan kedepan.

Dan kalian adalah bingkisan Allah yang menjadi hadiah yang terindah di hidup ini. Kalian adalah bingkisan yang tak ternilai dan kalian memiliki berjuta hadiah yang telah diberikan bahkan sebelum arma menjadi usia 19 tahun. Dalam 19 tahun ini,semoga target-target itu tercapai. Semoga perpustakaan kecilku bisa tercapai, semoga bisa ke Aceh.. dan semoga...


“Hal yang indah dan bermakna, tidak selamanya datang dari segala hal yang bahagia...”
-arma setyo nugrahani-

Sunday, August 7, 2011





Indonesia Belum Merdeka



Ada banyak hal yang sepatutnya menjadi hal yang di syukuri dalam hidup . bahkan itu adalah hembusan nafas yang saat ini kita miliki. Coba berapa banyak kita keluarkan saat ada di rumah sakit dan harus dibantu oleh oksigen?

Ketika salah seorang senior berkata ‘ segala macam masalah itu sebenarnya di konsep oleh otak kita, masalah sekecil apapun namun otak mengkonsep besar maka menjadi besar dan beratlah masalah itu , dan sebaliknya pun demikian’. Entah kenapa aku hanya tersenyum saat ia berkata itu dan dia hanya berkata ‘ senyum itu tanda mengiyakan’ tambahnya kemudian.

Sungguh hal yang sama terjadi di banyak orang. Bagaimana kita selama ini kadang berpikir terlalu ‘mendramatisir’ masalah dan apa yang terjadi di sekitar kita. Kita terkondisikan untuk berpikir hal-hal yang kecil dan sepele sehingga hanya berkutat dengan masalah kecil saja sudah uring-uringan.

Pengkondisian atau mengkonsep pemikiran kita atau lebih familiar disebut ‘mind set’ itu sama pentingnya dengan mencari solusi masalah. Bahkan mengkondisikan pemikiran kita itu lebih utama dilakukan. Saat kita telah mengkondisikan pemikiran kita dengan pemikiran dan masalah yang besar dan pemikiran serta mimpi yang besar, maka masalah kecil bukanlah hal yang perlu kita anggap berat. Bukan berarti meremehkan masalah , namun tidak menjadikannya beban berarti yang membuat kita lumpuh hanya karena hal yang belum seberapa dari apa yang kita bisa selesaikan.

Sebagian besar dari kita hanya berpikir dan berkutat dengan pemikiran sekitar . masalah masalah tentang ‘ aku’ tanpa berpikir bahwa ada masalah yang jauh lebih penting dari itu, masalah tentang kami, kita , gerakan bahkan dunia. Dan mahasiswa bukanlah orang yang memiliki pemikiran yang hanya memikirkan hal-hal yang dalam tingkat ‘aku’ , kita adalah kelompok dengan tempat strategis untuk mengutarakan perubahan dan pelakuperubahan serta adalah seorang yang bertanggung jawab pada perubahan itu.

‘Agen of change’ mungkin kanya tersengar sebagai agent saja. Hanya kelompok yang melaksanakan perubahan , tanpa tahu apa yang berubah tanpa berpikir bagaimana berubah, mengapa berubah dan bagaimana setelah perubahan itu terjadi. Mungkin itu yang menyebabkan Reformasi 98 hanya sebuah perubahan yang ‘mungkin’ memang berubah. Namun pematik perubahan itu siapa dan bagaimana keadaan setelah perubahan itu sendiri belum terkendali.

Oleh karena itu banyak hal yang menjadi PR kita bersama dalam menghadapi gelombang perubahan yang harus segera di lakukan. Bukan saatnya mahasiswa diam. Gerahan kecil yang bermanfaat harus dibangun. Karena gerakan besar diawali dengan hal yang kecil. Pembuktian bahwa mahasiswa bukan hanya sebagai agent saja, namun juga pencipta perubahan dan sosok yang bertanggung jawab untuk mengelola keadaan selepas perubahan itu terjadi.

Jauh pemikiran kita tentang perubahan dan negeri yang bebas dari penjajahan belum berakhir ketika negara kita proklamasi tahun 1945. Faktanya kita masih di jajah secara moral dan ekonomi serta budaya dan lain sebagainya. Bangsa Indonesia belum berdeka tentang aset bangsa yang masih dikuasai oleh pihak asing. Indonesia belum merdeka saat KKN masih merasa di segala sendi kehidupan. Indonesia belum merdeka saat masih ada yang tinggal di kolong jembatan sementara yang lain melah mabuk-mabukan di gedung bertingkat.

Indonesia belum merdeka.

Semarang, 6 agustus 2011
23 : 19 PM

Refresh Our Mind (ROM) Panitia PPA 2011 Fakultas Ekonomi


Siang ini ada yang berbeda dari sudut kampus yang mulai sepi dari aktivitas akademik yang memang dapat di maklumi apalagi saat tiba waktu liburan. Namun perbedaan tajam terjadi saat beberapa orang yang mengikrarkan diri untuk masuk dalam suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengkondisikan mahasiswa baru dan bentuk pengenalan lingkungan kampus sampai kehidupan kampus itu sendiri.

Panitia PPA 2011 Fakultas Ekonomi kali ini mengadakan kegiatan berbeda dalam rangka memperkokoh dan menjalin rasa kebersamaan yang lebih untuk para anggotanya. Sehingga di putuskan kegiatan Refresh Our Mind menjadi kegiatan yang tak lepas dari suatu fase yang ditempuh untuk lebih memberikan aura kebersamaan dan kekompakan antar anggota.

Sudut kampus di sebelah PKMU atau Gedung Student Center nampak lebih ramai dari biasanya lengang. Sabtu siang tanggal 6 agustus 2011 ini kegiatan ROM diselenggarakan bersama dengan agenda buka bersama panitia PPA 2011 Fakultas Ekonomi.

Acara ini dibuka oleh Ardias sebagai Mc dan pembukaan serta sambutan di sampaikan oleh Wikhan Wildan sebagai ketua panitia PPA 2011. Hal yang berbeda saat pembicara atau sebagai pematik motivasi kali ini mengundang seorang tokoh kampus dari fakultas FMIPA, Lukman hakim.

Perbincangan senior dan diskusi singkat itu menjadi salah satu pencerah kami. Mengupas tentang bagaimana menjadi tim yang kompak dan dapat menjalin sebuah komunikasi sehat di dalam organisasi. Bahwa organisasi yang sukses di awali oleh adanya komunikasi yang seimbang antara anggotanya. Semua anggota memiliki waktu dan hal yang sama dalam menyampaikan pendapat. Hal itu menjadi sebuah hal yang penting saat kepanitian ini membutuhkan komitmen dan kesediaan dalam mengorbankan banyak hal untuk kesuksesan PPA 2011.

Dalam sebuah kepanitiaan atau organisasi, masalah dan konflik adalah hal yang biasa. Bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak pemikiran dan pendapat yang berbeda. Maka dari itu dibutuhkan adanya pengertian dan karakter anggota yang melalaikan sikap egois dan pemikiran yang hanya mengedepankan tentang ‘aku’ namun menggantinya dengan kata ‘ kita’. Hal ini sama halnya dengan belajar tentang membentuk karakter seorang pemimpin dalam diri sendiri, sebagai pengendalian dan kestabilan diri. Begitu pula dalam belajar menjadi pribadi yang siap untuk ditempatkan di masyarakat yang kulturenya bahkan jauh lebih beragam dari visualisasi di organisasi kampus saat ini.

Motivasi adalah hal yang penting. Saat komitmen dan kontribusi di butuhkan dalam sebuah kepanitiaan. Motivasi menjadi bahan bakar yang akan terus dan terus menyalakan api semangat dan api ke istiqomahan dalam menjalankan tugas dan amanah yang ada dalam kepanitiaan. Maka dari itu saling menghargai dan mempu menempatkan diri dengan porsi yang benar adalah salah satu cara dimana kita belajar untuk tidak meremehkan dan iri dengan anggota yang lain.

Acara dilanjutkan dengan sholat ashar di mushola rektorat dan kemudian games yang di adakan untuk membangun rasa kebersamaan dan kerja sama antar anggota. Hingga tanpa terasa hari menjelang senja dan saat berbuka puasa menjadi penutup atas acara Refresh Our Mind.

Diskusi kecil yang membangun sendi demi sendi kebersamaan dan motivasi itu menjadi sebuah pematik. Dengan demikian banyak hal yang di dapat dan menjadi sebuah bekal untuk menjadi awal. Kesuksesan acara ini bukan dinilai dari telah terlaksananya acara ini, namun lebih jauh bagaimana kinerja dan bagaimana anggota panitia PPA 2011 dapat mengaplikasikan apa yang di dapatnya.

Besar harapan panitia ROM yaitu GO dan PH bahwa acara ini bukan hanya sekedar pengisi waktu namun dapat menjadi pembakar dimana kepanitiaan ini kian solid dan menjadi panitia PPA yang ideal dan dapat menjadikan acara PPA yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

‘ketika anda hanya berpikir tentang masalah, anda tak akan berpikir tantang solusi dan pengalaman yang anda dapatkan”
-arma setyo nugrahani-

Semarang, 6 agustus 2011
22:54 pm

bukan nanti tapi sekarang.


Ketakutan adalah musuh terbesar saat akan melakukan sesuatu yang baru. Namun pernahkan berpikir bahwa ketakutan adalah awal dari perubahan menuju kebaikan atau bisa disebut dengan perbaikan?

Sebagian besar dari kita selalu berpikir tentang hal yang negatif. Berpikir hal yang bahkan sebenarnya adalah hal yang bahkan tidak akan terjadi. Namun segala macam alasan menjelmakan bayangan negatif yang memperngaruhi hidup kita. Dan merasa atau tidak, lengkah kita pada perubahan juga dipengaruhi dari pemikiran itu.

Saat melakukan langkah awal dalam sebuah perubahan ribuan pemikiran negatif datang pada kita. Hal itu yang biasanya menyebabkan ketakutan kita menjadi penghalang. Namun pernahkah kita berpikir bila sebagian besar dari ketakutan itu tidak akan terjadi. Dan perubahan itu akan terjadi jika kita melangkah dan memulai.

Memulai mungkin hanya tahapan awal dari sebuah peruban . memulai adalah pintu gerbang dari berbagai kejadian yang menarik di depan. Perubahan mungkin ahanya dimulai dari orang-orang yang berani berbeda dan menantang hal yang berbeda. Ornag yang berani menantang ketakutan mereka. Dan Indonesia membutuhkan orang-orang itu.

Indonesia setelah sekian tahun merdeka balum juga sesuai dengan ‘ kemerdekaan’ yang diinginkan oleh para pejuang kita. Secara fisik kita telah merdeka, namun secara akan dan intelektual jelas kita masih terjajah. Dalam hal ekonomi, aset negara kita masih dikuasai pihak asing. Dalam segi budaya kita masih mengagung-agungkan ; barat’ dengan aksen modern sebagai pembenarnya.

Indonesia belum juga merdeka saat reformasi. Reformasi yang di ibaratkan menjadi gerbang pembaharuan kini hanya meninggalkanb sisa sejarah yang melahirkan berbagai tahapan hidup yang tak jauh beda. Kemiskinan masih membahana, pemerintahan masih di dominasi KKN, masyarakat masih tak karuan dan kesehatan masyarakat yang terabaikan.

Apakah pemuda hanya bisa diam dan diam. Indonesia sudah cukup dengan perstasinya di luar negeri dalam bidnag intelektual dan teknologi namun apakah itu dimaksimalkan oleh pemerintah. Penemuan dan mahasiswa berprestasi apakah hanya sebagai aksen dan gelar yang mengkadirkan kebanggaan dan hanya sebagai tingkatan tinggi.

Kembali menghadapi bulan dimana proklamasi di proklamirkan , apakah kita tidak malu? Setidaknya merasa ‘kecewa’ karena dengan kekecewaan itu timbul rasa ingin adanya perubahan. Mahasiswa bukan hanya kaum belakang layar yang berpikir tanpa aksi, namun juga bukan kaum jalanan yang aksi tanpa berpikir. Kita adalah kaum intelaktual yang melakukan aksi dengan pemikiran dan perencanaan yang jelas.

Dan Indonesia membutuhkan perubahan kita sekarang. Tak ada kata menunggu dan menunggu, cukup sudah kita melihat derita rakyat. Adanya keseimbangan dalam berpikir dengan intektualitas sebagai sivitas akademika dengan aksi nyata dalam perubahan adalah hal yang harus dilakukan. Karena perubahan besar dimulai dari hal yang kecil. Mulailah dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulailah sekarang.

Semarang, 6 agustus 2011
23: 40 pm

Friday, August 5, 2011

subuh ini..


subhanallah sekali..
saat ibu sebenarnya sangat menyanyagiku. tak ada celah antara cintanya dengan ketulusan. yang hanya tak pernah dan terkadang tak kita tahu. kadang sebagian diri ini hanya emosi. hanya sekedar melihat penampakan tanpa tau apa yang sesungguhnya jadi arti. itu yang ku rasakan. semuanya berjalan pelan. hari hari ini terasa begitu mengagumkan. perbincangan antara aku dan ibu. antara anak dan ibunya. antara putri dan ibunya.
aku tak terkadang lupa. pada anugrah dan bingkisan Allah yang penting . yang kadang terlupakan karena terlalu larut pada langkah dan peraduan untuk mengejar mimpi. aku lupa pada rumah yang selalu memberiku kasih dan sayang yang tak bertepi. lupa pada ibu yang selalu menanti akhir pekan untuk sekedar bercerita di bawah temaram malam untuk membingkai cerita dalam obrolan kami.
dan kadang aku hanya berpikir tentang 'aku' bukan 'kami'. aku hanya putri yang masih belajar. menapaki jejak demi jejak hidup. belajar bermimpi. belajar mengelabui diri dengan segala kesulitan namun akhirnya di hadapkan dengan hal yang sama dan terkadang tersungkur larut dalam kelemahanku sendiri.

kini. ketika ibu mengutarakan keinginannya untuk 'memilikiku' kembali. kenapa aku harus merasa ini adalah suatu yang aneh. ibu hanya ingin mengambil haknya sebagi seorang ibu dari seorang putri yang di sayangnya. yang di kasihinya. yang di timangnya dan di doakannya setiap malam. ia hanya mengambil haknya untuk memelukku saat tertidur. memberikan wejangan hidup yang tak mungkin ku dapatkan dari buku paling bijak manapun.

ibu hanya ingin memiliki sisa waktu dimana ia dapat kembali memiliki putrinya yang tengah tenggelam dalam kesemangatan dan keinginan untuk belajar dan berkontribusi.apa yang salah dari itu?
arti dari sebuah ketulusan dan merupakan bentuk kongkrit dari kasih yang ingin dan ingin selalu di tampakannya dalam bentuk segalanya dari sms sampai telepon. dari mulai makan hingga minum obat.

dan mungkin ia tak ingin kehilanganku lebih cepat. tak ingin kehilangan waktu untuk memelukku lebih lama. tak ingin membiarkan waktu ini menjadi kian dan kian sempit untuknya berujar dan memberikan cinta pada putrinya.

dan apa yang harus aku lakukan saat amanah sudah di depan mata. saat berjuta mimpi telah ku tuliskan. saat perjuangan telah ku mulai. saat kontribusiku di tunggu. saat aku ingin belajar dan menjadi diri yang lebih dan lebih baik lagi.

bukan aku..
Allah akan memberi jalan..
seperti hembusan subuh ini yang menjalinkan segala keinginan dan bingkisan Allah pada hari-hari ramadhanku kali ini.
ya.. bulan ini umurku berkurang satu tahun. terlepas dari berapa jumlah sisianya. aku hanya ingin kembali merefleksikan semua kesungguhanku dalam langkah..
subuh ini jadi saksi. saat sunyi menjelma dalam kebimbangan yang tak berbentuk namun terasa menyesakkan.

bulan ini..
ku harap ada dan mendapat banyak doa..
untuk sekedar punya cinta yang purnama untuk mencintaiNya.
melukiskan syukur pada langkah dan keiklasan..

subuh ini..
bulan ini..
waktu ini..
semoga masih cintaku..
masih purnama milikNya..

magelang..
5 agustus 2011..
04:05